Kasus Perundungan Dialami Pelajar SMP Di Purworejo (Instagram @radarcirebon)
Dream - Polisi menetapkan tiga siswa sebagai tersangka kasus bulying siswi SMP di Purworejo, Jawa Tengah. Dalam pemeriksaan diketahui ketiga tersangka melakukan perundungan dengan motif meminta uang kepada siswa yang dirundung.
" Bahwa murid wanita ini dipalak, dimintai uang oleh tiga pelaku," kata Kabid Humas Polda Jateng, Komisaris Besar Iskandar Sutisna, dikutip dari Liputan6.com, Kamis 13 Februari 2020.
Ketiga tersnagka tersebut masing-masing berinisial TP, DF, dan UHA. Sementara korbannya berinisial CA.
Karena dipalak, CA melaporkan ketiganya kepada guru. Sehingga ketiga siswa yang melakukan pemalakan itu tidak terima. Mereka kemudian melakukan perundungan terhadap CA.
" Karena tidak dikasih dan dilaporkan ke guru, akhirnya tiga pelaku marah dan menganiaya," ucap Iskandar.
Terpisah, Kapolres Purworejo, Ajun Komisaris Besar Rizal Marito, mengatakan CA dikenal sebagai pribadi pendiam. Karena sifat tersebut, banyak yang mengira CA menderita keterbelakangan mental.
" Orang-orang lihatnya begitu (keterbelakangan mental), tapi kita belum cek, kita belum periksa korban, kita cek psikologi dulu," ucap dia.
Sumber: Liputan6.com/Yopi Makdori
Dream - Tiga pelajar remasa yang melakukan aksi perundungan terhadap seorang siswi ditetapkan sebagai tersangka dugaan persekusi. Kapolres Purworejo, Jawa Tengah, Ajun Komisaris Besar Polisi Rizal Marito mengungkapkan ketiga siswa itu adalah TP, DF, dan UHA.
Ketiganya adalah siswa yang tertangkap kamera melakukan kekerasan terhadap seorang siswi SMP di Butuh diketahui berinisial CA.
" Sudah ditetapkan sebagai tersangka ya," ujar Rizal dikutip dari Liputan6.com.
Ketiga siswa tersebut telah diamankan polisi dan masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Purworejo.
" Benar, sedang kita proses," ujar Rizal.
Lebih lanjut, Rizal menjelaskan sudah ada laporan pengaduan yang diterima kepolisian terkait kasus ini. Tetapi, dia enggan menjelaskan pihak yang melayangkan laporan tersebut.
" Sudah dibuat laporan resminya," kata dia.
Sebelumnya, video kekerasan yang dialami CA viral di media sosial. Video tersebut mendapat banyak kecaman.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo juga mendapatkan video tersebut di akun media sosialnya. Dia segera bertindak menghubungi sejumlah pihak terkait untuk menangani kasus tersebut, termasuk kepala sekolah dan kepolisian.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Yopi Makdori.)
Dream - Kekerasan di lingkungan sekolah kembali terulang. Kali ini menimpa seorang siswi Sekolah Menengah Pertama.
Aksi kekerasan itu sempat terekam kamera dan viral di media sosial. Sejumlah akun menyebarkan kembali video tersebut.
Dalam video tersebut, seorang siswi SMP berjilbab duduk di bangku kelas dan terlihat sedang belajar. Sementara, ada beberapa siswa yang berada di sekitar siswi tersebut.
Awalnya, sempat terjadi percakapan di antara para siswa tersebut. Sejenak kemudian, seorang siswa berdiri lalu menepuk kepala siswi tersebut dengan cukup keras.
Aksi itu diikuti beberapa siswa lainnya. Ada yang menendang, memukul dengan gagang sapu, bahkan melayangkan bogem.
Siswi tersebut hanya bisa menutup muka. Dia tidak kuasa membalas perlakuan buruk dari teman-temannya.
Informasi yang tercantum dalam kolom status @radarcirebon menyebutkan video itu diambil di salah satu SMP di Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Video kekerasan tersebut sampai ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ganjar pun bertindak cepat dengan menghubungi sejumlah pihak untuk menangani kasus ini.
" Kasek (kepala sekolah) sudah saya telpon & dia sudah menanganinya, demikian juga pihak kepolisian sudah mendapatkan laporan. Pak Bupati juga sudah saya telp," tulis Ganjar di akun Instagramnya, @ganjar_pranowo.
Ganjar juga sudah meminta pengawas sekolah turun tangan. Juga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
" Semoga orangtua mereka juga paham apa yang terjadi dengan anak-anak mereka di sekolah itu," kata Ganjar.
Dream - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti melaporkan aksi kekerasan seksual di institusi pendidikan selama 2019 mencapai 21 kasus dengan melibatkan 123 anak sebagai korban.
Sebagian besar korban perserta didik tersebut adalah siswa perempuan.
" 71 anak perempuan dan 52 anak laki-laki," kata Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti dikutip dari Merdeka.com, Selasa 31 Desember 2019.
Retno mengatakan, anak laki-laki dan perempuan tidak menutup kemungkinan menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan sekolah.
Catatan tersebut tentu menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan Tanah Air. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat paling aman ke dua setelah rumah masih bisa menjadi sasaran tindak kekerasan seksual.
Menurut Retno, 21 kasus kekerasan seksual pada anak paling banyak terjadi di Sekolah Dasar (SD) yakni 13 kasus, SMP 5 kasus dan SMA 3 kasus.
Retno menjelaskan, tingginya angka kekerasan seksual di SD dikarenakan karena anak-anak masih mudah dibujuk dengan suatu yang disukainya. Selain itu, anak-anak SD juga masih mudah ditakut-takuti dengan ancaman.
" Di sinilah pentingnya dilakukan pendidikan seks sejak dini," ucap dia.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik