NU Dan Muhammadiyah Diusulkan Jadi Nomine Nobel Perdamaian (ugm.ac.id)
Dream - Dua organisasi massa Islam terbesar Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah diusulkan menjadi nomine atau kandidat penerima Nobel perdamaian.
Usulan ini muncul dari Guru Besar Antropologi Universitas Boston, Amerika Serikat, Robert W Hefner. Dia bersama Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian Universitas Gadjah Mada tengah mempersiapkan dokumen yang diperlukan.
" Bukan rahasia bahwa di beberapa kalangan telah ada diskusi supaya Muhammadiyah dan NU dipertimbangkan untuk hadiah Nobel," ujar Hefner, dikutip dari ugm.ac.id.
Dalam pandangan Hefner, dua ormas Islam yang sebelumnya terabaikan di dunia internasional ini, mampu menunjukkan keberhasilan dalam mengelola kemajemukan. Dua ormas Islam ini dinilai mampu menerapkan prinsip Pancasila dan membuat nilai-nilai demokrasi hidup di masyarakat.
" Dulu memang tidak banyak yang tahu tentang Indonesia, tapi lewat internet masyarakat bisa melihat keberhasilan Indonesia," kata Hefner.
Peneliti PSKP UGM, Najib Azca, mengatakan reputasi Indonesia sebagai negara Muslim demokratis telah diakui dunia. Bahkan Islam di Indonesia disebut sebaga 'the smiling face of Islam in the world' (wajah Islam yang ramah untuk dunia).
Najib menegaskan peran kedua ormas Islam ini tidak bisa dipandang sepele. Terbukti, NU dan Muhammadiyah mampu berjalan beriringan bersama pembangunan demokrasi dan perdamaian.
" Selain berhasil mengawal proses transisi demokrasi di dalam negeri, kedua ormas Islam ini juga aktif berkontribusi dalam proses pembangunan perdamaian di kancah regional dan internasional," kata Najib.
Usulan ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Ini melihat rekam jejak gemilang dari kedua ormas Islam dalam pembangunan bangsa.
" Intinya setuju usulan tersebut karena NU dan Muhammadiyah sebagai civil society sudah punya sumbangsih besar bagi eksistensi NKRI yang warganya heterogen, beragam baik dari segi suku, agama, etnis, dan lainnya," kata Pengajar pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan, dikutip dari NU Online.
Bakir menilai NU bisa menjadi basis pergerakan sosial lewat berbagai pesantrennya. Sementara Muhammadiyah mempersembahkan karya nyata bagi seluruh masyarakat lewat amal usahanya.
Dukungan juga diberikan Aktivis Toleransi Antar Umat Beragama, Romo Antonius Benny Susetyo. Menurut Romo Benny, NU dan Muhammadiyah telah berjasa menjaga NKRI dan perdamaian tidak hanya di Indonesia, melainkan dunia.
" Usulan itu tepat karena NU dan Muhammadiyah menjaga keragaman dan kemajemukan bangsa ini dari ancaman kekerasan dan ideologi terorisme," ucap Romo Benny. (ism)
Advertisement
5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian