Nadiem Bolehkan Sekolah Tatap Muka dengan Syarat Ini

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 11 November 2020 18:00
Nadiem Bolehkan Sekolah Tatap Muka dengan Syarat Ini
Pandemi Covid-19 membuat sekolah dilakukan online, tapi banyak siswa kesulitan.

Dream - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan, para siswa yang mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh boleh belajar di sekolah. Syaratnya, mereka berada di daerah yang sudah ditetapkan sebagai zona hijau dan kuning.

" Untuk zona hijau dan kuning sudah diperbolehkan tatap muka, tapi semua keputusannya itu ada di komite sekolah, kepala sekolah, dan kepala dinas," ujar Nadiem, dikutip dari Merdeka.com.

Saat kunjungan ke Kabupaten Rote Ndao, Nadiem mengatakan meski sudah dibolehkan tatap muka, aktivitas belajar di sekolah sifatnya bukan wajib. Aktivitas ini bisa dijalankan jika orangtua sudah mengizinkan anaknya kembali ke sekolah serta harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Untuk tingkat SMA, mata pelajaran praktik boleh dilaksanakan secara tatap muka. Tetapi, ketentuan tersebut akan diputuskan oleh pemerintah daerah.

" Jadi, keputusannya ada di daerah bukan di pusat," kata Nadiem.

1 dari 2 halaman

Kekhawatiran Nadiem

Nadiem mengakui punya kekhawatiran pada perkembangan pendidikan formal jika tidak bisa dijalankan secara tatap muka. Terutama kepada para siswa yang tidak punya akses untuk bisa mengikuti pendidikan jarak jauh seperti tak punya ponsel atau jaringan yang tidak stabil.

" Saya khawatir mereka tidak bisa belajar apa-apa dan tertinggal," kata Nadiem.

Karena itulah, dia meminta para siswa yang tidak punya gawai untuk belajar di sekolah. Khususnya para siswa di kabupaten terpencil seperti Rote Ndao yang saat ini berstatus kuning.

Selanjutnya, Nadiem menjelaskan kewenangan menggunakan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) saat ini ada pada kepala sekolah. Baik untuk gaji guru honorer maupun untuk pembelian gawai yang akan dipinjamkan kepada siswa.

 

2 dari 2 halaman

Gawai dan Internet Tak Merata

Kepala SKMN 1 Rote Barat, Julius Ndun, mengatakan sistem pembelajaran yang diterapkan intitusinya merupakan gabungan. Terkadang menggunakan sistem daring dan tatap muka.

" Kita sempat tatap muka namun pertengahan Oktober lalu ada instruksi dari dinas untuk kembali belajar di rumah," kata dia.

Julius mengatakan ketiadaan gawai merupakan salah satu persoalan yang dihadapi para siswa. Persoalan lainnya, jaringan internet belum merata sehingga ada daerah yang belum terjangkau internet.

" Solusinya siswa datang ke sekolah untuk mengambil tugas dan mengumpulkannya," kata dia.

Sumber: Merdeka.com/Fikri Faqih.

Beri Komentar