Buku Sejarah Kebudayaan Islam (Foto NU Online)
Dream - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama akan membuat buku sejarah kebudayaan Islam (SKI), tanpa memasukkan cerita peperangan yang dilakukan Rasullah SAW. Buku SKI tersebut rencananya akan mulai terbit tahun depan.
" Dilakukan untuk tahun yang akan datang. Sengaja dilakukan seperti itu agar Islam itu (dikenal) tidak hanya perang," ujar Direktur Kurikulum Sarana Prasarana Kesiswaan dan Kelembagaan (KSKK) Madrasah, Ahmad Umar di kantornya, Jakarta, Jumay 13 September 2019.
Dalam buku SKI itu, nantinya akan berisi pengajaran mengenai kejayaan Islam yang disebarkan oleh Rasullah SAW hanya dalam kurun waktu 22 tahun saja.
" Kita angkat bukan sisi perangnya tapi perjuangan-perjuangan Rasulullah dan sirah nabaiyah, dalam membawa Islam yang damai, Islam yang menyejukkan, Islam yang tidak keras. Intinya itu," kata dia.
Ahmad menjelaskan, Kemenag membuat perlombaan dalam menyusun materi buku SKI tanpa materi perang itu. Nantinya, Kemenag akan melakukan uji publik terlebih dahulu sebelum disebar ke madrasah-madrasah.
" Ini baru kita proses dan ini melalui lomba, kita lombakan supaya kompetitif, harus guru agama, harus guru umum karena konten science dan guru yang nanti membimbing. Ini upaya kami untuk menumbuhkan generasi yang humanis toleran yang bisa peduli terhadap lingkungan," ucap dia.
Buku SKI tanpa materi perang itu nantinya akan diterapkan di semua level yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Dream - Negara sempalan Uni Soviet, Uzbekistan menyimpan daya tarik kesejarahan. Di negara ini, sejumlah ulama ahli bidang filsafat, kedokteran, dan matematika.
Kepala Bidang Bayt Al-Quran LPMQ Kementerian Agama (Kemenag) Nani Sutiati, Uzbekistan melahirkan ulama yang ahli di bidang ilmu pengetahuan, baik filsafat, kedokteran, maupun matematika. Nani menyebut sejumlah nama, antara lain, Ibnu Sina dan al-Khawarizmi.
Sementara dalam bidang tasawuf, Uzbekistan melahirkan al-Kalabazi, penulis kitab tasawuf terkenal. Negeri di kawasan Asia Tengah ini juga melahirkan banyak tarekat, yang paling terkenal adalah Tarekat an-Naqsyabandiyah.
“ Uzbekistan terkenal dengan kota-kota tuanya, di antaranya Samarkand, Tashkent, Tirmiz, Khiva dan lain-lain,” kata Nani, Rabu, 6 Februari 2019.
Di Nusantara, kata Nani, jejak ulama Uzbekistan juga terlihat pada masa islamisasi Nusantara, sekitar abad ke-14 Masehi. Di Jawa, tokoh islamisasi yang mahsyur berasal Samarkand, yaitu Syekh Asmorokondi (as-Samarqandi) yang dimakamkan di Tuban, Jawa Timur.
Beberapa berita menyebutkan, Syekh Asmorokondi merupakan sesepuh para wali di Jawa, ayah dari Sunan Ampel.
Selain itu, diceritakan Syekh Jumadil Kubro, yang disebutkan sebagai ayahnya Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak, juga berasal dari Uzbekistan.
Tetapi, hingga saat ini, tidak banyak ditemukan sumber-sumber sejarah tentang kedua tokoh tersebut kecuali dari bukti arkeologis berupa nisan makamnya yang saat ini sangat ramai diziarahi.
Untuk menggali jejak sejarah Islam di Uzbekistan itu, Kemenag dan Kementerian Pariwisata Uzbekistan rencananya akan menggelar pameran foto bertajuk Uzbekistan Negeri Para Imam di Bayt Alquran dan Museum Istiqlal, Taman Mini Indonesia Indah, 7 hingga 17 Februari 2019. Nani mengatakan, pameran digelar dalam rangka memperingati satu tahun bebas visa WNI ke Uzbekistan.
“ Pameran dibuka Kamis, 7 Februari 2019 pukul 09.00 WIB oleh Duta Besar Uzbekistan, Dr Ulugbek Rozukulov, bersama Prof Dr ES Margianti SE, MM, Rektor Universitas Gunadarma, dan Prof Abd Rahman Mas’ud, Ph.D., Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI,” kata dia.
Nani mengatakan, pameran dan seminar yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini diharapkan akan membuka wawasan masyarakat Indonesia tentang negeri di Asia Tengah dengan banyak peninggalan peradaban Islam.
Dream - Tren produk halal di dunia semakin marak. Hal ini didukung dengan meningkatnya minat wanita terhadap kosmetik. Adanya sertifikasi halal membuat wanita semakin bebas berekspresi.
Berdasarkan survey Nielsen, penetrasi makeup di 2018 mencapai 56,4 persen dengan total belanja US$ 6,1 juta untuk produk kosmetik halal. Fenomena itu membuka kesempatan besar bagi produsen kosmetik halal, salah satunya Wardah Cosmetics.
Guna meningkatkan minat masyarakat terhadap kosmetik halal, Wardah kembali meluncurkan kampanye 'Halal dari Awal'. Kegiatan ini sekaligus mendorong perkembangan industri kecantikan dalam negeri.
" Sebagai pelopor kosmetik halal, kami ingin agar perempuan indonesia dapat merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam memakai produk makeup baik ketika beraktivitas maupun beribadah," tutur Sabrina, Brand Manger Wardah Cosmetics di Jakarta, Selasa 22 Januari 2019.
Sebagai bagian dari kampanye, Wardah Cosmetics menghadirkan 'Europe Halal Trip'. Peserta berkesempatan menyusuri jejak sejarah Islam di Eropa. Tak sendiri, kamu bakal jalan-jalan bersama aktris cantik Dewi Sandra.
" Kami ajak perempuan Indonesia untuk menambah pengetahuan tentang Islam di Eropa, salah satunya Kota Alhambra di Spanyol yang lagi populer," ujarnya.
View this post on InstagramA post shared by Official Page Wardah Cosmetics (@wardahbeauty) on
Sahabat Dream juga bisa ikutan, loh. Beli produk wardah dan unggah fotonya di Instagram. Jangan lupa tag @wardahbeauty lalu sertakan hashtag #SaatnyaMemulai dan #HalalDariAwal.
Semoga beruntung!
(ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN