Ilustrasi Penjara (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Dua narapidana melakukan aksi nekat dengan menyandera dua penjaga penjara selama sembilan jam. Aksi mereka terbilang konyol karena hanya meminta tebusan sepele yaitu pizza.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu di penjara Hallby yang terkenal dengan dengan keamanan tingkat tingginya. Penjara ini berlokasi di dekat Eskilstuna, 70 mil barat Stockholm, Swedia.
Dua pelaku terindentifikasi sebagai Haned Mahamed Abdullahi, 24 tahun, dan Isak Dewit, 30 tahun. Keduanya merupakan terpidana kasus pembunuhan.
Drama penyanderaan itu berlangsung pada pukul 12.30 waktu setempat. Dua narapidana tersebut berusaha masuk ke ruang penjaga.
Mereka kemudian mengancam dua penjaga dengan pisau cukur. Kemudian mereka mengunci pintu ruang jaga.
Penjara dikunci dan unit pasukan khusus digerakkan ke lokasi. Ambulans, truk pemadam kebakaran, dan helikopter polisi bersiaga di luar penjara.
Seorang mediator dikirim masuk. Menurut laporan media setempat, Aftonbladet, awalnya dua narapidana tersebut meminta disediakan helikopter.
Namun kemudian, mereka berubah pikiran dan meminta disediakan 20 pizza untuk keduanya dan narapidana lain. Pizza diantarkan jam 16.30 waktu setempat dan pada pukul 21.30, mereka baru melepaskan dua penjaga tersebut.
" Ya, pizza sudah dikirim," ujar Juru Bicara Penjara, Stina Lyles.
Lyles mengatakan para penjaga tidak ada yang terluka. Keduanya bisa kembali ke keluarganya dengan selamat.
Dua narapidana tersebut dibawa ke kantor polisi. Mereka diinterogasi terkait aksi penyanderaan tersebut, dikutip dari Business Insider.
Dream - Satuan Tugas TNI Kontingen Garuda XXXIX-B RDB MONUSCO yang bertugas di Kongo terlibat dalam operasi pembebasan warga Amerika Serikat, yang disandera kelompok kriminal bersenjata. Peristiwa itu berlangsung pekan lalu.
Dikuti dari Instagram @puspentni, Komandan Satgas TNI Kontingan Garuda XXXIX-B RDB MONUSCO, Kolonel Inf. Daniel Lumban Raja, mengatakan upaya pembebasan berawal adanya informasi dari Chief dan MSF team kepada Komandan Static Combat Deployment (SC) Lulimba, Mayor Inf. Yoni.
Informasi itu menyatakan akan ada negosiasi dengan kelompok bandit yang menculik warga negara AS atas nama Sarah. Warga AS yang telah disekap selama 16 hari di markas kelompok bersenjata yang berlokasi di perkampungan Ake.
Mendapat informasi itu, Komandan SCD Lulimba bersama Chief Village, Regiment Commander FARDC, Commander Local Police serta Team MSF di Kampung Lulimba segera menggelar briefing.
Pembicaraan membahas langkah antisipasi segala risiko yang kemungkinan bisa terjadi selama proses negosiasi.
Daniel mengatakan negosiasi kemudian dijalankan dengan tiga perwakilan kelompok bandit. Mereka bersenjatakan senapan serbu AK-47.
Negosiasi tersebut akhirnya menemukan titik terang. Para bandit bersedia membebaskan sandera.
Sandera dibebaskan dalam keadaan stabil. Selanjutnya menjalani pemeriksaan kesehatan.
Keberhasilan tersebut mendapat apresiasi dari Chief dan MSF Team. Juga ucapan terima kasih karena Satgas TNI Konga telah bekerja keras membantu pembebasan sandera.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media