Bekas Pengungsi Palestina Jadi Pemuda Paling Berpengaruh

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 28 Maret 2016 13:31
Bekas Pengungsi Palestina Jadi Pemuda Paling Berpengaruh
Chaker Khazaal, 28 tahun, menempati peringkat pertama dari 100 tokoh muda berpengaruh, mengalahkan Shamma Al Mazrouei, menteri termuda UEA di usia 22 tahun.

Dream - Penulis berdarah Palestina yang merupakan mantan pengungsi, Chaker Khazaal, 28 tahun, dinobatkan menjadi tokoh muda berpengaruh di dunia versi Arabian Business. Dia menulis banyak kisah mengenai pengungsi yang menggugah dunia.

Khazaal menempati peringkat pertama dari 100 tokoh muda berpengaruh, mengalahkan Shamma Al Mazrouei. Shamma merupakan anggota kabinet termuda Uni Emirat Arab dan memegang posisi sebagai Menteri Pemuda di usia 22 tahun.

Posisi ketiga ditempati oleh Khalid Al Khudair. Dia tercatat sebagai pengusaha paling berpengaruh di usianya yang masih tergolong muda.

Peringkat ini mencatat 100 tokoh berusia di bawah 40 tahun yang mampu membuat perbedaan paling signifikan di dunia. Di dalamnya terdapat beberapa bidang seperti sains, seni, olahraga, bisnis, dan pemerintahan.

Peringkat keempat dan seterusnya ditempati Hassan Al Thawadi, 38 tahun, Noura Al Kaabi, 37 tahun, Bader Al Kharafi, 38 tahun, Fahad Al Rasheed, 38 tahun, Saif Abou Zaid, 33 tahun, Ahmad Belhoul, 38 tahun, dan Sultan Al Qassemi, 38 tahun.

Peringkat tersebut didominasi UEA dengan 23 pemuda Arab di dalam daftar, turun dari sebelumnya sebanyak 24 pemuda. Sementara sebanyak 15 pemuda berasal dari Mesir, 13 pemuda dari Libanon, 12 pemuda dari Arab Saudi, dan 10 pemuda dari Palestina.

Khazaal menghabiskan masa kecilnya di Bourj El Barajneh, kamp pengungsian Palestina di Beirut, Libanon. Dia lalu pindah ke Kanada setelah meraih penghargaan Global Leader of Tomorrow dari Universitas York, Toronto.

Saat berada di Kanada, Khazaal meluncurkan novel pertamanya berjudul 'Confessions of a War Child' pada 2013, sekuel pertama dari trilogi fiksi. Novel ini diilhami kisah nyata para pengungsi saat perang di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah.

Khazaal juga membentuk komunitas profesional bagi para pengungsi di seluruh dunia, menawarkan mereka pekerjaan dengan mengelola e-marketing, grafis, pengelola media sosial dan lain sebagainya. Jadi, dia tidak hanya berprestasi secara pribadi, melainkan bekerja untuk mengangkat harkat hidup para pengungsi lainnya.

Sementara Al Mazrouei mencatatkan prestasi sebagai Menteri Pemuda di UEA dan pertama kali menjabat pada Februari lalu. Dia diharapkan dapat mendorong para pemuda terlibat aktif untuk mengambil keputusan bagi diri mereka, terutama dalam bidang pendidikan dan wirausaha.

Sedangkan Al Khudair merupakan pengusaha muda dinilai sangat berani mengambil keputusan. Di usianya yang masih muda, Al Khudair memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai auditor di KPMG dan mengambil resiko dengan mendirikan perusahaan sendiri untuk membantu yang lain.

Sumber: arabianbusiness.com

Beri Komentar