Kendaraan Militer Di Kabul, Afghanistan Pada 2012 (Shutterstock.com)
Dream - Taliban mengumumkan berakhirnya perang di Afghanistan, menyusul telah dikuasainya Istana Kepresidenan. Kelompok oposisi bersenjata ini telah masuk Kabul pada Minggu sore waktu setempat, sementara Presiden Ashraf Ghani menyelamatkan diri ke luar negeri.
Jalanan di Kabul sangat lengang pada Senin, 16 Agustus 2021. Tetapi, kepanikan terjadi di Bandara Internasional Kabul akibat ratusan warga Afghanistan berusaha kabur ke luar negeri.
Juru Bicara Kantor Politik Taliban, Mohammad Naeem, menyatakan, kelompoknya tidak ingin hidup dalam isolasi. Tipe dan bentuk pemerintahan akan segera dibentuk dan pihaknya juga menyerukan pembangunan hubungan internasional yang penuh damai.
" Alhamdulillah, perang sudah berakhir," ujar Naeem.
Naeem menyatakan tujuan Taliban telah tercapai, yaitu kemerdekaan Afghanistan. Dia menegaskan tidak akan membiarkan Afghanistan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
" Kami juga tidak ingin menyakiti siapapun," kata dia.
Para petinggi Taliban menyatakan mereka tidak mendapat laporan terjadinya bentrokan di seluruh wilayah Afghanistan selama sehari setelah Ibu Kota Kabul berhasil dikuasai. Mereka mengklaim pemerintahan yang didukung Amerika Serikat telah jatuh.
" Situasi berjalan damai, seusai laporan yang kami dapat," ucap salah satu petinggi Taliban yang tidak bersedia disebut namanya.
Sementara pada Minggu malam, ratusan warga Afghanistan menyerbu landasan pacu bandara sembari membawa koper. Mereka berdesak-desakan agar bisa mendapatkan tempat di salah satu penerbangan komersial terakhir.
Pesawat terakhir berangkat sebelum militer AS mengambil alih kontrol lalu lintas udara. Sementara masih banyak warga Afghanistan yang tidak kebagian jadwal penerbangan.
" Ini adalah bandara kami, tetapi kami melihat para diplomat dievakuasi sementara kami menunggu dalam ketidakpastian," ujar aktivis Hak Asasi Manusia Afghanistan, Rakhshanda Jilali.
Rakhsanda sedang mencoba menyelamatkan diri ke Pakistan. Sayangnya, dia tidak mendapatkan tempat di dalam pesawat terakhir.
Sejumlah maskapai internasional, seperti United Airlines, British Airways, dan Virgin Atlantic menyatakan tidak lagi melintasi ruang udara Afghanistan setelah Kabul dikuasai Taliban. Sebagian besar maskapai mengalihkan tujuan penerbangan ke India, dikutip dari Aljazeera.
Dream - Milisi Taliban telah menguasai Kabul, Ibu Kota Afghanistan. Kota ini menjadi basis terakhir Pemerintah Afghanistan setelah kota-kota lain direbut kelompok oposisi bersenjata tersebut.
Dua Pejabat Pemerintah menyatakan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, telah meninggalkan negara tersebut. Dua pejabat yang berasal dari Kantor Eks Presiden Hamid Karzai dan Dewan Keamanan Afghanistan menyatakan Presiden Ghani pergi pada Minggu, bersama Penasehat Keamanan Nasionalnya, Hamdullah Mohib, serta dua rekan dekatnya.
Sejumlah pejabat menyatakan milisi Taliban segera mencari sejumlah pejabat inti Pemerintah untuk penyerahan kekuasaan yang kabarnya diupayakan berjalan secara damai. Sementara, sejumlah penduduk Kabul tengah berusaha keluar kota, bahkan ke luar negeri untuk menyelamatkan diri.
Para pejabat berkenan memberikan keterangan dengan syarat nama mereka tidak disebutkan. Sebab, mereka mengaku tidak punya kewenangan untuk membuat pernyataan kepada media.
Pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban menimbulkan kekhawatiran pada warga sipil negara tersebut. Mereka takut Taliban akan menerapkan kembali aturan yang brutal dan merampas hak-hak perempuan.
Selama masa agresi Taliban, banyak warga Afghanistan mengantre di sejumlah mesin ATM untuk mengambil uang mereka kemudian menyelamatkan diri. Sementara sebagian lainnya lari ke luar negeri.
Helikopter terbang dan mendarat di Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk mengevakuasi sejumlah diplomat dan pegawai. Asap tebal terlihat membumbung tinggi di dekat kompleks Kepresidenan saat sejumlah staf membakar dokumen penting.
Sejumlah negara Barat lainnya bersiap menarik orang-orang mereka keluar. Taliban telah menguasai hampir seluruh wilayah Afghanistan hanya dalam waktu sepekan.
Perebutan kekuasaan dilancarkan Taliban setelah Presiden AS, Joe Biden, memutuskan menarik pasukan dari Afghanistan. Selama 20 tahun, AS bersama NATO membangun pasukan keamanan Afghanistan sekaligus mendirikan sistem pemerintahan demokratis.
Beberapa hari sebelumnya, militer AS memperkirakan ada waktu sekitar sebulan sebelum Kabul dikuasai Taliban. Nyatanya, Taliban datang lebih cepat menguasai Ibu Kota dan mengalahkan militer Afghanistan meskipun mereka mendapat dukungan udara dari militer AS.
Minggu pagi, para pemberontak memasuki pinggiran Kabul tetapi tampaknya tetap berada di luar pusat kota. Suara tembakan terdengar beberapa kali, meskipun jalan-jalan sebagian besar sepi.
Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan gerilyawan sedang menunggu pemindahan kota Kabul secara damai. Dia menolak memberikan keterangan lebih rinci mengenai kemungkinan negosiasi kelompoknya dengan Pemerintah.
Tetapi ketika ditekan pada kesepakatan seperti apa yang diinginkan Taliban, Shaheen mengakui mereka meminta penyerahan kekuasaan tanpa syarat oleh Pemerintah Pusat, dikutip dari Politico.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?