Mendikbud Nadiem Anwar Makarim
Dream - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, mengatakan, para siswa yang mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh boleh belajar di sekolah. Syaratnya, mereka berada di daerah yang sudah ditetapkan sebagai zona hijau dan kuning.
" Untuk zona hijau dan kuning sudah diperbolehkan tatap muka, tapi semua keputusannya itu ada di komite sekolah, kepala sekolah, dan kepala dinas," ujar Nadiem, dikutip dari Merdeka.com.
Saat kunjungan ke Kabupaten Rote Ndao, Nadiem mengatakan meski sudah dibolehkan tatap muka, aktivitas belajar di sekolah sifatnya bukan wajib. Aktivitas ini bisa dijalankan jika orangtua sudah mengizinkan anaknya kembali ke sekolah serta harus menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Untuk tingkat SMA, mata pelajaran praktik boleh dilaksanakan secara tatap muka. Tetapi, ketentuan tersebut akan diputuskan oleh pemerintah daerah.
" Jadi, keputusannya ada di daerah bukan di pusat," kata Nadiem.
Nadiem mengakui punya kekhawatiran pada perkembangan pendidikan formal jika tidak bisa dijalankan secara tatap muka. Terutama kepada para siswa yang tidak punya akses untuk bisa mengikuti pendidikan jarak jauh seperti tak punya ponsel atau jaringan yang tidak stabil.
" Saya khawatir mereka tidak bisa belajar apa-apa dan tertinggal," kata Nadiem.
Karena itulah, dia meminta para siswa yang tidak punya gawai untuk belajar di sekolah. Khususnya para siswa di kabupaten terpencil seperti Rote Ndao yang saat ini berstatus kuning.
Selanjutnya, Nadiem menjelaskan kewenangan menggunakan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) saat ini ada pada kepala sekolah. Baik untuk gaji guru honorer maupun untuk pembelian gawai yang akan dipinjamkan kepada siswa.
Kepala SKMN 1 Rote Barat, Julius Ndun, mengatakan sistem pembelajaran yang diterapkan intitusinya merupakan gabungan. Terkadang menggunakan sistem daring dan tatap muka.
" Kita sempat tatap muka namun pertengahan Oktober lalu ada instruksi dari dinas untuk kembali belajar di rumah," kata dia.
Julius mengatakan ketiadaan gawai merupakan salah satu persoalan yang dihadapi para siswa. Persoalan lainnya, jaringan internet belum merata sehingga ada daerah yang belum terjangkau internet.
" Solusinya siswa datang ke sekolah untuk mengambil tugas dan mengumpulkannya," kata dia.
Sumber: Merdeka.com/Fikri Faqih.
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal