Foto: Pixabay.com
Dream - Dipersulit mengambil uang di tabungannya sendiri, seorang pria di Lebanon melakukan tindakan nekat. Dia menyandera pegawai bank dan menodongkan senjata api ke sejumlah petugas.
Meski melakukan tindakan kriminal, tindakan pria tersebut justru dielu-elukan sebagai pahlawan selepas menjalankan aksinya.
Melansir laman Oddity Central, Senin, 22 Agustus 2022, peristiwa tersebut terjadi di Beirut, Lebanon. Seorang pria bernama Bassam al-Sheikh Hussein dilaporkan memasuki cabang Federal Bank di distrik Hamra kemudian nekat menyandera enam pegawai bank.
Pria berusia 41 tahun itu meminta manajemen untuk memberinya cukup uang untuk membayar tagihan medis ayahnya karena rekeningnya tidak bisa diakses.
Hussein akhirnya melakukan aksi nekat dengan menyandera salah seorang petugas bank sampai pihak manajemen mengizinkannya mengambil uang.
Diketahui bahwa pada 2019, krisis yang dihadapi Lebanon menyebabkan mata uang jatuh dan negara mengalami rekor inflasi, sehingga pemerintah menerapkan pembatasan perbankan.
Peraturan tersebut membuat masyarakat tidak bisa menarik banyak uang dari tabungannya sendiri. Bahkan, masyarakat hanya bisa menarik uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tak peduli seberapa banyak isi tabungan mereka.
Setelah tujuh jam, aksi penyanderaan itu berakhir dengan damai, dan Hussein diizinkan untuk menarik US$35 ribu (Rp520 juta) dari US$210 ribu (Rp3,1 miliar) di rekening banknya.
Menurut berita lokal, Bassam al-Sheikh Hussein memasuki bank Beirut pada 11 Agustus bersenjatakan senapan. Sebagian besar pengunjung bank berhasil melarikan diri sebelum Hussein menutup semua pintu. Hussein menyandera enam pegawai dan satu pengunjung di bank bersamanya.
Dua tembakan dilaporkan terjadi, dan pria itu juga mengancam akan membakar dirinya sendiri jika tuntutannya tidak dipenuhi, tetapi pada akhirnya, tidak ada satupun yang terluka.
Ketika berita tentang tindakan Bassam al-Sheikh Hussein menyebar di sekitar Beirut, kerumunan masyarakat berkumpul di luar Bank Federal untuk mengekspresikan solidaritas mereka. Masyarakat berharap peraturan pembatasan penarikan uang segera dihapus.
Video amatir tentang situasi penyanderaan juga mulai menyebar secara online, menarik lebih banyak dukungan untuk pria yang putus asa itu.
Selain butuh uang untuk biaya pengobatan sang ayah yang mencapai US$50 ribu atau sekitar Rp744 juta, Hussein juga saat itu mesti merawat anaknya yang sakit. Karena itu, ia mendapat dukungan publik untuk dibebaskan.
Pada hari Selasa, Hakim Ghassan Khoury memerintahkan pembebasan Hussein, setelah Bank Federal memberi tahu jaksa bahwa mereka ingin mencabut pengaduannya terhadapnya.
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
