Menag: Apakah Rasulullah Mencontohkan Ceramah dengan Memaki?

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Rabu, 23 Januari 2019 19:00
Menag: Apakah Rasulullah Mencontohkan Ceramah dengan Memaki?
Lembaga pendidikan tinggi Islam punya tanggung jawab meluruskan pemahaman yang kurang tepat.

Dream - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, bertanya kepada panitia seleksi prestasi akademik nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-PTKIN) mengenai sepinya peminat program studi (prodi) Islam seperti prodi ilmu hadis, prodi Perbandingan Agama, dan prodi Filsafat Agama.

" Artinya persoalan persepsi yang sedemikian rupa sehingga minatnya rendah mendalami prodi tersebut, atau persoalan bagaimana mempromosikan prodi tersebut atau hal lain," ujar Lukman di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu 23 Januari 2019.

Menurut Lukman, di era globalisasi ini agama memiliki bagian yang sangat penting bagi seseorang. Lukman berharap prodi agama Islam dapat diminati oleh calon mahasiswa, bukan sebaliknya.

" Sekarang ceramah agama dengan cara maki, marah, betulkah Rasulullah melakukan itu? Maka Ilmu hadis atau kajian hadis penting agar pengamalan keagamaan kita tidak tercabut dari teladan kita, Rasulullah," ucap dia.

Lukman menuturkan, lembaga pendidikan tinggi Islam di Indonesia memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai pemahaman yang kurang tepat.

" Maka kita pihak paling otoritatif. Mestinya pihak memiliki kompetensi bicara soal agama Islam, paling bertanggung jawab untuk menjelaskan Islam pada masyarakat kita bukan hanya konteks Indonesia tetapi dunia," kata dia.

Untuk itu, Lukman meminta kepada panitia SPAN-PTKIN untuk mengkaji mengenai penyebab sepinya peminat calon mahasiswa mengambil program studi keagamaan.

" Saya pikir itu bagian dari kita harus melakukan refleksi introspeksi diri, saya ingin mengajak untuk melakukan kajian lebih dalam, ini faktornya kenapa?" ucap dia.

Perguruan tinggi Islam, imbuh Lukman, juga sudah menyiapkan dosen yang mumpuni dalam melaksanakan tugasnya mengajar di prodi keagamaan.

" Program-program kualitas para dosen kita tidak hanya membuka beasiswa mengambil S3, tapi mengirim mereka ke luar negeri mengikuti seperti program jangka pendek di bidang khusus," kata dia.

Beri Komentar