Dream - Selain aksi militer, Israel juga melakukan sabotase untuk melumpuhkan kekuatan Hamas di Jalur Gaza.
Baru-baru ini Israel sengaja memutuskan aliran listrik ke Jalur Gaza sehingga daerah itu jadi gelap gulita.
Hal itu terlihat dari citra satelit yang direkam International Research Center of Big Data for Sustainable Development Goals (SDG Center).
Citra satelit itu memperlihatkan area Jalur Gaza, salah satu wilayah terpadat di dunia, hampir sepenuhnya gelap gulita.
Kondisi tersebut sangat kontras dengan beberapa malam sebelumnya yang terang benderang di wilayah tersebut.
Sejak 16 Oktober 2023 lalu, militer Israel mengumumkan pemutusan pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza.
Tidak hanya itu, Israel juga menerapkan blokade menyeluruh. Hal ini memicu krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk.
Jalur Gaza adalah sebidang tanah sempit dengan panjang 41 kilometer dan lebar 6 hingga 12 kilometer.
Lebih dari 2 juta orang, yang mayoritas adalah warga Palestina, tinggal di atas lahan seluas kurang lebih 365 kilometer persegi.
Hal ini menjadikan Kota Gaza sebagai salah satu daerah terpadat di dunia, yang sebanding dengan Madrid di Spanyol dan London di Inggris.
Sebuah citra satelit yang diambil pada 14 September dibandingkan dengan yang direkam pada 14 Oktober.
Citra satelit yang diambil sebelum konflik sekitar pukul 22.00 waktu setempat memperlihatkan Jalur Gaza terang benderang.
Sementara citra satelit yang diambil setelah terjadi konflik Israel-Hamas pada jam yang sama memperlihatkan Jalur Gaza yang hampir gelap gulita.
Kedua citra satelit itu direkam menggunakan instrumen pencitraan cahaya rendah dari satelit SDG Center milik China.
Satelit dengan instrumen pencitraan cahaya rendah memiliki kemampuan untuk merefleksikan perkembangan sosio-ekonomi dan standar kehidupan suatu wilayah dengan mendeteksi intensitas dan distribusi cahaya malam hari.
Saat ini, sebagian besar satelit dengan kemampuan pencitraan cahaya rendah dioperasikan oleh China, AS, dan Israel.
Satelit pencitraan cahaya rendah milik AS dan Israel terutama digunakan di bidang militer, pemantauan lingkungan, dan pemetaan.
Sedangkan Satelit SDG-1 milik China yang merekam foto di Gaza ini disebut satelit ilmiah pertama yang dirancang khusus untuk memenuhi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Setelah beroperasi di orbit, data satelit ini dibagikan secara global untuk penelitian, khususnya di negara berkembang.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR