Dakwah Gus Miftah di Kelab Malam, PBNU: Cahaya di Tempat Gelap

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Jumat, 14 September 2018 13:12
Dakwah Gus Miftah di Kelab Malam, PBNU: Cahaya di Tempat Gelap
Gus Miftah dinilai tidak menunggu orang datang ke pengajian melainkan jemput bola.

Dream - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengapreasi Gus Miftah Maulana Habiburrahman, yang berdakwah di tempat-tempat tidak biasa. Salah satunya di kelab malam.

Sekjen PBNU, Helmi Faishal Zaini, mengatakan konsep Go-Dakwah yang diambil Gus Miftah memiliki nilai positif. Menurut dia, Gus Miftah tidak hanya menunggu orang untuk datang ke pengajian, tapi jemput bola.

" Saya mengapresiasi cara Gus Miftah dalam berdakwah," kata Helmy dalam keterangan tertulis yang diterima Dream, Jumat 14 September 2018.

Menurut Helmy, ceramah Gus Miftah bisa saja membuat pengunjung kelab malam tersentuh. Sehingga, hati mereka terketuk untuk kembali ke jalan yang benar.

" Di kalangan NU kita mengenal Kiai Hamim Djazuli atau Gus Miek yang masyhur sebagai Waliyullah yang berdakwah di dunia malam. Bahkan, kalimatnya yang sangat populer yaitu Menjadi Cahaya di Tempat yang Gelap," ucap dia.

Helmy mengakui tidak sedikit orang yang menentang cara dakwah Gus Miftah. Tetapi, dia mengingatkan tidak semua orang akan bertahan dalam kemaksiatannya.

" Kita jangan terburu-buru untuk menghakimi bahwa orang-orang yang ada di klub malam itu akan selamanya berbuat maksiat," ujar Helmy.

1 dari 4 halaman

Heboh Pengunjung Kelab Malam Diajak Sholawat, MUI: Apakah Etis?

Dream - Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan sholawat merupakan salah satu amalan baik yang bernilai ibadah. Sehingga, menurut dia, tidak etis jika sholawat dilafalkan dalam kondisi aurat tidak tertutup dengan benar.

Pernyataan ini disampaikan Cholil menanggapi viralnya video sholawat di kelam malam di Bali. Sholawat tersebut dipimpin oleh KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah.

" Apakah etis kita bersholawat, beribadah sedangkan kita dalam keadaan tidak menutup aurat, apalagi terkesan buka-bukaan," ujar Cholil, dikutip dari merdeka.com, Kamis 13 September 2018.

Cholil mengatakan memang orang yang bersholawat dengan tidak menutup aurat secara sempurna tidak sampai dihukumi keluar dari agama atau murtad. Tetapi, bersholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW di tempat yang tidak layak mengurangi kesopanan.

" Memang ini tidak sampai murtad dan keluar dari Islam, tapi bersholawat dalam kondisi yang tidak sopan secara ibadah tidak menutup aurat, di tempat yang tak layak itu mengurangi etika dan sopan santun bersholawat kepada Rasulullah," kata dia.

Cholil kemudian menjelaskan sholawat mengandung kemuliaan. Oleh sebab itu, dia mengimbau bersholawat dilakukan dengan cara yang baik dan tetap memperhatikan etika.

" Membaca sholawat, mengerti dapat pahala, tidak mengerti pun dapat pahala," ucap dia.

Selanjutnya, kata Cholil, sholawat merupakan lafal yang dikhususkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW. Bahkan, Allah sendiri menyatakan bersholawat kepada Rasulullah SAW.

" Dan saat Allah bersholawat. itu juga mencantumkan tata cara sopan menyebutkan, Ya Nabi Allah, tidak disebut namanya langsung Muhammad, tidak. Itu dari sisi bersholawat.

2 dari 4 halaman

Penjelasan Gus Miftah

Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta ini mengatakan sudah sering menggelar ceramah di kelab malam. Kurang lebih sudah delapan tahun dia menjalani ceramah semacam itu di Boshe VVIP Bali.

" Setiap tahun selalu cemaran di Boshe Bali, pas acara ulang tahun atau acara lainnya. Selonggar waktunya tapi rutin mengisi di sana," kata Gus Miftah.

Tak hanya di Bali, Gus Miftah juga kerap mengisi ceramah di kelab malam di berbagai daerah. Bahkan di Yogyakarta sendiri, Gus Miftah sudah belasan tahun berdakwah di kelab malam.

" Di Boshe Yogyakarta, rutin saya isi (ceramah). Dua pekan sekali saya isi biasanya. Kelab dan kafe lain di Yogyakarta juga rutin saya pakai ceramah. Sudah sejak 12-13 tahun yang lalu saya lakukan," ucap dia.

(Sah, Sumber: merdeka.com)

 

3 dari 4 halaman

Heboh Lantunan Sholawat di Kelab Malam, Gus Miftah Angkat Bicara

Dream - Sebuah video tentang lantunan sholawat tengah viral di media sosial. Video tersebut membuat seseorang yang mengajak melantunkan sholawat di tempat yang berbeda, kelab malam.

Tentu banyak yang memahami kelab malam identik dengan kesan negatif. Apalagi, banyak minuman beralkohol serta wanita berpenampilan minim terlihat di sana.

Rupanya, orang yang mengajak para pengunjung kelab malam itu adalah Miftah Maulana Habiburrohman.

Pria yang akrab disapa Gus Miftah yang juga pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Tundan Jogja ini, memang kerap berdakwah di tempat-tempat 'merah' seperti lokasi prostitusi maupun diskotek.

Dikutip dari Solopos, Gus Miftah menunggah rekaman video sholawat itu di akun Instagramnya, @gusmiftah.

Pada kolom status, Gus Miftah membubuhkan keterangan video tersebut diambil di Bosche VVIP Club Bali pada 6 September 2018.

" Dunia beserta isinya diciptakan Allah karena nur (cahaya) Muhammad, kalau mau dapat dunia seisinya banyaklah bersholawat kepada Sayyidina Muhammad. Suasana sholawat di #boshebali #boshevvipclubbali #boshekaraoke," tulis Gus Miftah.

Dia juga mengingatkan setiap orang punya kelebihan kelemahan. Menurut dia, orang baik pernah berbuat jelek dan orang jelek juga pernah berbuat baik.

" Jangan pernah hakimi mereka, tapi mohon doakan mereka," kata dia.

4 dari 4 halaman

Dikomentari Cak Imin

Dream - Unggahan Gus Miftah tentu menuai polemik. Banyak yang menentang dan menyatakan sholawat tersebut tidak pantas dilantunkan di kelab malam, namun tidak sedikit pula yang mendukung dakwah Gus Miftah.

Hal ini menarik perhatian Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.

Pria yang akrab disapa Cak Imin ini menyatakan sholawat merupakan doa yang bisa dipanjatkan di mana saja.

" Sholawat itu doa dan ibadah sekaligus, sholawat itu jalan tol menuju terkabulnya doa, paling mudah dan ringan dilaksanakan tanpa harus berwudhu, tidak harus menghadap kiblat, kapan pun dalam kondisi apa pun bisa dan boleh membaca sholawat. Allahumma sholly 'ala sayyidina Muhammad," tulis Cak Imin di akun Twitternya, @cakimiNow.

Selain itu, Cak Imin juga mendukung cara dakwah Gus Miftah. Menurut dia, langkah Gus Miftah dengan berdakwah di kelab malam sudah tepat.

" Boleh dan tepat, justru di tempat seperti ini [kelab malam] sering-sering aja diajak sholawat supaya selamat dan husnul khotimah; yang awal dianggap tidak baik tetapi bisa berakhir dengan sangat baik, siapa Gus Miftah yang hebat itu ya?" tulis Cak Imin.

(ism, Sumber: Solopos)

Beri Komentar