Dream - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, mengingatkan semua pihak untuk menghormati dan menjaga marwah para pemuka agama, terutama ulama. Lukman mengatakan, masyarakat Indonesia sangat religius dan menempatkan agama sebagai ruh serta jiwa bangsa.
" Semua kita, khususnya elite negeri ini, haruslah senantiasa menjunjung tinggi ajaran agama, menjaga simbol-simbol agama, dan menghormati para pemuka agama. Di negeri mayoritas Muslim ini, kita harus benar-benar menjaga kehormatan ulama dan kiai," ujar Lukman, dikutip dari kemenag.go.id, Jumat 3 Februari 2017.
Salah satu bentuknya adalah dengan tidak mempermalukan para ulama dengan cara apapun. Jika itu dilakukan, risikonya sangat besar.
Mempermalukan para pemuka agama dapat menimbulkan gejolak dan kegaduhan yang mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Apabila terjadi, hal itu dapat menguras seluruh energi sehingga pembangunan terhambat.
Lukman menerangkan Indonesia, memang bukan negara agama. Tapi, agama memiliki posisi penting dalam sejarah tegaknya Republik ini.
Jejak agama mewarnai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai dasar negara. Bahkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika mengandung pesan keagamaan yang kuat mengenai pentingnya menghargai dan menjaga keragaman karena merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan manifestasi kesadaran bersama menjaga persatuan bangsa. Dengan begitu, cinta Tanah Air menjadi bagian tidak terpisahkan dari keimanan dalam Islam.
Lukman mengajak semua umat beragama menahan diri dan tidak terprovokasi tindakan yang memecah belah. Dia mendorong sinergi antara pemerintah dan umat beragama untuk membangun bangsa dan sedapat mungkin menjauhi benturan antara elite dengan umat.
" Sekarang, saatnya elite dan umat harus bersatu. Elite negara bekerja sesuai mandat yang diamanahkan, tidak khianat, serta menjadi teladan dalam bersikap," ucap Lukman.
" Umat memberi dukungan dan kepercayaan sambil terus melakukan pengawasan. Ulama harus dijunjung oleh umara karena ulama adalah pembimbing umat," lanjut dia.
Lukman mengingatkan apabila terjadi persoalan antarumat beragama, sudah semestinya bisa saling memaafkan. Seperti dicontohkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Rois 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ma'ruf Amin, yang memberikan maaf kepada terdakwa dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
" Teladan semacam itulah yang mestinya dikedepankan dan dikembangkan. Dengan demikian, semoga ulama dan umara dapat bersinergi meningkatkan kualitas kehidupan umat dan rakyat," tutur Lukman.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik