Dream - Memiliki rumah yang nyaman sekaligus estetik menjadi impian setiap orang. Desain dan penataan rumah jadi kunci penting agar membuat kita betah di rumah, apalagi jika letaknya berada di dalam gang sempit.
Sayangnya tidak banyak orang yang tertarik untuk membangun rumah di gang sempit karena keterbatasan akses dan medan yang ada.
Tidak demikian dengan sebuah rumah di gang sempit yang terletak di Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini. Rumah berdesain estetik di dalam gang tersebut justru menyita perhatian dunia hingga memenangkan penghargaan internasional.
Tak tanggung-tanggung, rumah bernama 'The Twins' itu memenangkan Architecture Masterpiece 2019 for Green Architecture Category di Spanyol.
Selain itu, rumah yang dibangun selama tahun 2018 hingga 2019 ini juga meraih Small Architecture+ Small Living by People Choice pada ajang Artichizer Award 2020.
Rumah tersebut dibangun konsultan arsitektur dan desain interior Delution, di atas lahan 70 meter persegi dengan luas bangunan 85 meter persegi.
Disebut agak mustahil karena hunian yang mengusung konsep 'rumah tumbuh' ini dibangun di tengah kawasan yang padat penduduk.
Akses masuk rumah ini hanyalah sebuah jalan sempit selebar kurang lebih 1,5 meter yang hanya dapat dilewati sepeda motor atau berjalan kaki.
Karena mengusung konsep rumah tumbuh, The Twins dibangun dalam tiga fase yang dilakukan secara bertahap yang menghabiskan biaya Rp450 juta.
" Fase satu dengan budget Rp150 juta, fase dua yang meliputi pembangunan atap dak menghabiskan budget Rp200 juta, dan fase terakhir memakan biaya Rp100 juta," ujar CEO Delution, Muhammad Egha.
Konsep ‘rumah tumbuh’ menjadikan rumah ini memiliki dua bangunan dengan ukuran yang berbeda.
Dua 'rumah' ini dihubungkan oleh pintu kaca yang kapan pun bisa dibuka untuk menciptakan ruang serbaguna yang lebih luas.
Satu rumah terdiri dari dua kamar tidur dengan kamar mandi, dapur, dan ruang makan untuk empat orang.
Sedangkan rumah lainnya memiliki satu kamar tidur dengan kamar mandi dan ruang keluarga.
Bangunan The Twins tidak mirip, ada satu bangunan yang lebih tinggi dari bangunan satu lagi.
Egha menjelaskan desain tersebut melambangkan kakak dan adik yang sedang bergandengan.
Untuk material bangunan dan metode pembangunannya, Egha mengaku tidak menerapkan teknik khusus. Dia bahkan tidak mengeluarkan banyak biaya untuk keramik karena lantainya terbuat dari acian semen mentah seperti rumah di kampung zaman dulu.
Selain itu, ada salah satu pintu di rumah The Twins yang memakai triplek. Sedangkan dinding di bagian depannya pakai teknik kamprot.
Penggunaan teknik kamprot ini membuat dinding depan rumah The Twins terlihat seperti tekstur tembok natural yang belum dicat.
Sementara untuk furnitur, rumah estetik dalam gang sempit ini menggunakan yang model compact dan fleksibel. Hampir semua furnitur yang ada bisa dilipat. Seperti meja makan yang bisa dilipat apabila tidak sedang digunakan.
Rumah ini juga menggunakan beberapa trik untuk membuat sirkulasi udara dan cahaya masuk rumah. Tampak dalam foto terdapat banyak bukaan berupa jendela dan pintu berukuran besar yang bisa dibuka lebar.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur