Narapidana Menolak Bebas Karena Tak Ada Keluarga dan Istri Diambil Orang

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 15 April 2020 16:30
Narapidana Menolak Bebas Karena Tak Ada Keluarga dan Istri Diambil Orang
Tidak ada keluarga. Sedangkan orangtua sudah meninggal, istri diambil orang, kata dia.

Dream - Seorang narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II A Samarinda, bernama Ambo menolak program asimilasi saat pandemi Covid-19. Pria asal Pare-pare, Sulawesi Selatan ini harusnya bisa menghirup udara bebas sejak 7 April 2020 lalu.

Ambo memilih tetap berada di penjara hingga seluruh masa hukumannya berakhir.

Alasan Ambo sederhana. Dia tak punya rumah yang akan dituju saat bebas nanti. Tentu juga tidak ada sambutan kebahagiaan penuh haru menanti. Perantauan di Kota Samarinda ini mengaku tak memiliki keluarga di Kota Samarinda.

“ Biar saya keluar, tidak tahu ke mana arahnya, kalau di sini sudah banyak teman,” kata Ambo, diakses dari Liputan6.com, Rabu, 15 April 2020.

Ambo menceritakan bahwa dia sedang menjalani pidana karena tuduhan pelaku peredaran narkotika. Ambo harus menjalani hukuman 4,5 tahun penjara.

1 dari 6 halaman

Istri Diambil Orang

Dari putusan pengadilan itu, dia sudah menjalani masa tahanan selama 2,5 tahun. Waktu yang tidak sebentar bagi siapapun dan ingin segera bebas. 

Wajah Ambo berubah ketika dia berbicara mengenai kondisinya. Suaranya pun tidak lagi lantang. “ Tidak ada keluarga. Sedangkan orangtua sudah meninggal, istri diambil orang,” kata dia.

Ambo menyiratkan raut kekecewaan. “ Saya memang perantau ke sini, ikut sama orang,” kata dia.

Dia bercerita, saat merantau ke Samarinda, Ambo membawa serta istrinya untuk mengadu nasib. Untuk menyambung hidup, Ambo berjualan ikan di Pasar Segiri, Samarinda.

Dahulu, pasar ini yaitu zona merah peredaran narkotika. Polisi sampai harus membuat posko khusus untuk mengungkap peredaran narkotika.

2 dari 6 halaman

Program Asimilasi Buat Lega

Tergiur keuntungan yang besar, Ambo tertarik untuk ikut mengedarkannya. Tak disangka, itu adalah awal petaka dalam hidupnya. Dia ditangkap dan dihukum sesuai perbuatannya. “ Istri ikut di sini. Tapi pas masuk penjara, istri diambil orang sudah,” kata dia.

Dia mulai kembali sedikit santai saat ditanya kenyamanan berada di dalam rutan. Teman yang banyak untuk berbagi cerita sehingga merasa betah. “ Sudah nyaman di sini, sudah betah,” ujar dia.

Ambo bercerita, bahwa dia sempat sedih melihat tahanan yang lain. Ambo sebenarnya memiliki soerang anak, namun memilih tinggal di kampung halamannya.

Program asimilasi di tengah pandemi Covid-19 juga membuat blok ruangannya sedikit lega.

Rencananya program asimilasi saat pandemi Covid-19 ada 141 narapidana yang mendapat pembebasan bersyarat.

(Sumber: Liputan6.com/Abdul Jalil)

3 dari 6 halaman

Allahu Akbar, Puluhan Penghuni Lapas Berikrar Jadi Hafiz

Dream - Masjid At Taubah Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Palembang ramai oleh jemaah pada Jumat pekan lalu, 15 November 2019. Suasana yang tidak biasa tengah terjadi di Rutan tersebut. 

Para jemaah yang merupakan penghuni rutan tengah mengazamkan diri menjadi hafiz Alquran. Mereka akan menjalani proses menghafal Alquran di rumah tahfiz yang baru saja didirikan pengelola Rutan Kelas 1 Palembang dengan PPPA Daarul Quran.

Peresmian rumah tahfiz tersebut diisi dengan Tabligh Akbar dengan penceramah Ustaz Arrazy Hasyim. Acara tersebut juga dihadiri para pengelola rutan serta tokoh masyarakat setempat.

" Mereka, tahanan ini sebelumnya diajarkan ibadah, akhlak, dan akan dikuatkan keagamaannya lewat menghafal Alquran," ujar Kepala Rutan Kelas 1 Palembang, Mardan, melalui keterangan tertulis diterima Dream.

Santri Rumah Tahfiz

Kepala Cabang PPPA Daarul Quran Palembang, Dwi Frihanto, mengatakan lembaganya mendukung penuh pendirian Rumah Tahfiz Rutan Kelas 1 Palembang.

" Kami menghadirkan guru tahfiz serta kurikulum untuk pelaksanaan kegiatan," kata Dwi.

Menurut Dwi, angkatan pertama Rumah Tahfiz At Taubah berjumlah 30 orang. Mereka sebelumnya adalah santri TPA At Taubah.

Para santri akan menjalani penilaian bacaan Alquran dan kemampuan menghafal. Setelah itu, mereka direkomendasikan menghafal Alquran dan menjadi santri Rumah Tahfiz.

" Baik Daarul Quran maupun pihak rutan berharap, paska keluar dari tahanan nanti, para tahanan akan menjadi cikal bakal hafiz Quran," kata Dwi.

4 dari 6 halaman

Rian D'Masiv dan Daarul Quran Gagas Gerakan 'Jangan Menyerah'

Dream - Tidak semua masyarakat Indonesia hidup dalam ketercukupan. Ada sebagian dari mereka yang harus berjuang keras demi bisa bertahan hidup.

Fakta ini menghadirkan inspirasi bagi musisi Rian Ekky Pradipta. Vokalis grup musik D'Masiv ini menggagas gerakan filantropi dengan tajuk 'Jangan Menyerah' untuk menebarkan semangat berbagi kepada sesama.

" Jangan Menyerah buat saya sebenarnya adalah pengingat bagi diri sendiri," ujar Rian melalui keterangan tertulis diterima Dream.

Tajuk gerakan filantropi yang digagas Rian diambil dari salah satu lagu ciptaannya dengan judul sama. Rian mengaku lagu tersebut merupakan penyemangat ketika sedang jatuh dan mengalami banyak masalah.

Jangan Menyerah

" Alhamdulillah apa yang saya pikirkan sejak lama, pingin punya gerakan, pingin punya wadah yang bisa bermanfaat untuk orang lain, untuk lingkungan, dan untuk alam semesta," kata dia.

5 dari 6 halaman

Fokus di Kesehatan dan Kemanusiaan

Salah satu aksi dari gerakan ini difokuskan pada bidang kesehatan, terutama untuk mendampingi mereka yang mengidap kanker.

Fokus lainnya pada bidang kemanusiaan, gerakan Jangan Menyerah hadir kepada mereka yang kurang beruntung khususnya di kalangan musisi, olahragawan, serta mereka yang berjasa untuk negeri.

" Intinya kita membantu orang-orang yang berkontribusi besar untuk Indonesia. Tapi tidak menutup kemungkinan nanti akan lebih luas lagi. Di kemudian hari mungkin bisa ikut membantu korban bencana alam," kata dia.

Rian menggandeng PPPA Daarul Quran untuk untuk mewujudkan gerakan ini. Pilihan dijatuhkan Rian kepada Daarul Quran karena lembaga ini dinilai memiliki visi yang sama.

" Saya merasa nyaman dan aman bisa satu keluarga dengan Daarul Quran, karena mereka sudah punya sistem yang kuat. Sudah punya izin juga dari Kementerian Agama dan Departemen Sosial untuk bisa melakukan kegiatan penghimpunan donasi," ucap dia.

6 dari 6 halaman

Jadi Amal Jariyah

Founder Gerakan Jangan Menyerah, Tarmizi As Shiddiq, mengajak masyarakat untuk terlibat dalam gerakan ini. Gerakan ini, menurut dia, bisa menjadi jalan untuk menebarkan virus-virus kebaikan.

" Kalau ini menjadi amal jariyah, maka ini baik buat kita, baik buat budaya kita, dan ini akan menjadi amal saleh bagi kita semua," tutur dia.

Jangan Menyerah

Gerakan ini disebarkan lewat laman janganmenyerah.id. Dia berharap platform tersebut dapat menghadirkan keberkahan bagi semua pihak.

" Semoga menjadi amal soleh kita semua hingga yaumil kiamah. Semakin banyak yang kita bantu dan yang membantu mudah-mudahan JanganMenyerah.id menjadi inspirasi untuk kita semua," ucap dia.

Beri Komentar