Berjuluk Supermarket Bencana, Kota Ini Ingin Ubah Air Mata Jadi Mata Air

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 1 Februari 2019 15:00
Berjuluk Supermarket Bencana, Kota Ini Ingin Ubah Air Mata Jadi Mata Air
Terdapat potensi terulangnya siklus gempa 200 tahun di kawasan Sumatera Barat.

Dream - Sumatera Barat masuk dalam kawasan rawan bencana. Berdasarkan dokumentasi sejarah kebencanaan, kawasan Sumatera Barat memiliki siklus gempa besar

Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah, mengatakan siklus gempa besar di Sumatera Barat terjadi tiap 200 tahun. Sedangan awal abad 21 merupakan masa berulangnya siklus.

Mahyeldi mengatakan tingkat kerawanan bencana yang terjadi cukup tinggi. Akibatnya, Sumatera Barat sampai mendapat julukan sebagai supermarket bencana.

Sadar mengenai hal ini, Kota Padang membuat seperangkat aturan berupa Peraturan Daerah (Perda) mengenai penanggulangan bencana. Mahyeldi menegaskan Padang harus mampu merespon potensi gempa 9,8 Skala Richter.

" Perda tersebut bertujuan agar masyarakat dan bangunan terjamin. Saat ini kita membangun kantor, pasar, masjid, bahkan rumah warga memakai shelter," ujar Mahyeldi, di acara Disarter Outlook 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 31 Januari 2019.

Mahyeldi mengatakan julukan 'supermarket bencana' yang tersemat pada Padang menjadi pemicu kota yang dipimpinnya untuk berubah. Menurut dia, jajaran Pemkot Padang kini tengah mendorong perubahan cara pandang masyarakat tentang kebencanaan.

" Kita ingin mengubah pandangan orang yang mengatakan 'potensi bencana', dari air mata menjadi mata air. Daripada kita sedih karena keadaan, kita ganti jadi mata air," kata Mahyeldi.

Untuk mengantisipasi bencana di masa mendatang, Padang menjalin kerja sama dengan tiga negara yaitu Selandia Baru, China, dan Jepang. Selain itu, dengan dana bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pemkot Padang akan memasang alat pemantau gempa di 50-100 titik yang dapat mendeteksi pergerakan tanah 20 detik sebelum gempa terjadi.

(Sah, Laporan: Ratih Permatasari)

Beri Komentar