Ilustrasi Pelajar Perempuan Berusia 14 Tahun Yang Lumpuh Usai Dihukum Squat Jump (Foto: AsiaWire)
Dream - Seorang siswi mengalami lumpuh permanen setelah mendapat hukuman keras dari gurunya. Murid malang itu dihukum squat jump sebanyak 150 kali karena dituduh menyelundupkan makanan ringan (snack) ke asramanya.
Siswi berusia 14 tahun itu diketahui pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Xianshi di Provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya.
Dikutip dari laman thesun.co.uk, sang ibu dari siswi tersebut, Zhou mengatakan insiden itu terjadi sekitar pukul 10 malam pada 10 Juni 2021. Mulanya ketua kelas berinisial MU melaporkan kepada guru bahwa ia menemukan makanan ringan di tempat tidur pelajar tersebut.
Akibat laporan tersebut, ketua kelas memberikan hukuman melakukan squat jump sebanyak 300 kali.
Pelajar perempuan itu membantah jajanan tersebut adalah miliknya. Ia juga telah menceritakan kondisi tubuhnya yang pernah mengalami cedera kaki pada April 2020 lalu.
Mendengar alasan tersebut, MU tetap memaksa pelajar perempuan itu untuk melakukan squat jump. Saat pemberian sanksi, seorang guru bernama Liu turut menyaksikan namun tidak melakukan sesuatu hal untuk menghentikan kejadian tersebut.
Usai hukuman squat jump, pelajar ini harus menjalani operasi serius pada kakinya di berbagai rumah sakit di kota Luzhou dan Chengdu.
Dokter mengatakan pelajar itu menderita lumpuh permanen. Hal itu memaksa dia berjalan dengan memakai kruk. Selain itu, pelajar ini juga didiagnosis mengidap depresi pasca insiden.
Sementara sekolah dilaporkan telah menawarkan sekitar Rp242 juta sebagai kompensasi. Akan tetapi orang tua siswa sejauh ini menolak kompensasi tersebut.
Sedangkan guru pengawas di asrama itu dilaporkan telah dipecat pada 14 Juli. Pihak berwenang menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kasus tersebut.
Insiden kekerasan fisik yang sama juga terjadi baru-baru ini. Seorang anak laki-laki di Taiwan meninggal setelah dia dilempar ke matras 27 kali selama mengikuti kelas judo pada bulan April.
Anak ini dirawat selama dua bulan dalam keadaan koma di rumah sakit. Bocah berusia tujuh tahun bermarga Huang itu, dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit pada 29 Juni.
Insiden itu terjadi selama pelajaran judo di distrik Fengyuan di kota Taichung, Taiwan pada 21 April. Instruktur berusia 67 tahun, bermarga Ho, memerintahkan seorang siswa berusia 10 tahun untuk melemparkan korban ke atas bahunya sebanyak 20 kali, meskipun anak itu memohon menghentikan latihan di tengah latihan.
Namun instruktur judo kemudian secara pribadi malah membanting bocah itu ke matras tujuh kali. Selama latihan, Huang memberi tahu instrukturnya bahwa kepalanya sakit dan dia tidak ingin melanjutkan latihan. Anak itu merasa ingin muntah, namun Ho berulang kali menyuruhnya untuk berdiri dan melakukan latihan judo lagi.
Insiden itu direkam oleh paman bocah itu yang mengantarnya ke kelas judo setelah dia menyatakan minatnya pada judo awal bulan itu, untuk menunjukkan kepada ibunya bahwa olahraga itu mungkin tidak cocok untuknya.
Bocah itu pingsan sekitar jam 9 malam dan menjadi tidak responsif, dan instruktur memanggil ambulans. Korban berusia tujuh tahun itu lalu dibawa ke Rumah Sakit Feng Yuan di mana dokter mengatakan lukanya mirip dengan korban kecelakaan di jalan dan termasuk pendarahan intrakranial yang parah.
Setelah ditangani, dokter menyatakan bocah itu dalam keadaan mati otak. Dokter juga menambahkan dia mungkin akan tetap membutuhkan bantuan berbagai peralatan selama sisa hidupnya jika dia selamat.
Namun, alat-alat itu hanya memberinya peluang tipis untuk melewatinya masa kritis. Nahasnya, dua bulan setelah koma, orang tua Huang setuju untuk melepas alat bantu hidupnya dan bocah itu dinyatakan meninggal dunia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN