Ilustrasi Ibnu Sina (Sumber: Pinterest)
Dream - Ibnu Sina merupakan salah satu tokoh ilmuwan muslim yang cerdas. Nama Ibnu Sina mungkin lebih familiar dikenal dengan Avicenna.
Ibnu Sina memiliki julukan Bapak Kedokteran Dunia dan Bapak Kedokteran Modern. Selain itu, Ibnu Sina juga merupakan penulis yang sangat produktif.
Ibnu Sina lahir di salah satu daerah di Uzbekistan, Afshona. Ibnu Sina lahir pada tahun 370 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 980 Masehi.
Ibnu Sina memiliki nama lengkap Abu Ali al-Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina. Dia wafat pada tahun 428 Hijriah atau 1037 tahun Masehi dan dimakamkan di kota di barat laut Iran, Hamedan.
Sebagai salah satu ilmuwan muslim yang berkontribusi pada keilmuwan modern, Ibnu Sina memiliki banyak hal yang mungkin bisa dijadikan pembelajaran bagi umat islam saat ini. Untuk itu, Dream akan memaparkan tentang Ibnu Sina berikut ini:
Sejak kecil, Ibnu Sina sangat suka membaca buku. Di samping pekerjaan keluarga besar Ibnu Sina yang umumnya bekerja pada pemerintahan, ayah dari Ibnu Sina juga merupakan seorang pendidik.
Kala itu, belum banyak orang yang memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Biasanya orang dengan tingkat pendidikan tinggi lebih banyak dari orang-orang di lingkup pemerintahan.
Ibnu Sina cukup beruntung karena sejak kecil ia berada di keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Ibnu Sina belajar Al-Quran dan sastra dari ayahnya.
Ayah dari Ibnu Sina bahkan juga mendatangkan guru Al-Quran. Tujuannya, agar Ibnu Sina belajar lebih dalam mengenai Al-Quran dan membantu Ibnu Sina dalam menghafal Al-Quran.
Itulah mengapa pada saat Ibnu Sina berusia 10 tahun, dirinya sudah mampu menghafal Al-Quran.
Selain mempelajarai sastra dan Al-Quran, dirinya juga belajar bidang keilmuan lainnya, seperti matematika, geometri, fikih, sains, dan kedokteran. Bahkan, ketika masih kecil, Ibnu Sina sudah belajar ilmu tafsir, ushuluddin, dan tasawuf. Hal itu membuat ia tampak lebih unggul dan cerdas dibandingkan anak-anak seusianya.
Selain menekuni dunia kedokteran, Ibnu Sina ternyata juga menciptakan banyak karya yang menjadi sebuah sumbangsih bagi banyak ilmu lainnya.
Beberapa karya Ibnu Sina tersebut diantaranya pada ilmu filsafat, alkimia, geologi, teologi Islam, astronomi, psikologi, matematika, logika, fisika, hingga karya-karya dibidang sastra, seperti karya puisi.
Menurut faktanya, ternyata Ibnu Sina lebih banyak membuat karya pada bidang ilmu filsafat jika dibandingkan dengan ilmu kedokteran. Hal ini dibuktikan dengan karya yang telah dia buat.
Pada bidang kedokteran, Ibnu Sina membuat 40 karya, sedangkan pada bidang filsafat, Ibnu Sina mengeluarkan sekitar 150 karya. Dan karya filsafat yang dibuat oleh Ibnu Sina memang merupakan buah dari pemikiran dan kecerdasan selama hidupnya.
Keistimewaan Ibnu Sina selanjutnya adalah ia mampu menyembuhkan penyakit yang diderita oleh Raja Bukhara yang bernama Nuh bin Mansur. Kala itu bahkan usianya baru 18 tahun.
Saat itu, penyakit dari Nuh bin Mansur sedang dalam keadaan yang sangat parah, dan bahkan tidak ada satupun dokter yang mampu menyembuhkannya. Ibnu Sina yang sudah mulai dikenal akibat kemampuannya diundang ke istana Nuh bin Mansur. Ibnu Sina pun merawat sang raja dan akhirnya sembuh.
Setelah berhasil sembuh, hubungan keduanya semakin dekat. Sang raja yang memiliki koleksi buku yang sangat lengkap di perpustakaannya, memberikan akses bagi Ibnu Sina agar dapat mengunjungi perpustakaan tersebut dengan mudah.
Dengan kemudahan tersebut, Ibnu Sina meandapatkan ilmu baru dan semakin memperluas wawasan terhadap bidang keilmuan lainnya.
Salah satu alasan mengapa Ibnu Sina dijuluki sebagai Bapak Kedokteran, karena dirinya membuat sebuah karya yang dijuluki karya agung dengan judul Al-Qanun fi at-Tibb.
Buku tersebut membahas berbagai pokok bahasan. Pertama, mengenai definisi ilmu kedokteran dan penjelasan detail mengenai organ dari tubuh manusia.
Kedua, menjelaskan tentang jenis-jenis obat dan berbagai hal yang yang berkaitan dengan obat-obatan.
Ketiga, membahas mengenai penyakit yang diderita oleh penduduk Khwarezmia, yang di dalamnya dijelaskan pula sebab, gejala, dan cara mengobati penyakit tersebut.
Keempat, menjelaskan tentang beberapa jenis penyakit yang masih ada hingga saat ini. Dan kelima membahas beberapa hal yang menjelaskan mengenai obat-obatan dan cara meraciknya.
Seperti yang sudah dijelaskan, Ibnu Sina juga memiliki banyak karya pada bidang filsafat. Ia pun mendapat gelar asy-Syaikh ar-Rais yang memilki arti Guru Para Raja.
Di bidang filsafat, Ibnu Sina memiliki cara pikir mengenai keagamaan yang sangat mendalam. Pemahaman Ibnu Sina terhadap keagamaan tersebut, sangat berpengaruh terhadap cara pandang filsafatnya.
Salah satu pemikiran dari Ibnu Sina yaitu meyakini bahwa alam diciptakan secara emanasi atau maksudnya adalah memancar dari Tuhan. Ibnu Sina juga mengemukakan pemikiran filsafat tentang jiwa (an-nafs), serta tentang kenabian.
Ibnu Sina memiliki pendapat bahwa nabi merupakan manusia terunggul dan nabi merupakan pilihan Tuhan. Seorang filsuf hanya dapat menerima ilham, namun nabi dapat menerima wahyu. Itulah mengapa, ajaran yang dibawa oleh nabi haruslah menjadi pedoman bagi kehidupan manusia.
(Sumber Liiputan6)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik