Munaro Dan Irfan Yanuar Pemilik Penatu BIL Di Cirebon, Jawa Barat (Foto: Istimewa)
Dream - Penatu BIL di Jalan Kapten Samadikun, Kesenden, Kecamatan Kejaksaan, Kota Cirebon, Jawa Barat, menjadikan usaha sebagai ladang ibadah. Pemilik penatu tersebut, Munaro dan Irfan Yanuar, menawarkan cuci gratis untuk perlengkapan sholat, semisal sajadah, mukena, dan sarung.
Munaro, atau akrab disapa Mumun, mengatakan, tawaran cuci gratis perlengkapan sholat itu telah dimulai sejak membuka penatu pada Agustus 2017. Layanan gratis itu awalnya sebagai teguran untuk rajin bersedekah.
" Sebetulnya menegur diri sendiri agar rajin bersedekah, karena saya suka lupa bersedekah. Ini jadi salah satu cara biar gampang sedekah terus jalan," kata Mumun saat berbincang dengan Dream melalui sambungan telepon, Kamis 8 Februari 2018.
Menurut Mumun, usaha sampingan sang apoteker ini dipromosikan melalui media sosial. Tetapi, tak banyak yang percaya dengan tawaran yang diberikan penatunya.
Hingga akhirnya dia membuktikan tawaran cuci gratis perlengkapan sholat itu di hadapan konsumennya.
" Saya dulu jemput bola, di depan dia sendiri, sarung, mukena, saya pisah. Saya enggak timbang," ucap dia.
Usai peristiwa itu, perlahan-lahan banyak konsumen yang menjajal penatunya. Dia mengatakan terjadi pelanggan penatunya melonjak.
Kondisi itu juga ditambah dengan usahanya mengubah tagline di logo penatu miliknya.
" Sampai ada penumpang becak yang rela berhenti dan bertanya mengenai tagline tersebut," ucap dia.
Mumun bercerita, awalnya dia ragu memperbesar tagline " Gratis, Mukena, Sarung & Sajadah" itu. Sebab, dia juga memperhitungkan kondisi bisnis yang dijalani. Pasalnya, sewa kios di pinggir jalan itu cukup mahal.
" Jujur dulu mentalnya dikumpulin dulu, soalnya mau buka di pinggir jalan," ujar dia.
Tapi, " kenekatan" bersedekah ini justru memperbanyak pesanan cucian. Bahkan dia memiliki pelanggan yang lokasinya jauh dari kios miliknya.
" Itu amazing banget," kata dia.
Selain pelanggan yang meningkat, kata Mumun, beberapa mushola dan sekolah juga turut mencuci perlengkapan sholat. Bahkan, perlengkapan sholat dari sekolah berjumlah karungan.
" Sekolah dan mushola, Alhamdulillah, mushola di belakang kios juga ikut. Dicuci rutin," ucap dia.
Kamus rugi dalam perkiraan bisnis itu dia buang. " InsyaAllah enggaklah (rugi). Jangan dibilang rugi juga," ujar dia.
Keikhlasan inilah yang dia ajarkan kepada dua karyawannya. Kepada tiap karyawan yang mengerjakan cucian perlengkapan sholat, dia berkata, " Yang ikhlas ya mas ngerjainnya."
Di penatunya, tiap kilo pakaian kotor yang dibawa dikenai harga Rp7.500. Sementara itu, untuk perlengkapan lain semisal bedcover memiliki perhitungan sendiri.
Tiap harinya, penatu ini buka sejak pukul 07.00 WIB dan tutup pada pukul 17.00 WIB.