Dream - Suhu panas melanda sejumlah wilayah di Pakistan dan India. Dia Provinsi Sindh, Pakistan, menurut pejabat setempat pada Senin lalu, suhu bahkan mencapai 52 derajat Celcius.
Temperatur ekstrem memang melanda sejumlah negara di Asia beberapa bulan terakhir. Para ilmuwan mengatakan suhu ekstrem itu merupakan akibat perubahan iklim global.
Di Mohenjo Daro, kota yang merupakan bekas peradaban kuno tahun 2.500 SM di Provinsi Sindh, suhu terus meningkat hanya dalam waktu 24 jam terakhir hingga mencapai 52 derajat Celcius. Data itu disampaikan oleh pejabat senior di Departemen Meteorologi Pakistan, Dhahid Abbas.
Suhu tersebut mendekati rekor suhu tertinggi di Pakistan, yang pernah mencapai 53,5 dan 54 derajat Celcius.
Mohenjio Daro merupakan kota kecil yang mengalami musim panas sangat terik dan musim dingin yang sejuk.
Suhu ekstrem itu membuat banyak orang yang enggan keluar rumah. Mereka sudah hampir tak lagi datang ke toko-toko untuk berbelanja.
" Pelanggan tidak datang ke restoran karena cuaca sangat panas. Saya duduk diam di restoran dengan meja dan kursi ini dan tanpa pelanggan," ujar Wajid Ali, pria 32 tahun pemilik kedai teh, dikutip dari menafn.com, Selasa 28 Mei 2024..
" Saya mandi beberapa kali sehari yang membuat saya sedikit segar. Juga tidak ada listrik. Panasnya membuat kami sangat tidak nyaman," tambah dia.
Dokter setempat, Mushtaq Ahmed, menambahkan bahwa penduduk telah menyesuaikan diri dengan hidup dalam kondisi cuaca ekstrem dan lebih memilih tinggal di dalam rumah atau dekat air.
" Pakistan adalah negara ke lima yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kita telah menyaksikan hujan lebat dan banjir," kata staf ahli bidang iklim Perdana Menteri Pakistan, Rubina Khursheed Alam.
Suhu tertinggi yang tercatat di Pakistan terjadi di Kota Tubart, Provinsi Balochistan, pada tahun 2017 yang menyentuh angka 54 derajat Celcius.
Tahir Farooq, dokter yang bertugas di sebuah rumah sakit di Dadu, kota yang pada pekan lalu bersuhu 50 derajat Celcius, mengaku merawat ribuah pasien.
" Dan lebih banyak lagi pasien yang masuk," kata Tahir Farooq, dikutip dari The Statesman.
Penderitaan juga dirasakan orang-orang yang bekerja di jalanan Kota Dadu. Misalnya penarik becak seperti warga bernama Zeeshan Khan Shani ini.
" Ini seperti hidup di neraka. Anda merasa seperti berjalan di atas bara api saat melangkah keluar di bawah sinar matahari,” kata Zeeshan Khan Shani.
Pemerintah Pakistan pekan lalu memerintahkan penutupan sementara sekolah-sekolah, menunda ujian, dan mengumumkan keadaan darurat di rumah sakit ketika gelombang panas, yang pertama pada musim panas ini, dimulai.
Pihak berwenang mengatakan suhu mencapai delapan derajat Celcius lebih tinggi dari tingkat normal pada musim panas ini dan menyebut perubahan iklim sebagai alasannya.
Ratusan orang meninggal dunia di Pakistan setiap tahun dalam bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim, sementara ribuan orang kehilangan habitat dan mata pencaharian mereka di negara yang sejatinya hanya menyumbang sedikit emisi karbon global ini.