Rumah Mak Minah Yang Sudah Reot (Merdeka.com/Mochammad Iqbal)
Dream - Mak Minah harus menjalani masa tuanya dalam kesulitan hidup. Di usianya yang kini sudah 70 tahun, warga Kampung Randu Kurung, Desa Cibiuk, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini harus tinggal di rumah yang sudah reot dan hampir roboh.
Meski begitu, tak ada raut kesedihan tampak pada wajahnya. Dia seperti sudah sangat biasa menjalani hidup yang begitu sulit.
Mak Minah juga menceritakan kisahnya tinggal dirumah tersebut. Ia mengaku tinggal sebatang kara sejak suaminya meninggal dunia pada 1980-an.
Kini, rumahnya tidak sekokoh dulu, malahan terbilang tidak layak huni. Parahnya, dia tidak pernah merasakan bantuan pemerintah meskipun hanya sekali saja.
Meski begitu, dia tidak pernah berkeluh kesah, kecewa ataupun sakit hati.
" Saya tidak pernah kecewa atau kesal walau tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Dengan keadaan seperti ini pun sudah cukup buat emak mah," ujar Mak Minah, dikutip dari Merdeka.com.
Mak Minah selalu mengisi harinya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika kondisinya sehat, ia tidak lupa untuk menghadiri majelis taklim di beberapa masjid sekitar.
Mak Minah sudah tidak mampu lagi bekerja dan tidak memiliki anak. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia hanya mengandalkan bantuan dan kepedulian tetangga sekitar.
Meski harus tinggal di rumah yang hampir roboh, dia tidak pernah merasa takut.
" Saya mah menyerahkan semuanya sama Allah. Setiap hari bisanya cuma berdoa agar Allah menjaga saya," akuinya.
Dia pun tidak pernah berpikir merenovasi rumah karena keterbatasan biaya. Walau begitu, Mak Minah tidak menolak jika ada yang ikhlas membantunya.
" Kalau ada yang mau bantu ya emak terima. Kalau belum ada ya tidak apa-apa. Yang Maha Kaya itu Allah. Manusia hanya sekedar suruhannya Allah saja," ungkapnya.
Ketua RW tempat Mak Minah tinggal, Siti Djubaedah, mengatakan warga sekitar selalu memperhatikan Mak Minah. Banyak tetangga yang menawarkan Mak Minah tinggal di rumah mereka lantaran khawatir rumah yang ditempatinya ambruk namun selalu ditolak.
" Paling kalau ada hujan deras dan angin kencang, baru Mak Minah mau saya ajak tinggal di rumah. Itu pun ia langsung pulang lagi kalau hujan atau angin sudah reda," sebut Siti.
Siti juga membenarkan Mak Minah tidak pernah mendapat bantuan langsung dari pemerintah. Selama ini, Siti selalu berusaha mengajukan bantuan perbaikan rumah Mak Minah melalui desa atau program lainnya, namun tidak pernah terealisasi.
Tidak hanya itu, Siti mengungkapkan Mak Minah tidak pernah menerima bantuan berbentuk PKH atau BPJS. Padahal, Mak Minah ini sangat layak mendapatkan bantuan tersebut.
" Jadinya ya untuk kebutuhan Mak Minah mengandalkan pemberian warga. Kalau sakit berobat pakai uang pemberian warga," ungkap dia.
Sumber: Merdeka.com/Mochammad Iqbal
Dream - Kisah haru kembali dialami Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kisah itu berasal dari bocah perempuan 7 tahun, Azriliya Aliya Nabila.
Akhir pekan lalu, Ridwan dan sang istri, Atalia Praratya menyambut kedatangan Azriliya di komplek gubernuran. Bocah itu datang dengan membawa dua celengan plastik di dua tangannya.
Ternyata, celengan itu berisi uang hasil Azriliya menabung. Seluruh uang disumbangkan Aliya untuk membantu penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), terutama masker, bagi para tenaga medis yang berjuang menangani pasien positif Covid-19.
" Setelah kemarin Hafidz, kali ini adinda Azriliya Aliya Nabila, anak SD usia 7 tahun dari Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, menyumbangkan seluruh tabungannya untuk para dokter yang berjuang melawan Covid-19," tulis Ridwan dalam Instagramnya.
Dalam unggahan itu, Kang Emil (sapaan Ridwan Kamil) bercerita, Azriliya merupakan anak dari petani hidroponik.
Azriliya mengutarakan niatnya pada Ridwan untuk memberikan seluruh tabungannya agar dapat dibelikan masker bedah.
" Nanti maskernya Pak Gubernur kasiin ke dokter ya," kata Aliya kepada Ridwan.
" Siap neng Azriliya! Laksanakan," jawab Ridwan.
Ridwan pun mendoakan agar Azriliya dapat menjadi teladan bagi generasinya kelak. Dia juga berterima kasih kepada orangtua Azriliya yang telah mendidiknya dengan akhlak mulia.
Dream - Sungguh mulia perbuatan Moch Hafidh, 10 tahun. Di tengah situasi serba sulit, bocah kelas III Sekolah Dasar ini tergerak untuk membantu tim medis yang tengah menangani pasien virus corona.
Kamis kemarin, 16 April 2020, Hafidh diantarkan sang ibu mendatangi kantor Polsek Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia bermaksud memberikan uang tabungannya sebagai donasi guna membantu tim medis.
Hafidh dan ibunya tiba di Polsek sekitar pukul 14.00 WIB membawa kaleng biskuit. Kaleng itu berisi recehan yang selama ini dikumpulkan Hafidh dari sisa uang jajannya.
Dalam akun Instagram Polsek Dayeuhkolot @dayauehkolot1, pecahan uang koin tersebut disumbangkan Hafidh dengan harapan bisa membantu pembelian Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medis agar tehindar dari paparan virus corona.
" Hafidh sempat menanyakan kepada saya apa dan untuk apa APD itu dan saya menjelaskan kepadanya. APD adalah alat pelindung diri yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis dalam menangani pasien corona. Lalu Hafidh mengungkapkan ingin membantu membeli APD dengan menyumbangkan tabungannya," jelas ibu Hafidh, Rikoh Rotikoh.
Ayah Hafidh, Ruhiyatna, berprofesi sebagai tukang servis televisi. Sedangkan Rikoh sehari-hari berdagang bakso ayam. Meski berasal dari keluarga sederhana, Hafidh tidak berkecil hati dan ikhlas memberikan sumbangan kepada tim medis.
Hafidh sendiri diketahui telah menabung selama 9 bulan. Dengan uang jajan yang diberikan ibunya tidak seberapa.
" Saya hanya memberikan yang jajan sehari Rp2.000 untuk Hafidh. Hafidh mengatakan wabah virus corona yang menimpa Indonesia ingin segera berakhir supaya dirinya bisa bersekolah dan bermain kembali dengan teman-temannya," jelas Rikoh.
Keikhlasan hati Hafidh, membuat netizen ramai dan terharu ketika membacanya. Unggahan tersebut menjadi viral di Bandung.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik