Masyarakat Swedia (Shutterstock.com)
Dream - Pemerintah Swedia mengambil keputusan sangat nekat. Mereka menyatakan pandemi telah berakhir, meski sedang terjadi lonjakan kasus.
" Seperti yang kita ketahui soal pandemi ini, saya akan mengatakan ini sudah berakhir," ujar Menteri Kesehatan Swedia, Lena Hallengren.
Hallengren mengakui memang pandemi belum berakhir. Tetapi, dia menegaskan pembatasan perlu segera dilonggarkan.
" Ini belum berakhir, tetapi seperti yang kita ketahui dalam hal perubahan dan pembatasan yang cepat," kata dia, seraya menambahkan Covid-19 tidak lagi diklasifikasikan sebagai bahaya bagi masyarakat.
Swedia membataslkan semua langkah pengetatan di masa pandemi mulai Rabu waktu setempat. Juga menghentikan sebagian besar tes Covid-19.
Di saat bersamaan, sistem kesehatan Swedia sedang dalam tekanan tinggi. Beberapa ilmuwan juga meminta Pemerintah untuk sedikit lebih sabar dalam menangani pandemi.
Pemerintah Swedia, yang selama pandemi telah memilih untuk tidak melakukan penguncian demi pendekatan sukarela, mengumumkan pada pekan lalu akan menghapus pembatasan yang tersisa.
Keputusan ini ecara efektif menyatakan pandemi berakhir karena vaksin dinilai mampu meredam kasus dan kematian serta varian Omicron dinyatakan tidak terlalu parah.
Mulai Rabu, bar dan restoran diizinkan tetap buka setelah pukul 11 malam lagi dan tanpa batasan jumlah tamu. Batas kehadiran untuk tempat-tempat dalam ruangan yang lebih besar juga dicabut, termasuk penggunaan tiket masuk vaksin.
Namun, rumah sakit Swedia masih mengalami tekanan dengan sekitar 2.200 pasien Covid membutuhkan perawatan. Kondisi ini hampir sama seperti selama gelombang ketiga pada musim semi 2021.
Karena pengujian gratis dikurangi awal bulan ini dan secara efektif dihentikan mulai Rabu, tidak ada seorang pun mengetahui jumlah pasti kasus.
" Kita harus memiliki sedikit lebih banyak kesabaran, menunggu setidaknya beberapa minggu lagi. Kami cukup kaya untuk terus melakukan pengujian," kata profesor virologi di Universitas Umea, Fredrik Elgh, yang merupakan salah satu pengkritik keras kebijakan larangan penguncian Swedia.
" Penyakit ini masih menjadi beban besar bagi masyarakat," kata dia.
Badan Kesehatan Swedia menyatakan pekan ini pengujian skala besar terlalu mahal dibandingkan dengan manfaatnya. Swedia menghabiskan sekitar 500 juta krona Swedia (Rp782,9 miliar) per pekan untuk pengujian selama lima pekan pertama tahun ini dan sekitar 24 miliar krona Swedia (Rp37,5 triliun) sejak awal pandemi.
Pada Rabu, Swedia mencatat 114 kematian baru akibat infeksi virus. Secara total, 16.182 orang telah meninggal karena virus atau saat terinfeksi olehnya.
Jumlah kematian per kapita jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga Nordik. Tetapi lebih rendah daripada di sebagian besar negara Eropa, dikutip dari wtvbam.com.
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap