Rumah Nenek Imil (Foto: Liputan6.com/Bam Sinulingga)
Dream - Tinggal di kota satelit sekitar Jakarta tak menjamin fasilitas yang disediakan pemerintah bisa diperoleh mudah. Setidaknya inilah yang dialami nenek Imil, wanita 68 tahun yang harus merasakan pahitnya hidup di usia senja dengan rumah yang sebetulnya tak lagi layak dihuni.
Nenek asal Kampung Bancong, Desa Kertasari, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, itu telah ditinggal mati suaminya sejak 2017.
Menyandang status janda, di rumah reyot yang sudah dia tinggali puluhan tahun itu, Imil ditemani dua anaknya, Kaswati (30) dan Maesaroh (21) serta satu cucunya, Zoya yang masih berusia 3 bulan.
Dengan rumah nyaris roboh termakan usia, yang bisa dilihat mata telanjang itu, Imil tak menerima bantuan sosial apapun. Banyak material bangunan yang sudah lapuk. Kondisi yang membuat nenek Imil selalu dirundung kekhawatiran rumahnya sewaktu-waktu bisa saja ambruk dan mengancam keselamatan hidup dirinya dan keluarga.
Di bagian dinding ruang tamu, hampir seluruhnya rapuh, sehingga isi rumah dapat terlihat jelas dari luar. Begitu pula dinding depan rumah yang sudah mulai bergerak miring.
" Tembok-tembok lain pada retak-retak dan miring. Kalau hujan juga bocor di mana-mana," kata Nenek Imil, dikutip dari Liputan6.com.
Begitu pula bagian atap rumah, juga sangat memprihatinkan, beberapa genteng yang mulai rontok ke tanah. Dari luar rumah tampak jelas bagian atap yang tidak memiliki genteng sehingga menyebabkan kebocoran.
Apalagi ketika musim hujan tiba, nenek Imil dan keluarga semakin was-was. Tak terbayangkan, saat hujan deras yang disertai angin kencang, satu keluarga tersebut selalu mengungsi ke tetangga lantaran takut rumah mereka roboh.

" Kalau hujan kami milih keluar rumah, daripada nanti rumahnya ambruk. Lagian di sini ada orok. Biasanya numpang berteduh di teras tetangga," ujarnya.
Mirisnya keluarga Imil tak pernah mendapat bantuan pemerintah selama tinggal di wilayah tersebut, padahal mereka tergolong warga miskin. Mulai dari bansos sembako, BLT dan bantuan lainnya, tidak sekalipun ia terima.
Meskipun nenek Imil juga sempat beberapa kali mengajukan bantuan kepada pihak pemerintah setempat, namun entah kenapa tak pernah direspons serius.
Ketua RT 01 RW 01 Kertasari, Halip Handika menyampaikan rasa prihatin terhadap kondisi rumah warganya tersebut. Menurut dia, Imil ingin segera memiliki rumah yang layak karena dia sangat peduli dengan keselamatan keluarganya.
" Selama ini pekerjaannya ngurusin cucu. Ia sebelumnya juga pernah jadi kuli tandur di sawah," ujar Halip.
Halip berharap keluarga Imil dapat segera merasakan kenyamanan tinggal di rumah sendiri, dengan mendapat bantuan perbaikan dari pemerintah.
" Karena sudah empat kali pengajuan di Musrembang, tapi tidak kunjung direspons pemerintah, dengan dalih belum adanya administrasi, juga hak kepemilikan masih nama orangtua si pemilik rumah," tandas Halip.
Advertisement
Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

LUNE: Debut Album Anggi Marito yang Menyentuh dan Penuh Cerita