Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Selama pandemi, anak-anak tak bisa bebas keluar rumah untuk beraktivitas fisik seperti main bola, berlarian main sepeda serta aktivitas lain yang biasanya dilakukannya. Padahal anak sangat membutuhkan gerak fisik untuk menstimulasi perkembangan motoriknya.
Mungkin Sahabat Dream bingung mencari aktivitas fisik dalam rumah yang bisa menyalurkan energi anak-anak. Salah satu yang bisa dilakukan adalah olahraga bersama melalui YouTube atau channel lain secara online.
Apa jenisnya? Cobalah untuk melakukan Zumba Kids. Sebelumnya mungkin sudah mendengar olahraga Zumba yang menggabungkan latihan high impact dengan koreografi. Ternyata ada juga latihan Zumba khusus untuk anak, yaitu Zumba Kids.
" Zumba Kids merupakan program olahraga untuk anak usia 4 hingga 11 tahun. Latihannya untuk anak usia 4 banyak unsur gym dengan musik latin khas zumba, berfungsi untuk stimulasi motorik dan refleks mereka," kata Sistya Windasari, Zumba Instructor Network Sistya Windasari dalam webinar 22 Juli 2020 menyambut Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli.
Nah, untuk latihan anak usia 4 hingga 7 dimasukkan juga unsur permainan. Gerakannya lebih sederhana tapi mampu membuat anak mengeluarkan energinya. Sementara untuk latihan anak usia 7 hingga 11 banyak unsur koreografi.
" Kita sudah bisa masukin koreografi, step hitungan, bisa dikembangkan juga dengan permainan, sehingga merek benar-benar olahraga dengan seru," ungkap Sistya.
Tertarik untuk mengajak si kecil? Kontak saja para instruktur Zumba yang menggelar kelas online untuk anak.
Dream - Teknologi digital memang sangat mempermudah hidup. Kita bisa melakukan banyak hal hanya dengan ponsel, laptop dan koneksi internet. Anak-anak pun terbiasa dengan fasilitas tersebut.
Permainan di gadget, menonton tayangan video yang disukai, belum lagi tugas sekolah bisa dicari melalui Google. Tak perlu banyak melakukan mobiltas, tapi kebutuhan bisa terpenuhi.
Hal ini tentunya bakal berdampak pada gaya hidup secara keseluruhan. Anak-anak jadi malas bergerak dan beraktivitas fisik. Apalagi jika orangtuanya juga tak terbiasa olahraga, pasti anak-anaknya tak akan termotivasi.
Aktivitas fisik bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, sangat diperlukan. Untuk itu, mulai sejak dini biasakan anak untuk bermain di luar rumah. Main sepeda, lari-larian, petak umpet, lompat tali dan masih banyak lagi.
" Manfaat aktivitas fisik itu besar banget. Meningkatkan kebugaran jasmani, mengontrol berat badan dan mengurangi risiko penyakit tidak menular," kata Kartini Rustandi, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes RI di M Bloc, Jakarta Selatan, Rabu 4 Desember 2019
Pertumbuhan tulang, otot, jantung serta paru-paru anak bisa dioptimalkan dengan permainan fisik. Kartini menyarankan orangtua untuk menerapkan 4L pada anak-anak, yaitu lompat, lempar, loncat dan lari.
Keempat hal tersebut ditujukan untuk membantu meningkatkan kepadatan tulang anak. Sebaiknya, orangtua juga tidak membatasi gerak anak atau melarang mereka bermain.
" Biasanya anak sudah melakukan, tapi orangtua yang melarang, 'nanti jatuh' dan sebagainya. Padahal, 4L itu gerakan dasar anak sehari-hari. Tapi, harus dilakukan lebih banyak dan jangan dibatasi. Cukup dijaga saja dan dilakukan selama 60 menit," katanya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?