NU dan Muhammadiyah Diusulkan Jadi Nominasi Nobel

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 24 Januari 2019 07:01
NU dan Muhammadiyah Diusulkan Jadi Nominasi Nobel
Dua ormas Islam terbesar di Indonesia ini dianggap berperan besar membuat nilai-nilai demokrasi hidup di masyarakat.

Dream - Dua organisasi massa Islam terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah diusulkan menjadi nomine atau kandidat penerima Nobel perdamaian.

Usulan ini muncul dari Guru Besar Antropologi Universitas Boston, Amerika Serikat, Robert W Hefner. Dia bersama Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada tengah mempersiapkan dokumen yang diperlukan.

" Bukan rahasia bahwa di beberapa kalangan telah ada diskusi supaya Muhammadiyah dan NU dipertimbangkan untuk hadiah Nobel," ujar Hefner, dikutip dari ugm.ac.id.

Dalam pandangan Hefner, dua ormas Islam yang sebelumnya terabaikan di dunia internasional ini, mampu menunjukkan keberhasilan dalam mengelola kemajemukan. Dua ormas Islam ini dinilai mampu menerapkan prinsip Pancasila dan membuat nilai-nilai demokrasi hidup di masyarakat.

" Dulu memang tidak banyak yang tahu tentang Indonesia, tapi lewat internet masyarakat bisa melihat keberhasilan Indonesia," kata Hefner.

Peneliti PSKP UGM, Najib Azca, mengatakan reputasi Indonesia sebagai negara Muslim demokratis telah diakui dunia. Bahkan Islam di Indonesia disebut sebaga 'the smiling face of Islam in the world' (wajah Islam yang ramah untuk dunia).

Najib menegaskan peran kedua ormas Islam ini tidak bisa dipandang sepele. Terbukti, NU dan Muhammadiyah mampu berjalan beriringan bersama pembangunan demokrasi dan perdamaian.

" Selain berhasil mengawal proses transisi demokrasi di dalam negeri, kedua ormas Islam ini juga aktif berkontribusi dalam proses pembangunan perdamaian di kancah regional dan internasional," kata Najib.

 

1 dari 1 halaman

Didukung Sejumlah Pihak

Usulan ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Ini melihat rekam jejak gemilang dari kedua ormas Islam dalam pembangunan bangsa.

" Intinya setuju usulan tersebut karena NU dan Muhammadiyah sebagai civil society sudah punya sumbangsih besar bagi eksistensi NKRI yang warganya heterogen, beragam baik dari segi suku, agama, etnis, dan lainnya," kata Pengajar pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan, dikutip dari NU Online.

Bakir menilai NU bisa menjadi basis pergerakan sosial lewat berbagai pesantrennya. Sementara Muhammadiyah mempersembahkan karya nyata bagi seluruh masyarakat lewat amal usahanya.

Dukungan juga diberikan Aktivis Toleransi Antar Umat Beragama, Romo Antonius Benny Susetyo. Menurut Romo Benny, NU dan Muhammadiyah telah berjasa menjaga NKRI dan perdamaian tidak hanya di Indonesia, melainkan dunia.

" Usulan itu tepat karena NU dan Muhammadiyah menjaga keragaman dan kemajemukan bangsa ini dari ancaman kekerasan dan ideologi terorisme," ucap Romo Benny. (ism)

Beri Komentar