Miris, Nenek di Garut Huni Rumah Reot dan Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Rabu, 22 April 2020 11:00
Miris, Nenek di Garut Huni Rumah Reot dan Tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah
Mak Minah tinggal sebatang kara.

Dream - Mak Minah harus menjalani masa tuanya dalam kesulitan hidup. Di usianya yang kini sudah 70 tahun, warga Kampung Randu Kurung, Desa Cibiuk, Kecamatan Cibiuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat ini harus tinggal di rumah yang sudah reot dan hampir roboh.

Meski begitu, tak ada raut kesedihan tampak pada wajahnya. Dia seperti sudah sangat biasa menjalani hidup yang begitu sulit.

Mak Minah juga menceritakan kisahnya tinggal dirumah tersebut. Ia mengaku tinggal sebatang kara sejak suaminya meninggal dunia pada 1980-an.

Kini, rumahnya tidak sekokoh dulu, malahan terbilang tidak layak huni. Parahnya, dia tidak pernah merasakan bantuan pemerintah meskipun hanya sekali saja.

Meski begitu, dia tidak pernah berkeluh kesah, kecewa ataupun sakit hati.

" Saya tidak pernah kecewa atau kesal walau tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Dengan keadaan seperti ini pun sudah cukup buat emak mah," ujar Mak Minah, dikutip dari Merdeka.com.

 

1 dari 6 halaman

Banyak Ibadah

Mak Minah selalu mengisi harinya dengan mendekatkan diri kepada Tuhan. Jika kondisinya sehat, ia tidak lupa untuk menghadiri majelis taklim di beberapa masjid sekitar.

Mak Minah sudah tidak mampu lagi bekerja dan tidak memiliki anak. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia hanya mengandalkan bantuan dan kepedulian tetangga sekitar.

Meski harus tinggal di rumah yang hampir roboh, dia tidak pernah merasa takut.

" Saya mah menyerahkan semuanya sama Allah. Setiap hari bisanya cuma berdoa agar Allah menjaga saya," akuinya.

Dia pun tidak pernah berpikir merenovasi rumah karena keterbatasan biaya. Walau begitu, Mak Minah tidak menolak jika ada yang ikhlas membantunya.

" Kalau ada yang mau bantu ya emak terima. Kalau belum ada ya tidak apa-apa. Yang Maha Kaya itu Allah. Manusia hanya sekedar suruhannya Allah saja," ungkapnya.

 

2 dari 6 halaman

Tawaran Tinggal di Rumah Tetangga

Ketua RW tempat Mak Minah tinggal, Siti Djubaedah, mengatakan warga sekitar selalu memperhatikan Mak Minah. Banyak tetangga yang menawarkan Mak Minah tinggal di rumah mereka lantaran khawatir rumah yang ditempatinya ambruk namun selalu ditolak.

" Paling kalau ada hujan deras dan angin kencang, baru Mak Minah mau saya ajak tinggal di rumah. Itu pun ia langsung pulang lagi kalau hujan atau angin sudah reda," sebut Siti.

Siti juga membenarkan Mak Minah tidak pernah mendapat bantuan langsung dari pemerintah. Selama ini, Siti selalu berusaha mengajukan bantuan perbaikan rumah Mak Minah melalui desa atau program lainnya, namun tidak pernah terealisasi.

Tidak hanya itu, Siti mengungkapkan Mak Minah tidak pernah menerima bantuan berbentuk PKH atau BPJS. Padahal, Mak Minah ini sangat layak mendapatkan bantuan tersebut.

" Jadinya ya untuk kebutuhan Mak Minah mengandalkan pemberian warga. Kalau sakit berobat pakai uang pemberian warga," ungkap dia.

Sumber: Merdeka.com/Mochammad Iqbal

3 dari 6 halaman

Bocah 7 Tahun Bawa Celengan ke Ridwan Kamil: Buat Beli Masker

Dream - Kisah haru kembali dialami Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Kisah itu berasal dari bocah perempuan 7 tahun, Azriliya Aliya Nabila.

Akhir pekan lalu, Ridwan dan sang istri, Atalia Praratya menyambut kedatangan Azriliya di komplek gubernuran. Bocah itu datang dengan membawa dua celengan plastik di dua tangannya.

Ternyata, celengan itu berisi uang hasil Azriliya menabung. Seluruh uang disumbangkan Aliya untuk membantu penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), terutama masker, bagi para tenaga medis yang berjuang menangani pasien positif Covid-19.

" Setelah kemarin Hafidz, kali ini adinda Azriliya Aliya Nabila, anak SD usia 7 tahun dari Ngamprah Kabupaten Bandung Barat, menyumbangkan seluruh tabungannya untuk para dokter yang berjuang melawan Covid-19,"  tulis Ridwan dalam Instagramnya.

 

4 dari 6 halaman

"Nanti Maskernya Pak Gubernur Kasiin ke Dokter Ya."

Dalam unggahan itu, Kang Emil (sapaan Ridwan Kamil) bercerita, Azriliya merupakan anak dari petani hidroponik.

Azriliya mengutarakan niatnya pada Ridwan untuk memberikan seluruh tabungannya agar dapat dibelikan masker bedah.

" Nanti maskernya Pak Gubernur kasiin ke dokter ya,"  kata Aliya kepada Ridwan.

" Siap neng Azriliya! Laksanakan,"  jawab Ridwan.

Ridwan pun mendoakan agar Azriliya dapat menjadi teladan bagi generasinya kelak. Dia juga berterima kasih kepada orangtua Azriliya yang telah mendidiknya dengan akhlak mulia.

5 dari 6 halaman

Bocah SD Anak Penjual Bakso di Bandung Berikan Tabungan Buat Bantu Tenaga Medis

Dream - Sungguh mulia perbuatan Moch Hafidh, 10 tahun. Di tengah situasi serba sulit, bocah kelas III Sekolah Dasar ini tergerak untuk membantu tim medis yang tengah menangani pasien virus corona.

Kamis kemarin, 16 April 2020, Hafidh diantarkan sang ibu mendatangi kantor Polsek Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dia bermaksud memberikan uang tabungannya sebagai donasi guna membantu tim medis.

Hafidh dan ibunya tiba di Polsek sekitar pukul 14.00 WIB membawa kaleng biskuit. Kaleng itu berisi recehan yang selama ini dikumpulkan Hafidh dari sisa uang jajannya.

Dalam akun Instagram Polsek Dayeuhkolot @dayauehkolot1, pecahan uang koin tersebut disumbangkan Hafidh dengan harapan bisa membantu pembelian Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga medis agar tehindar dari paparan virus corona.

" Hafidh sempat menanyakan kepada saya apa dan untuk apa APD itu dan saya menjelaskan kepadanya. APD adalah alat pelindung diri yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis dalam menangani pasien corona. Lalu Hafidh mengungkapkan ingin membantu membeli APD dengan menyumbangkan tabungannya," jelas ibu Hafidh, Rikoh Rotikoh.

6 dari 6 halaman

Uang Jajan Untuk Donasi

Ayah Hafidh, Ruhiyatna, berprofesi sebagai tukang servis televisi. Sedangkan Rikoh sehari-hari berdagang bakso ayam. Meski berasal dari keluarga sederhana, Hafidh tidak berkecil hati dan ikhlas memberikan sumbangan kepada tim medis.

Hafidh sendiri diketahui telah menabung selama 9 bulan. Dengan uang jajan yang diberikan ibunya tidak seberapa.

      Lihat postingan ini di Instagram

Polsek Dayeuhkolot News - Anak kecil bernama Moch. Hafidh (9 tahun) yang duduk di kelas 3 SDN Pasigaran 3 Dayeuhkolot meminta ibunya Rikoh Rotikoh untuk mengantar ke Polsek Dayeuhkolot Polresta Bandung menemui Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Sudrajat dengan membawa kaleng Biskuit yang berisikan pecahan uang koin untuk disalurkan membantu membeli APD (Alat Pelindung Diri). Kamis (16/04/2020). Berawal ketika Moch.Hafidh (9 tahun) diliburkan sekolah dikarenakan Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang terus mewabah di Indonesia dan melihat pemberitaan di Televisi bahwa langka dan mahalnya masker beserta APD (Alat Pelindung Diri) untuk pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang dibutuhkan para tenaga medis saat ini. Anak dari Bapak Ruhiyatna yang berprofesi sebagai tukang servis Televisi dan Ibu Rikoh Rotikoh yang berprofesi sebagai pedagang baso ayam tersebut membawa tabungannya berupa pecahan koin kepada ibunya yang dikumpulkan selama 9 bulan dengan menyisihkan sisa uang jajannya setiap hari untuk disumbangkan membantu membeli APD (Alat Pelindung Diri). Ibu Rikoh Rotikoh mengatakan " Bahwa banyaknya pemberitaan mengenai Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang terus mewabah dan sulitnya mendapatkan APD (Alat Pelindung Diri) di televisi, Moch.Hafidh (9 tahun) sempat menanyakan kepada saya apa dan untuk apa APD tersebut dan saya menjelaskan kepada Moch. Hafidh bahwa APD adalah Alat Pelindung Diri yang sangat dibutuhkan oleh tenaga medis dalam menangani pasien Virus Corona kemudian Moch. Hafidh mengungkapkan ingin membantu membeli APD dengan menyumbangkan tabungannya yang Moch. Hafidh kumpulkan selama 9 bulan yang awalnya tabungan tersebut dikumpulkan untuk membantu biaya pernikahan kakaknya" . Kata Ibu Rikoh Rotikoh. Masih Ibu Rikoh Rotikoh " Saya hanya memberikan uang jajan sehari Rp.2000,- untuk Moch.Hafidh, sewaktu akan memberikan uang tabungannya Moch. Hafidh mengatakan wabah virus Corona yang menimpa Indonesia ingin segera berakhir supaya bisa bersekolah dan bermain kembali dengan teman-temannya" . @polrestabandung @tmcpolrestabandung @bhayangkari_pc_kotabdg_jabar @bag_sumdarestabdg @satnarkobaresbdg @satbinmas @sabharapolrestabdg @spkt_polreskotabandung

Sebuah kiriman dibagikan oleh POLSEK DAYEUHKOLOT (@polsekdayeuhkolot1) pada

" Saya hanya memberikan yang jajan sehari Rp2.000 untuk Hafidh. Hafidh mengatakan wabah virus corona yang menimpa Indonesia ingin segera berakhir supaya dirinya bisa bersekolah dan bermain kembali dengan teman-temannya," jelas Rikoh.

Keikhlasan hati Hafidh, membuat netizen ramai dan terharu ketika membacanya. Unggahan tersebut menjadi viral di Bandung.

Beri Komentar