Miris, Gadis 13 Tahun Dipaksa Nikahi Pria 48 Tahun

Reporter : Ulyaeni Maulida
Kamis, 19 November 2020 08:13
Miris, Gadis 13 Tahun Dipaksa Nikahi Pria 48 Tahun
Ia bahkan berencana untuk memiliki anak setelah sang istri berusia 20 tahun.

Dream – Seorang gadis remaja berusia 13 tahun dipaksa menikah dengan pria berusia 48 tahun. Peristiwa yang terjadi di Maguindanao, Filipina ini pun bukan lagi hal yang mengejutkan.

Pasalnya pernikahan anak dibawah umur, sudah lumrah di sana.  Pria paruh baya itu tampak menggendong si remaja yang terlihat tidak nyaman. 

Gadis yang tak disebutkan namanya itu, nyatanya menjadi istri kelima dari Abdulrzak Ampatuan yang berprofesi sebagai petani.

Abdulrzak sendiri tidak menunjukkan penyesalan karena menikahi seorang gadis yang berusia sama dengan anaknya.

" Saya senang telah bertemu dengannya dan menghabiskan hari-hari saya bersamanya untuk merawat anak-anak saya,” ujar Abdulrzak.

Abdulzak bahkan berencana untuk memiliki anak dari istri kelimanya kelak, saat sang istri berusia 20 tahun.

Abdulzak mengaku akan mengirim istrinya ke sekolah, hingga dia bisa belajar sembari menunggu waktu untuk siap memiliki anak.

1 dari 5 halaman

Pernikahan anak di bawah umur

Pernikahan anak dibawah umur

 

Beberapa bagian di Filipina, terutama di wilayah Mindanao yang mayoritas penduduknya adalah muslim, anak di bawah umur diperbolehkan untuk menikah. Selama ia telah mencapai masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi.

Data dalam UNICEF menunjukkan, negara Filipina memiliki jumlah pengantin anak tertinggi ke-12 di dunia dengan jumlah hampir 726 ribu orang.

Kelompok kampanye Girls Not Brides yang berbasis di London menyebut pernikahan anak melanggar hak anak perempuan atas kesehatan, pendidikan dan kesempatan.

" Pernikahan anak adalah pelanggaran hak asasi manusia yang harus kita akhiri untuk mencapai masa depan yang lebih baik untuk semua. Pengantin anak belum siap secara fisik maupun emosional untuk menjadi istri dan ibu,” ungkap perwakilan Girls Not Brides.

(Sumber: mirror.co.uk)

2 dari 5 halaman

Viral Bocah SD di Lombok Dinikahkan Gara-Gara Pulang Kesorean

Viral Bocah SD di Lombok Dinikahkan Gara-Gara Pulang Kesorean

© NH (12 Tahun) Dan S (15 Tahun) Dipaksa Nikah Karena Pulang Kesorean. (Foto: Radar Mandalika)
Anak remaja yang masih duduk di bangku SMP dipaksa menikah dengan gadis SD.

 

Dream - Pernikahan bukan perkara yang mudah. Masing-masing mempelai harus siap mental dan fisik. Termasuk juga siap untuk mengarungi kehidupan rumah tangga yang penuh liku.

Karena itu, orang yang menikah pastilah mereka yang sudah dewasa. Karena kelompok ini dianggap sudah matang dalam berpikir dan bertindak.

Namun tidak demikian dengan pernikahan viral yang terjadi di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, ini.

Seorang anak remaja yang masih duduk di bangku SMP, tepatnya Madrasah Tsanawiyah, dipaksa menikah dengan gadis SD karena telat pulang ke rumah.

3 dari 5 halaman

Viral Pernikahan di Bawah Umur

Video pernikahan S yang berusia 15 tahun dengan gadis remaja berinisial NH, 12 tahun --masih kelas enam sekolah dasar, menjadi viral di dunia maya.

Video proses ijab kabul pernikahan mereka sempat diunggah di akun Facebook pada Senin, 14 September 2020.

Pernikahan di bawah umur yang kontroversial di Desa Pangajek, Kecamatan Tonggat, ini berawal ketika orangtua pihak perempuan tidak terima dengan S yang membawa NH jalan-jalan seharian hingga pulang telat ke rumah

4 dari 5 halaman

Berangkat Siang, Pulang Malam

Diketahui bahwa kedua sejoli ini tinggal di desa yang berbeda. S tinggal di Desa Penganjek, Kecamatan Tonggat.

Sementara NH yang masih duduk di bangku SD tinggal di Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat.

Ehsan, Kepala Dusun Montong, Desa Penganjek, membenarkan kabar pernikahan dini tersebut. Menurut Ehsan, S dan NH pergi berdua pada siang hari. Mereka baru pulang ke rumah sekitar pukul 17.30 WITA.

5 dari 5 halaman

Orangtua Perempuan Tidak Terima

Menurut Ehsan, S memang sempat membawa NH pulang ke rumahnya. Setelah itu dia meminta kakaknya mengantarkan NH ke rumah bibinya.

Namun tak lama NH berada di rumah bibinya, orangtuanya membawa putri mereka itu ke kediaman S. Orangtua NH tak terima anaknya pulang hingga malam.

Orangtua NH kemudian memaksa S untuk menikahi putrinya meski sudah tahu bahwa keduanya masih berada di bawah umur.

Berhenti Sekolah, Jualan Sabun Keliling

 

Sementara itu, S mengatakan dia menerima permintaan orangtua NH. S berjanji akan memberi nafkah kepada NH semaksimal mungkin.

Sekarang S telah berhenti dari sekolahnya, dan berjualan sabun keliling untuk membiayai rumah tangga barunya dengan NH.

Sumber: PadangkitaSolopos

Beri Komentar