Dream - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Farid Moeloek mengatakan hingga saat ini belum ada penambahan jumlah rumah sakit swasta yang terindikasi menggunakan vaksin palsu. Hingga Selasa, 19 Juli 2016, jumlah rumah sakit swasta yang menggunakan vaksin palsu masih berjumlah 14 unit.
" Sampai saat ini baru 14 RS (rumah sakit) yang terbukti menerima vaksin palsu," kata Nila saat konferensi pers di Gedung Adhyatma Kemenkes.
Menurut Nila, dia belum memastikan munculnya kabar ditemukannya rumah sakit swasta yang terindikasi menggunakan vaksin palsu.
" Soal dugaan adanya rumah sakit lain yang juga terlibat, masih menunggu informasi dari Bareskrim Mabes Polri," ujar dia.
Nila menegaskan belum ada laporan adanya rumah sakit pemerintah yang menggunakan vaksin palsu. Sebab, kata dia, rumah sakit pemerintah menerima vaksin resmi dari produsen resmi.
Menurut Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Maura Linda Sitanggang, produksi vaksin legal harus melalui serangkaian tahapan resmi. Mulai dari proses pra-produksi, produksi hingga distribusi harus terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
" Jika tidak melalui proses yang legal atau resmi, maka produk vaksin termasuk ilegal," kata Linda.
Sebanyak 14 rumah sakit swasta di Jabodetabek terindikasi menggunakan vaksin palsu. 14 rumah sakit swasta tersebut antara lain RS DR Sander (Bekasi), RS Bhakti Husada (Cikarang, Bekasi), Sentral Medika (Gombong), RSIA Puspa Husada, Karya Medika (Tambun, Bekasi), Kartika Husada (Bekasi), Sayang Bunda (Bekasi) , Multazam (Bekasi), Permata (Bekasi), RSIA Gizar (Cikarang, Bekasi), Harapan Bunda (Kramat Jati, Jakarta Timur), Elizabeth (Bekasi), Hosana (Cikarang) dan Hosana (Bekasi).
Jadwal Pemberian Vaksin DPT untuk Korban Vaksin Palsu
Advertisement
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Punya Brand Sendiri, Ini Alasan Luna Maya dan Tasya Farasya Mau Jadi Muse Skincare Lokal
Cerita Penjaga Cilik: Pesta Klub Dongeng 2025 Hadirkan Ruang Aman dan Ceria untuk Anak Indonesia
Pria Berpenghasilan Rp6,9 Miliar per Bulan Bangkrut, Kini Jualan Sosis
Melinjo, Si Kecil Kaya Manfaat Tapi Waspadai Efek Sampingnya
Kondisi Memprihatinkan SD di Papua Barat Daya, Tak Miliki Toilet