Lion Air Saat Di Bandara Ngurah Rai, Bali (Foto: Shutterstock)
Dream - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memastikan pesawat Lion Air PK-LQP laik terbang saat jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018.
" KNKT tidak pernah menyatakan bahwa pesawat Lion Air Boeing 737-8 (MAX) registrasi PK-LQP tidak laik terbang," ujar Ketua Sub Komite Invesitasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, di kantornya, Jakarta, Kamis 29 November 2018.
Nurcahyo menambahkan, pesawat ini juga laik terbang saat menempuh rute Denpasar-Cengkareng. Meski dalam laporan awal terdapat rekomendasi agar pilot kembali ke Bandara Ngurah Rai.
" Kami tekankan kembali bahwa dari data perawatan pesawat yang tercatat di Aircraft Flight Maintenance Log (AFML), engineer telah melakukan perbaikan dan pengujian, berdasar hasil pengujian pesawat laik terbang," ucap dia.
Laporan awal itu, kata Nurcahyo, diterbitkan 30 hari setelah kecelakaan. Hal ini berdasarkan PP 62 tahun 2013 dan ICAO Annex 13. " Laporan awal atau preliminary report tidak memuat analisa dan recommendations," kata dia.
Sebelumnya, sejumlah media membuat pemberitaan KNKT menyebut PK-LQP tidak laik terbang. Pesawat ini sempat bermasalah ketika terbang dari Denpasar menuju Cengkareng.
Manajemen Lion Air bereaksi atas pemberitaan tersebut. Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait membantah PK-LQP disebut tidak laik terbang. Dia mendasarkan pendapatnya pada catatan perawatan pesawat dan hasil pemeriksaan teknisi.
Dream - Manajemen maskapai Lion Air membantahan laporan awal Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang menyebut pesawat Boeing 737 Max 8 yang jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, tak laik terbang.
" Ada berita yang beredar, di sini megatakan bahwa pesawat tersebut tidak layak terbang sejak dari Denpasar," ujar Presiden Direktur Lion Air, Edward Sirait, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 29 November 2018.
Dalam konferensi pers sebelumnya, Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Nurcahyo Utomo, menjelaskan pesawat dengan kode registrasi PK-LQP sudah mengalami kerusakan sejak dari Denpasar menuju Jakarta.
Pilot juga memaksakan pesawat bisa terbang setelah mematikan sistem anti-stall dalam penerbangan sehari sebelum terjadinya kecelakaan 29 Oktober 2018 itu. Dengan kondisi demikian, KNKT menyebut pesawat yang jatuh ke Laut Jawa itu tak laik terbang.
Namun Edward menilai pernyataan Nurcahyo tidak benar. Dia menegaskan pesawat tersebut sangat laik terbang.
" Pesawat itu dari Denpasar dirilis dan dinyatakan layak terbang," kata Edward.
Dia mendasarkan argumennya pada dokumen pemeriksaan kondisi pesawat. " Dan apa yang sudah dilakukan teknisi kami," ucap Edward.
Edward akan meminta jawaban tertulis KNKT terkait hasil investigasi awal tersebut. Jika tidak ada jawaban, Lion Air bakal membawa kasus ini ke ranah hukum.
Dia juga menilai pernyataan KNKT terlalu tendensius. " Kita akan meminta klarifikasi secara formal besok (Kamis) karena ini tendensius. Ini bisa membuat persepsi dan juga terhadap kejadian yang ada bisa berbeda," kata Edward.
Meski demikian, Lion Air berjanji tetap menindaklanjuti rekomendasi dari KNKT. Kepada Lion Air, KNKT memberikan dua rekomendasi.
Pertama, Lion Air menjamin implementasi operation manual part A subchapter 1.4.2. Ini untuk meningkatkan budaya keselamatan dan menjamin pilot dapat mengambil keputusan.
Rekomendari ke dua, jaminan seluruh dokumen terisi dan didokumentasikan secara tepat.
" Apa pun rekomendasi, kami sudah dan akan melakukan tindaklanjuti mem-follow up rekomendasi tersebut," ucap Edward.
Managing Director Lion Air Group, Capt Daniel Putut Kuncoro, mengatakan ada perbedaan antara laporan awal KNKT dengan pernyataan di media massa. Menurut dia, laporan awal KNKT sama sekali tidak memuat adanya pernyataan tidak layak terbang.
" Tidak ada satupun dalam pernyataan di preliminary report bahwa pesawat tidak layak terbang," ucap Daniel.
Dia pun meminta penjelasan KNKT mengenai status kelaikan pesawat.
" Kalau definisi layak terbang, setelah ditandatangani releaseman kemudian pilot menyetujui, kemudian pilot menerbangkan," kata Daniel.
Sumber: Liputan6.com/Maria Flora