Presiden Joko Widodo Kenakan Pakaian Suku Baduy (YouTube/DPR RI)
Dream - Presiden Joko Widodo hari ini (Senin, 16 Agustus 2021) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan di dalam Sidang Tahunan MPR 2021. Seperti tradisi di setiap momen kenegaraan, Jokowi kembali mengenakan pakaian adat.
Pada Sidang Tahunan MPR 2021, presiden Jokowi memilih pakaian adat Suku Baduy Sunda. Setelah atasan dan bawahan dominan hitam, dipadu ikat kepala biru hitam dan tas koja, kantong yang biasa dikenakan masyarakat Badui.
Jokowi hadir di Aula Sidang Tahunan MPR pukul 08.00 WIB. Dijadwalkan, Jokowi menyampaikan Pidato Kenegaraan pukul 09.00 WIB dan Pidato RAPBN pukul 10.00 WIB.
Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin tampak mengenakan pakaian adat Suku Mandar, Sulawesi Barat. Tampilan Ma'ruf cukup sederhana, sesuai dengan nilai filosofis kaum pria Mandar yang harus bergerak cekatan.
Ma'ruf tampil dalam paduan jas celana hitam dibalut sarung tenun Mandar. Selain itu, mengenakan Songkok Tabone sebagai penutup kepala.
Dream - Presiden Joko Widodo segera menanggapi polemik mahalnya harga PCR untuk pelacakan Covid-19 di Indonesia. Dia mengakui, salah satu keberhasilan dalam penanganan Covid-19 adalah menurunkan harga PCR sehingga testing bisa diperbanyak.
" Saya sudah berbicara dengan Menteri Kesehatan mengenai hal ini, saya minta agar biaya tes PCR ini berada di kisaran Rp450 ribu sampai Rp550 ribu," ujar Jokowi dalam video yang disiarkan kanal Sekretariat Presiden.
Selain itu, Jokowi juga meminta hasil tes PCR bisa lebih cepat keluar. Selama ini, hasil tes PCR baru bisa diketahui setelah tiga hari.
" Saya minta agar tes PCR bisa diketahui hasilnya dalam waktu maksimal 1x24 jam. Kita butuh kecepatan," kata dia.
Harga PCR di Indonesia banyak mendapat keluhan lantaran terlalu mahal. Bahkan jauh lebih mahal dibandingkan dengan negara-negara lain.
Apalagi dengan India yang saat ini tarif PCR ditetapnya sebesar Rp96 ribu untuk laboratorium swasta. Bahkan gratis jika PCR dilakukan di rumah sakit ataupun laboratorium Pemerintah.
Tak hanya itu, masyarakat banyak mengeluhkan tarif PCR yang hampir setara dengan harga tiket pesawat. Sementara PCR kini menjadi syarat wajib untuk bepergian di tengah perpanjangan PPKM Level 4 selain kewajiban menunjukkan kartu atau sertifikat vaksinasi.
Dream - Penetapan tarif swab test PCR mandiri di Indonesia dengan batas tertinggi Rp900 ribu menuai keluhan masyarakat. Terlebih pemerintah telah menetapkan hasil tes swab PCR sebagai persyaratan seseorang yang hendak bepergian keluar kota.
Keluhan terutama muncul karena penetapan harga oleh Kementerian Kesehatan itu dianggap lebih mahal dibandingkan negara dengan perekonomian yang tak berbeda jauh dari Indonesia. India misalnya memasang tarif PCR seharga Rp96 ribu.
Menanggapi kritikan tersebut, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan penetapan tarif PCR dalam Surat Edaran sudah melalui konsultasi dengan sejumlah pihak terkait. Konsultasi juga melibatkan auditor.
" Jadi Kementerian Kesehatan tidak melakukan penetapan sendiri, sama seperti penetapan HET (Harga Eceran Tertinggi) obat," ujar Nadia, dikutip dari PMJ News.
Meski demikian, Nadia menyatakan Kemenkes terbuka pada semua masukan, Evaluasi bisa saja dilakukan jika memang dipandang perlu.
" Prinsipnya kami terbuka untuk berbagai masukan, juga bila perlu dilakukan evaluasi tentang harga PCR ini," kata dia.
Ditetapkan sebagai syarat bepergian selain kartu vaksin, tarif PCR menuai banyak penolakan. Tarif tersebut dinilai tidak rasional akibat nilainya hampir setara dengan tiket pesawat kelas ekonomi untuk penerbangan domestik.
Mengutip laman Liputan6.com, tarif tes swab PCR di Indonesia dibandingkan India saja sudah sangat berbeda. Pemerintah Wilayah Delhi telah menetapkan tarif PCR dengan hasil real time seharga 500 rupee, atau sekitar Rp96 ribu untuk laboratorium swasta.
Jika PCR dilakukan di rumah dengan cara memanggil petugas, tarifnya ditetapkan sebesar 700 rupee, sekitar Rp135 ribu. Sementara rapid test antigen hanya 300 rupee, sektiar Rp58 ribu.
Jika PCR dan antigen dilakukan di rumah sakit, maka tarifnya digratiskan. Demikian halnya jika di fasilitas kesehatan milik Pemerintah India.
Sementara, tarif PCR di Indonesia saat ini berada di kisaran Rp700 ribu hingga Rp900 ribu. Sedangkan rapid test antigen di kisaran Rp130-170 ribu, meski ada sebagian tempat yang memasang tarif di bawah Rp100 ribu.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik