Warga Afghanistan Berlarian Di Bawah Pesawat AS
Dream - Mayat seorang warga Afghanistan dilaporkan ditemukan di roda pendaratan pesawat angkut C-17 milik Angkatan Udara Amerika Serikat. Orang tersebut diyakini berusaha kabur dari Afghanistan dengan berpegangan di bagian roda pesawat.
Korban termasuk salah satu dari ribuan warga Afghanistan yang frustasi dan ingin meninggalkan negaranya. Mereka khawatir dengan potensi kekerasan yang ditimbulkan Taliban setelah kelompok itu berhasil mengambil alih kekuasaan.
Sejumlah warga Afghanistan diketahui menumpang pesawat AS agar bisa kabur. Sebagian dari mereka duduk di bawah sayap ketika pesawat sedang mencoba lepas landas dari Bandara Internasional Hamid Karzai.
Akibat adanya mayat yang terjepit, pesawat tersebut terpaksa tidak dioperasikan sementara waktu. Sebelumnya, tiga orang dilaporkan tewas terjatuh akibat tergelincir dari pesawat AS yang sedang lepas landas.
Video mengerikan menunjukkan warga Afghanistan berpegangan pada pesawat, termasuk jet kargo C-17 besar milik militer, ketika berusaha lepas landas dari Bandara Kabul. Beberapa video menunjukkan warga Afghanistan jatuh dari udara dari pesawat yang meninggalkan bandara.
Juru Bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby, menyatakan untuk sementara Pentagon membekukan penerbangan militer dan sipil. Langkah ini dilakukan untuk mengamankan landasan dari warga sipil yang putus asa.
Sementara Kirby tidak dapat mengkonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung atas kematian warga sipil terkait dengan penerbangan C-17. Dia hanya berharap departemen akan menyelidiki insiden tersebut.
Pentagon sejauh ini telah mengerahkan sekitar 5.000 tentara tambahan ke Kabul untuk membantu mengamankan bandara. Sehingga ribuan warga Amerika, staf kedutaan, dan warga Afghanistan yang rentan dapat meninggalkan negara itu dengan aman.
Para pejabat memperkirakan sebanyak 3.000 tentara AS sudah berada di Kabul. Sementara sisanya akan terbang dalam beberapa hari mendatang.
Wakil Direktur Staf Militer Gabungan AS untuk Operasi Regional dan Manajemen Pasukan, Mayor Jenderal Hank Taylor, mengatakan pihaknya melanjutkan operasi di luar bandara. Operasi ini memungkinkan C-17 yang membawa Marinir dan tentara dari Divisi Lintas Udara ke-82 mendarat di Afghanistan.
Lebih dari 600 warga Afghanistan memadati C-17 lainnya agar bisa kabur ke luar negeri. Jumlah yang dianggap salah satu yang paling banyak diterbangkan dalam jet kargo besar militer, dikutip dari Politico.
Dream - Taliban berhasil merebut Kabul, kota yang menjadi basis terakhir Pemerintah Afghanistan, pada Senin waktu setempat. Jatuhnya Kabul menandai beralihnya kekuasaan Pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.
Sejumlah video beredar di media sosial, memperlihatkan aksi para milisi Taliban setelah menguasai Kabul. Sebagian dari mereka masuk ke taman hiburan dan bermain sepuasnya.
Video-video tersebut tersebar di Twitter lewat sejumlah akun. Salah satu video memperlihatkan sejumlah milisi Taliban sedang asyik bermain bumper car atau bombom car, seperti diunggah akun @Super70sSports.
Di video itu terlihat anggota Taliban mengendarai bombom car. Sebagian di antara bahkan masih memegang senjata laras panjang.
Update: the Taliban has now taken over the bumper cars. pic.twitter.com/lbYTFEY3le
— Super 70s Sports (@Super70sSports)August 16, 2021
Video lain yang diunggah akun @Mediavenir milik media yang berbasis di Prancis. Di video itu, sejumlah anggota Taliban sedang bermain komidi putar.
🇦🇫 #Afghanistan : d’autres images de la prise de contrôle du parc par les #talibans. (témoins) #Kabul #Kaboul pic.twitter.com/oqzb07KOLb
— Mediavenir (@Mediavenir)August 16, 2021
Sementara akun @AsaadHannaa mengunggah video anggota Taliban sedang berolahraga di dalam ruangan gym di sebuah rumah pejabat di Kabul. Mereka memanfaatkan alat-alat tersebut untuk berolahraga.
Trying to be “ fit for governing”
Taliban in Afghanistan working out in the presidential palace’s gym. pic.twitter.com/s441sb6e35— Asaad Hanna (@AsaadHannaa)August 16, 2021
Ribuan warga Afghanistan dilaporkan kabur dari sejumlah kota menyusul perebutan kekuasaan oleh Taliban. Mereka khawatir Taliban akan menerapkan hukum ketat dan tidak manusiawi seperti yang terjadi ketika kelompok ini menguasai Afghanistan 20 tahun lalu.
Sebagian orang berkerumun di Bandara Internasional Hamid Karzai, berharap bisa menyelamatkan diri ke luar negeri. Mereka sampai menumpang pesawat milik Angkatan Udara Amerika Serikat lantaran penerbangan sipil dihentikan begitu Kabul dikuasai Taliban.
Dilaporkan sebanyak lima warga Afghanistan meninggal akibat berdesak-desakan masuk pesawat. Selain itu, tiga orang meninggal jatuh saat berpegangan di bagian luar pesawat AS.
Dream - Jatuhnya Kabul di tangan Taliban memicu kekhawatiran warga Afghanistan tentang potensi kembali pemerintah orotiter di masa lalu. Tak bisa disangkal, Taliban punya rekam jejak menakutkan di masa lalu.
Sebelum terguling pada 2001, Taliban sempat mengendalikan kekuasaan di Afghanistan. Rezim ini menerapkan hukum Islam secara ketat dengan tidak mengakui hak-hak perempuan serta membungkam kebebasan pers.
Namun dalam konferensi pers pertama yang digelar Selasa waktu setempat, Taliban memberikan sejumlah janji antara lain akan mengakui serta melindungi hak perempuan dan kebebasan pers.
" Kami akan mengizinkan perempuan bekerja dan menempuh pendidikan. Tentu kami punya kerangka kerja. Perempuan akan sangat aktif di masyarakat namun dalam kerangka Islam," ujar Juru Bicara Taliban, Zabibullah Mujahid.
Setelah menguasai seluruh wilayah Afghanistan dengan mendapat perlawanan yang minimal, Taliban mencitrakan diri mereka lebih moderat dibandingkan era 1990-an yang menerapkan aturan dengan keras. Mujahid menjamin tidak akan terjadi diskriminasi terhadap perempuan.
" Mereka (perempuan) akan bekerja bahu membahu dengan kami (Taliban hanya memiliki anggota laki-laki)," kata Mujahid.
Saat ditegaskan bagaimana pemerintahan baru Taliban akan berbeda dari sebelumnya, Mujahid mengatakan kelompoknya telah berkembang dan terbuka. Mereka tidak akan melakukan hal yang sama seperti di masa lalu.
" Akan ada perbedaan dalam tindakan yang kami ambil," kata dia.
Kelompok tersebut juga menyatakan komitmen untuk melindung hak-hak pekerja media. Mujahid menyatakan Taliban tidak akan lagi bertindak represif terhadap media.
" Kami berkomitmen kepada media dalam kerangka budaya kami. Media swasta dapat melanjutkan aktivitas secara bebas dan mandiri," kata dia.
Mujahid juga menyatakan kelompoknya tidak berencana mendobrak rumah atau melancarkan serangan balasan kepada semua pihak yang telah mengabdi pada pemerintahan sebelumnya. Dia juga menyatakan siap bekerja sama dengan pihak asing atau menjadi bagian dari Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan.
Terdapat laporan yang belum terkonfirmasi mengenai milisi Taliban yang memasuki rumah warga untuk penjarahan. Tapi Mujahid menegaskan itu oknum palsu yang harus diserahkan ke Taliban untuk dihukum, dikutip dari Aljazeera.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?