Panglima TNI: Isu Gulingkan RI-1, Itu `Pesanan dari Luar`

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 29 Desember 2016 12:01
Panglima TNI: Isu Gulingkan RI-1, Itu `Pesanan dari Luar`
Kekayaan alam Indonesia saat ini sedang menjadi rebutan beberapa negara antara lain Cina dan Australia.

Dream - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan isu serbuan tenaga kerja asing ilegal yang masuk ke Indonesia merupakan pengalihan wacana yang dihembuskan pihak luar. Ini agar bangsa Indonesia terlena dalam menghadapi persoalan dunia.

Sebab, kata dia, kekayaan alam Indonesia saat ini sedang menjadi rebutan beberapa negara antara lain Tiongkok dan Australia.

" Kita dibelokkan dengan isu-isu seperti ini," kata Gatot di auditorium Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta Pusat, kemarin. 

Begitu halnya dengan munculnya propaganda kebangkitan komunisme di Indonesia. Salah satu isu yang mencuat ialah permintaan maaf Presiden Joko Widodo terhadap Partai Komunis Indonesia.

Padahal, kata Gatot, sesungguhnya yang terjadi adalah wilayah barat Indonesia akan dicaplok oleh Tiongkok. Sementara wilayah Timur Indonesia terancam jadi milik Amerika Serikat.

" Saya perlu mengingatkan, tujuannya memprovokasi rakyat, adu domba, dan memecah belah bangsa," ucap dia.

Bahkan, lebih lanjut dia menjelaskan, isu penggulingan RI-1 yang menunggangi demonstrasi 'Penjarakan Ahok' merupakan aksi yang ditunggangi kepentingan asing.

Desain isu penggulingan RI-1 yang dihembuskan, mirip dengan upaya kericuhan di negara-negara Semenanjung Arab.

" Gulingkan RI-1 itu pesanan dari luar. Saya buktikan dan saya pastikan," ujar dia.

Fakta itu dia buktikan dengan munculnya kabar mengenai penganiayaan terhadap Ketua FPI Habib Rizieq Shihab oleh oknum TNI Kostrad pada 20 November 2016.

Ternyata, setelah diteliti, kabar tersebut muncul dari Internet Protocol (IP) yang berasal dari Australia. " Itu bukti, kita dipecah belah oleh isu dari luar," ucap dia.

 

1 dari 1 halaman

Indonesia Diserbu Penduduk Negara Lain

Indonesia Diserbu Penduduk Negara Lain © Dream

Gatot mengatakan Indonesia sebagai negara dengan sumber daya alam yang melimpah akan menghadapi ancaman besar di 2043. Indonesia akan diserbu penduduk dari negara di belahan dunia lain yang mencari wilayah dengan sumber daya alam melimpah.

Menurut Gatot, pasca konflik mencari sumber daya minyak, dunia akan bertarung memperebutkan bahan makanan.

" Negara di sekitar ekuator dikenal punya sumber daya alam yang melimpah," kata Gatot.

Tantangan itu, kata dia, semakin diperparah oleh negara-negara di sekitar Indonesia yang ingin masyarakat terpecah belah. Salah satu caranya yaitu melalui serangan teroris dan penyebaran narkoba.

Berbicara mengenai terorisme, Gatot mengungkapkan informasi yang kerap tak terdengar. Terorisme, kata dia, menjadi cara legal negara-negara lain untuk masuk ke wilayah lain.

Wacana tersebut dia buktikan dengan rencana ISIS membangun markas di kawasan Filipina Selatan. Markas tersebut akan menjadi basis penyebaran paham radikal ISIS.

" Tujuannya untuk menguasai Indonesia," kata dia.

Selain terorisme, ancaman yang tak kalah serius ialah peredaran narkoba. Perang menggunakan narkoba atau perang candu dalam sejarahnya digunakan Kerajaan Inggris Raya saat hendak menguasai Taiwan dan Hongkong.

Dia membuktikan perang candu sedang menggejala di Indonesia. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), selama tiga tahun terakhir terjadi lonjakan pesat peredaran narkoba di Tanah Air.

Pada 2013, BNN berhasil menyita 542,6 kilogram narkotika. Jumlah itu kemudian berlipat ganda pada 2014, dengan total 1,1 ton.

" Pada 2016, BNN berhasil menyita 4,5 ton. Jumlah yang cukup untuk jutaan warga Indonesia," ucap dia.

Untuk itu, dia berharap masyarakat menguatkan kembali kebhinekaan Indonesia. Selain itu, masyarakat diminta untuk bergotong royong.

" Kita harus berkaca pada sejarah masa lalu, Sriwajaya dan Majapahit yang hancur karena perpecahan oleh masyarakatnya sendiri," ucap dia.

Beri Komentar