Miris, Pelajar Harus Lewati Jembatan Gantung Rusak Parah demi Sekolah

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 12 Januari 2022 16:00
Miris, Pelajar Harus Lewati Jembatan Gantung Rusak Parah demi Sekolah
Potret ini kontras dengan citra Malaysia yang selalu terlihat kaya.

Dream - Berita mengenai pelajar yang harus kesulitan berangkat sekolah mungkin akrab bagi masyarakat Indonesia. Seperti pelajar harus menyeberangi jembatan berbahaya karena rusak dan sebagainya.

Tak pernah terbayang potret yang sama ternyata juga ada di negara tetangga Malaysia. Tentu sangat kontras dengan citra Malaysia yang selama ini ditunjukkan sebagai negara kaya pemilik beberapa menara tertinggi dunia.

Tetapi kenyataan itulah yang terjadi. Masih ada pelajar yang bersusah payah pergi sekolah lantaran jembatan rusak.

Parahnya, kondisi itu cukup lama berlangsung dan tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat. Sesuatu yang sangat miris.

 

1 dari 3 halaman

Kondisi Jembatan Sangat Berbahaya

Pada 10 Januari 2022, Kantor Berita Bernama memajang sejumlah foto memperlihatkan para pelajar tingkat dasar dan menengah menyeberangi jembatan gantung rusak. Foto-foto itu muncul di akun Twitter resmi Bernama, @bernamadotcom.

Disebutkan kondisi ini berlangsung di Kampung Nelayan, Sandakan, Sabah. Anak-anak yang melintasi jembatan itu adalah siswa Sekolah Kebangsaan Sibuga Besar.

Jembatan gantung tersebut sudah sangat usang namun tak juga diperbaiki. Sejumlah kayu yang menjadi jalur penyebarangan sebagian besar sudah hilang.

Jembatan itu hanya diberi kawat jaring agar tetap bisa dilewati. Meski begitu, tidak menurunkan tingkat bahaya bagi orang yang melintas di atasnya.

 

2 dari 3 halaman

Warganet Malaysia Ngamuk

Cuitan ini ramai mendapat komentar warganet Malaysia. Banyak yang geram dan menilai pemerintah setempat tidak tanggap pada kondisi rakyatnya,

" Cerita seperti ini kita dengar zaman ibu bapak kita tahun 60-an, BUKAN TAHUN 2022," tulis warganet.

" Ini bukan demi mengenyam pendidikan, ini MP (Member of Parliament/anggota dewan) tidak kerja. Jangan menormalkan praktik buruk dengan dalih pendidikan dan agama. Ini salah dan akan selalu salah. Kita bukan di tahun 1970, ini tahun 2022," tulis warganet.

" Bagaimana para pemimpin bisa senang dengan ribuan yang mereka dapatkan sebagai gaji tetapi bahkan tidak bisa memperbaiki jembatan seperti ini? Benarkah kehidupan rakyat tidak ada artinya di mata mereka? Tolong perbaiki jembatan ini," tulis warganet.

" Pemerintah Sabah telah mengumpulkan 1.562 miliar ringgit (setara Rp5,3 triliun) dari perusahaan minyak dan gas yang beroperasi di negara bagian itu pada tahun 2021, tetapi ke mana uang itu pergi?" tulis warganet.

3 dari 3 halaman

Beri Komentar