Cerita Bupati Banjarnegara Saat Mati Suri 6 Jam

Reporter : Amrikh Palupi
Senin, 2 Maret 2020 08:02
Cerita Bupati Banjarnegara Saat Mati Suri 6 Jam
Lihat unggahan dari Gus Miftah.

Dream - Bupati Banjarnegara, Jawa Tengah, Budhi Sarwono mengungkapkan pengakuan mengejutkan tentang masa lalunya.

Budhi mengaku pernah menjalani kehidupan kelam di masa lalu. Sebelum akhirnya bertaubat dan sukses menjadi bupati.

Budhi pernah berjualan narkoba sampai mati suri. Pengakuan Budhi terungkap dari video yang diunggah oleh Gus Miftah di sosial media akun instagramnya.

" Beliau @budhisarwonowingchin dulu tidak hanya pemakai, tapi juga bandar narkoba yang sangat hit di zamannya. Sampai akhirnya beliau dinyatakan mati oleh dokter selama 6 jam," tulis Gus Miftah dikutip Dream dari akun instagramnya, Jumat 28 Februari 2020.

Budhi mengaku bertaubat setelah mengalami mati suri selama enam jam. Dari situ dia menjadi orang baik.

Bahkan setelah bertaubat menjadi jalan derajatnya dianggat oleh Sang Pencipta. Kini dia menjadi orang nomor satu di kota Ngapak ini yaitu Bupati.

gus miftah

Budhi bertaubat dan membuang semua uang yang didapatkan dengan cara haram lalu bertaubat.

" Dan itu menjadi titik balik bagi beliau untuk berubah dan bertobat, semua harta hasil narkoba dibuang bahkan beliau punya toko emas semua emas nya di buang ke sungai, dan Allah Maha baik penerima taubat setiap hamba Nya," kata Gus Miftah.

" Hari ini beliau menjadi bupati di kabupaten. Banjarnegara yang sukses dan dicintai oleh rakyatnya. Benar teori saya “ orang baik punya masa lalu dan orang jelek punya masa depan," tuturnya.

1 dari 5 halaman

Bupati Banjarnegara Kembali Viral, Kini Tiduran di Tengah Jalan

Dream - Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono, sempat viral lantaran mengeluhkan gajinya yang cuma Rp5 juta. Kini, dia kembali menjadi perbincangan.

Tapi kali ini bukan soal gaji yang dia terima tiap bulan. Melainkan karena fotonya, yang diambil di tengah jalan bersama stafnya.

Posenya pun unik, bukan berdiri maupun duduk. Budhi terlihat berbaring di atas aspal. Kepalanya berada di paha salah satu stafnya.

" Itu foto murni, tidak ada rekayasa sama sekali," tulis Budhi, dikutip dari akun Instagram @kabupatenbanjarnegara, Senin 28 Oktober 2019.

Ia menjelaskan, foto itu merupakan ekspresi syukurnya setelah pembangunan jalan di Desa Petir Kecamatan Purwanegara selesai.

" Waktu kami ke sana ternyata kondisinya sangat parah," ucap dia.

Setelah kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu, Budhi kemudian memerintahkan anak buahnya untuk memperbaiki jalan tersebut.

" Kok masih ada warga saya yang belum merdeka. Jalan di sini rusak parah," kata dia.

Saat ini, jalan tersebut sudah mulus dan bisa dilalui kendaraan untuk kepentingan masyarakat.

2 dari 5 halaman

Jalanan Rusak

Budhi mengatakan, aksi rebahan di jalan tersebut terjadi spontan, tanpa direncanakan terlebih dahulu.

" Oh itu foto murni. Tidak ada rekayasa sama sekali," kata Budhi, dikutip dari Liputan6.com, Senin 28 Oktober 2019.

Menurut Budhi, foto itu muncul ketika dia mengajak Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Tatang Rochyadi, dan staf, humas, serta ASN melihat jalan di Desa Petir Kecamatan Purwanegara, khususnya Dusun Kayubima, Krinjing, dan Sranti yang terisolasi Senin, 21 Oktober 2019.

Jalur tersebut menghubungkan Banjarnegara dengan Kabupaten Kebumen. Kondisi jalan tersebut sangat buruk. Budhi marah karena kondisi tersebut.

" Kemarahan saya beralasan. Kok, masih ada warga saya yang belum merdeka. Jalan di sini rusak parah,” ucapnya.

 

3 dari 5 halaman

Harapan dari Jalan Baru

Dia mengaku malu lantaran sudah membangga-banggakan Jalan Pandanarum yang halus dan Jalan Duren yang sudah mulus. Tapi kondisi jalan berkebalikan 180 derajat.

“ Rusak dan ekstrem sekali jalannya. Ini tidak adil. Banyak warga yang mengira itu bukanlah wilayah Banjarnegara, itu di luar Jawa atau pedalaman. Karena kondisinya yang parah,” ujar dia.

Perjalanan melewati jalan yang rusak itu menyiksa Budhi. Karena kondisi itu, ketika masuk ke jalan mulus Budhi merasa lega.

" Nah, ketika pulang dari Desa Petir itulah, saya coba lewat ruas jalan Kutawuluh-Gumiwang yang benar-benar jalan jos. Lebar, halus, mulus. Spontan saya buka pintu mobil dan saya empaskan tubuh ini ke tengah jalan. Itu ekspresi kegembiraan saya. Kok, jalannya bagus sekali,” ujar dia.

Budhi yang bahagia bertemu dengan jalan bagus sempat berguling. Tetapi, saat berguling pun, dia sempat mengucapkan syukur. Ada harapan dan doa dalam aksinya.

“ Saya ingin Desa Petir Kayubima dan seterusnya segera menikmati jalan bagus seperti ini. Air juga melimpah. Saya gembira sekali waktu itu, sekaligus termotivasi untuk segera mewujudkan pembangunan jalan Desa Petir Kayubima,” ucap dia.

Sumber: Liputan6.com/Muhammad Ridlo

 

 

4 dari 5 halaman

Dia mengaku malu lantaran sudah membangga-banggakan Jalan Pandanarum yang halus dan Jalan Duren yang sudah mulus. Tapi kondisi jalan berkebalikan 180 derajat. “ Rusak dan ekstrem sekali jalannya. Ini tidak adil. Banyak warga yang mengira itu bukanl

Dia mengaku malu lantaran sudah membangga-banggakan Jalan Pandanarum yang halus dan Jalan Duren yang sudah mulus. Tapi kondisi jalan berkebalikan 180 derajat.

“ Rusak dan ekstrem sekali jalannya. Ini tidak adil. Banyak warga yang mengira itu bukanlah wilayah Banjarnegara, itu di luar Jawa atau pedalaman. Karena kondisinya yang parah,” ujar dia.

Perjalanan melewati jalan yang rusak itu menyiksa Budhi. Karena kondisi itu, ketika masuk ke jalan mulus Budhi merasa lega.

" Nah, ketika pulang dari Desa Petir itulah, saya coba lewat ruas jalan Kutawuluh-Gumiwang yang benar-benar jalan jos. Lebar, halus, mulus. Spontan saya buka pintu mobil dan saya empaskan tubuh ini ke tengah jalan. Itu ekspresi kegembiraan saya. Kok, jalannya bagus sekali,” ujar dia.

Budhi yang bahagia bertemu dengan jalan bagus sempat berguling. Tetapi, saat berguling pun, dia sempat mengucapkan syukur. Ada harapan dan doa dalam aksinya.

“ Saya ingin Desa Petir Kayubima dan seterusnya segera menikmati jalan bagus seperti ini. Air juga melimpah. Saya gembira sekali waktu itu, sekaligus termotivasi untuk segera mewujudkan pembangunan jalan Desa Petir Kayubima,” ucap dia.

Sumber: Liputan6.com/Muhammad Ridlo

 

 

5 dari 5 halaman

Petarung Terbaik

Dengan uang ini, kamu bisa berharap bisa mendapatkan “ petarung” terbaik untuk berdebat.

Beberapa penyedia jasa memiliki proses penyaringan yang singkat, seperti argumen yang diinginkan, apa yang akan diperdebatkan, dialek yang digunakan, sampai berapa lama ingin bertengkar.

Pembeli bisa menggunakan dompet digital WeChat atau QQ untuk membayar layanan. Setelah semuanya disepakati, pembeli bisa langsung membayarnya.

Meskipun layanan ini unik, ada yang perlu diingat. Di Tiongkok, pelecehan termasuk perbuatan kriminal yang melanggar ketertiban umum.(Sah)

Beri Komentar