Awan Panas Merapi (Instagram @bpptkg)
Dream - Gunung Merapi menunjukkan peningkatan aktivitas sejak akhir tahun lalu. Aktivitas sangat tinggi terjadi pada Rabu 27 Januari 2021, ditandai dengan guguran awan panas sejak pagi hingga siang hari.
Meski demikian, Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi masih menetapkan status Gunung Merapi pada level III atau Siaga. Status ini ditetapkan sejak 5 November 2020.
" Dengan adanya rentetan kejadian awan panas ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di tingkat Siaga (Level III) sejak 5 November 2020," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, dikutip dari Liputan6.com.
Hanik mengatakan potensi bahaya dari Gunung Merapi saat ini adalah guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya. Kawasan yang masuk potensi bahaya meliputi Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih dengan jarak maksimal 5 kilometer.
Selain itu, terdapat potensi lontaran material vulkanik dalam radius 3 kilometer. Ini jika Gunung Merapi mengalami eksplosif atau letusan.
" BPPTKG meminta masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, juga mewaspadai bahaya lahar dingin terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," kata Hanik.
Tak hanya itu, BPPTKG juga merekomendasikan penghentian aktivitas penambangan pasir pada alur sungai berhulu di Merapi pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Demikian pula dengan aktivitas wisata direkomendasikan untuk dihentikan.
" terhadap pelaku wisata, direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 kilometer dari puncak," kata Hanik.
BPPTKG mencatat tidak terjadi rentetan kejadian awan sejak kemarin hingga tengah malam. Tetapi terjadi aktivitas gunung pada Kamis, 28 Januari 2021 dalam rentang waktu pukul 00.00-06.00 WIB.
" Sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB hari ini telah terjadi gempa guguran sebanyak 45 kali, embusan 3 kali, dan fase banyak 4 kali, sementara untuk guguran lava pijar pada periode ini tidak ada," kata Hanik.
Sedangkan dalam 24 jam terakhir, Merapi menunjukkan aktivitas yang fluktuatif. Tercatat total terjadi 52 kali semburan awan panas dengan jarak luncur hingga 3 kilometer dari puncak.
" Amplitudo maksimal dari 52 kali semburan tercatat sebesar 77 milimeter, dengan durasi 317.80 detik," kata dia.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah