Kampus Universitas Mataram Rubuh Akibat Gempa 7 SR (Liputan6.com/Ahmad Nitari Darwis)
Dream - Jumlah korban jiwa dalam bencana gempa yang terjadi di Lombok pada Minggu malam, 5 Agustus 2018, bertambah. Dalam catatan terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban meninggal menjadi 91 jiwa.
" Ini data sementara, pendataan masih terus dilakukan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dikutip dari Liputan6.com, Senin 6 Agustus 2018.
Sutopo mengatakan, daerah yang terkena dampak paling parah yaitu Lombok Utara. Di kabupaten tersebut tercatat 72 korban meninggal dan 64 lainnya terluka.
" Penyebab meninggal karena luka tertimpa bangunan," kata Sutopo.
Di Kabupaten Lombok Tengah tercatat korban meninggal ada dua orang, sembilan di Lombok Barat, empat di Kota Mataram, dan dua di Bali. Sementara total korban luka mencapai 209 orang.
" Seluruhnya adalah WNI, tidak ada warga negara asing," kata Sutopo.
Dia menambahkan, BNPB menetapkan masa tanggap darurat hingga enam hari ke depan. " Masa tanggap darurat diberlakukan sampai dengan tanggal 11 Agustus 2018," ucap dia.
Sumber: Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro
© Dream
Dream - Duka kembali dirasakan masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gempa kembali terjadi di kaki Gunung Rinjani dengan kekuatan 7 Skala Richter usai diguncang gempa pekan lalu.
Saat gempa terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018 pukul 19.46 WITA, beberapa warga mengaku sempat melihat fenomena aneh di langit Lombok. Mereka melibat semburat cahaya hijau.
" Saya lihat langit di arah utara keluar cahaya hijau, seperti petir menyambar," ujar warga Perumnas Mataram, Mallias, dikutip dari Liputan6.com, Senin 6 Agustus 2018.
Mallias sedang berada di Perumahan Lingkar Asri Mataram ketika gempa terjadi.
Warga Perumahan Lingkar Asri Mataram, Slamet Prabowo, menyampaikan hal yang sama. Ketika menyelamatkan anaknya yang tidur di lantai dua rumahnya, Slamet juga melihat adanya cahaya hijau di langit utara.
" Apa mungkin itu, hijau terang bercahaya dari arah utara. Wallahu a'lam," ucap Slamet, dilaporkan Antara.
Sejumlah bangunan mengalami rusak mulai ringan sampai berat. Sebagian besar kawasan Lombok Utara mengalami pemadaman listrik hingga saat ini.
Sementara di Kota Mataram, sebagian warga berkumpul di tanah lapang maupun pinggiran jalan. Mereka belum berani kembali ke rumah.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Minggu malam mengeluarkan peringatan dini tsunami menyusul terjadinya gempa. Peringatan tersebut dinyatakan berakhir beberapa jam setelah gempa.
Sumber: Liputan6.com/Antara
© Dream
Dream - Gempa berkekuatan 7 skala Richter yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, menyebabkan tsunami. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mendeteksi terjadinya tsunami di dua tempat.
Mnurut informasi yang diterima dari BMKG, Minggu 5 Agustus 2018, tsunami akibat gempa yang terjadi pukul 18.46 WIB itu terpantau di Carik, Badas, dan Lembar.
Tsunami di Carik terjadi pukul 18.48WIB dengan tinggi 0,135 meter. Di Badas terjadi pada pukul 18.54 WIB dengan ketinggian 0.1 meter. Sementara, di Lembar tsunami terjadi pukul 19.27 WIB dengan ketinggian 0,09 meter.
Gempa ini juga menyebabkan beberapa bangunan rusak dan pemadaman listrik di wilayah Lombok.Empat relawan Palang Merah Indonesia terluka dan sudah dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.
Kini, personel PMI baik di Kabupaten Lombok Utara maupun Lombok Timur fokus pada proses evakuasi.
© Dream
Dream - Gempa Lombok berkekuatan 7 skala richter menyisakan kisah-kisah menggetarkan. Salah satunya tetang seorang imam yang tetap melanjutkan sholat berjamaah meski guncangan besar membuat tubuhnya limbung.
Kejadian tersebut terekam dalam sebuah video yang diunggah akun Musholla Syuhada Blk yang berlokasi di Kota Denpasar, Bali. Video tersebut merupakan rekaman dari siaran langsung ketika sholat jemaah berlangsung di mushola tersebut.
Diduga imam sedang melaksanakan sholat isya berjemaah. Dugaan ini muncul karena gempa besar itu terjadi sekitar pukul 18:46:35 WIB atau pukul 19:48:35 WITA.
Dalam video tersebut, sang Imam awalnya mengimbau jemaah untuk merapatkan shaf. Setelah memeriksa kerapatan shaf, imam tersebut memulai sholat dengan takbiratul ikhram.
Pada rakaat pertama, imam tersebut membacakan beberapa ayat dari Surat Ar Ra'd usai Surat Al Fatihah. Jemaah begitu khusyuk mengikuti gerakan imam sampai rakaat pertama selesai.
Imam kembali berdiri dan membaca Surat Al Fatihah pada rakaat kedua. Ketika sampai ayat 6 Surat Al Fatihah, gempa mulai terasa dan terlihat semakin kuat.
Beberapa makmum memutuskan untuk membatalkan sholat mereka dan lari menyelamatkan diri. Sebagian makmum lain melanjutkan sholat mereka.
Sang imam tampak tidak terganggu dengan getaran gempa. Dia kemudian berpegangan dinding tempat pengimaman masjid sembari membaca Surat Al Baqarah ayat 255 ditambah ayat kursi.
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang