Pendaratan Pesawat Paling Berbahaya Dan Menegangkan. (Foto: Unsplash)
Dream - Pendaratan pesawat merupakan tahapan paling penting selama penerbangan. Di setiap penerbangan, seorang pilot harus menguasai teknik pendaratan pesawat secara aman.
Sayangnya, pendaratan pesawat ini terbilang susah gampang bagi seorang pilot. Selain mengandalkan ketrampilan sang pilot dan co-pilot, pendaratan pesawat juga tergantung pada kondisi cuaca.
Jika microburst terjadi di sekitar bandara, fase pendaratan pesawat bisa menjadi sangat berbahaya bagi . Microburst ini dapat menimbulkan perbedaan arah dan kecepatan angin yang disebut wind shear.
Pendaratan pesawat yang mengalami wind shear tergolong membahayakan karena ada dorongan angin yang kuat ke arah bawah. Akibatnya, pesawat akan terbanting ke landasan dan menyebabkan kecelakaan fatal.
Selain masalah cuaca, pendaratan pesawat paling berbahaya dan menegangkan bisa saja terjadi jika kondisi pesawat itu sendiri tidak dalam keadaan yang prima. Hal ini terjadi pada kecelakaan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada 29 Oktober 2018 lalu.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengunduh informasi dari Flight Data Recorder (FDR) pesawat Lion Air JT610.
Dari penyelidikan awal terhadap data FDR, ditemukan adanya perbedaan pada bagian indikator airspeed atau kecepatan udara antara pilot dan kopilot.
Padahal, pada kondisi normal seharusnya kedua sisi tersebut menunjukkan angka yang sama. Kerusakan tersebut diduga sebagai salah satu penyebab kecelakaan pesawat Lion Air.
" Terjadi unrielable dari airspeed-nya. Jadi airspeed-nya terjadi perbedaan antara kiri dan kanan,” kata Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono, di KRI Banda Aceh, dikutip dari Merdeka.com, Selasa 6 November 2018.
Karena itu pemeriksaan kondisi pesawat saat akan lepas landas juga ikut memengaruhi keselamatan pendaratan pesawat di bandara tujuan.
Sebuah penelitian yang dilakukan Boeing antara tahun 1998 dan 2007 juga menemukan fakta yang cukup mengerikan tentang pendaratan pesawat ini.
Satu dari empat kecelakaan pesawat disebabkan oleh human error atau kegagalan mesin saat melakukan pendaratan pesawat.
Dilansir dari Popular Mechanics, berikut ini 6 video pendaratan pesawat paling berbahaya dan menegangkan yang sempat terekam kamera.
Setelah 34 tahun melayani penumpang, South African Airways memutuskan untuk memuseumkan Boeing 747SP bernama Maluti di Bandara Rand pada September 2006. Masalahnya, landasan pacu Rand Airport selebar 50 kaki hanya cocok untuk pesawat sekelas Cessna. Landasan pacu itu, hampir tidak cukup lebar untuk roda pendaratan Jumbo Jet berukuran raksasa tersebut.
Jika satu roda menyentuh landasan pacu yang sebagian masih berupa tanah, pesawat bisa kehilangan kontrol. Namun, setelah melakukan dua kali percobaan, pilot akhirnya bisa melakukan pendaratan pesawat 'darurat' di tengah-tengah jalur pacu yang sempit dan membawa Boeing 747SP ke museum barunya.
Pada September 2005, pesawat JetBlue 292 mengalami masalah di bagian roda depan saat melakukan pendaratan darurat di Bandara LAX, Amerika Serikat. Roda tersebut tidak bisa masuk kembali ke posisi semula sesaat setelah lepas landas. Selama terbang dari Burbank ke New York, roda depan tetap berada di luar. Parahnya lagi, roda bagian depan itu tegak lurus tidak seperti posisi alaminya.
Akibatnya pesawat berputar-putar di atas Bandara LAX selama berjam-jam untuk mengurangi beban saat akan melakukan pendaratan darurat. Pendaratan pesawat secara darurat pun akhirnya dilakukan meski roda mengeluarkan api dan asap saat melaju di landasan pacu bandara.
Pada bulan April 2009, instruktur penerbangan Kyle Davis baru terbang sekitar dua menit di atas langit Florida ketika mesin pesawat SkyRanger buatannya kehilangan tenaga secara tiba-tiba. Penerbangan yang seharusnya berlangsung selama 15 menit itu gagal hingga Kyle harus melakukan pendaratan paling berbahaya dalam hidupnya.
Setelah dua kali gagal menghidupkan mesin, serta mengesampingkan ladang dan danau sebagai opsi pendaratan, Davis memutuskan untuk mendaratkan pesawatnya di jalan raya Havendale Boulevard. Dia berhasil menghindari tiang listrik dan pepohonan. Luar biasanya, dia juga bisa menghindari tabrakan dengan mobil yang lalu lalang.
Bandara di Hamburg, Jerman dihantam oleh badai angin ketika Lufthansa 44 terbang dari Munich pada tanggal 1 Maret 2008. Meskipun ATC menawarkan opsi pendaratan di Runway 33, yang akan menempatkan pesawat sejajar dengan hembusan angin berkecepatan 60 mph, awak pesawat memutuskan untuk menggunakan pilihan pertama mereka, Runway 23.
Mereka memilih Runway 23 karena dilengkapi peralatan dan instrumen pendaratan yang lebih baik, tetapi lebih rentan terhadap crosswinds. Ini adalah sebuah kondisi yang bisa menghempaskan pesawat keluar landasan.
Benar saja, segera setelah roda pendaratan Airbus A320 itu menyentuh tarmac, hembusan kuat melemparkan pesawat ke kiri, hingga ujung sayap kiri menyentuh tanah. Untungnya, para awak bisa memulihkan kondisi pesawat sepersekian detik dan terbang kembali ke langit. Setelah berputar-putar, pilot melakukan pendaratan pesawat di Runway 33.
Pesawat kargo TNT Airways Boeing 737 dari Liege, Belgia, akan mendarat di Bandara Stansted, London, Inggris. Namun karena cuaca buruk pilot memaksa melakukan pendaratan pesawat secara darurat di bandara terdekat di Nottingham.
Saat melakukan pendaratan darurat, salah satu pilot secara tidak sengaja melepaskan autopilot, menyebabkan pesawat turun lebih cepat dari biasanya.
Sebelum bisa memulihkan keadaan, pesawat terlanjur menghantam rumput di dekat landasan pacu, hingga menyebabkan roda pendaratan bagian kanan patah. Tidak itu saja, mesin pesawat bagian kanan juga rusak. Pesawat oleng ke kanan meski masih bisa berjalan dengan percikan api dari mesin terlihat jelas.
Meski takjub dengan cara awak kabin mendaratkan pesawat tersebut, TNT tetap memecat pilot bersangkutan karena dianggap telah melakukan kesalahan.
Para penumpang di atas pesawat Thomsonfly Boeing 757 yang ingin ke Pulau Lanzarote di Kepulauan Canary terpaksa kembali lebih cepat dari yang diperkirakan. Ketika seekor burung gagak tersedot ke dalam mesin bagian kanan saat pesawat lepas landas. Meski pesawat bisa lepas landas, tapi mesin bagian kanan mengeluarkan bunyi aneh dan bola api terus menyembur keluar.
Pilot segera mengeluarkan Mayday ke ATC. Segera setelah pesawat itu distabilkan, pilot memutar kembali dan melakukan pendaratan. Terlihat pesawat agak membelok ke kanan untuk menjaga pesawat lurus menggunakan dorongan yang dihasilkan oleh mesin kiri.
Karena jet masih penuh dengan bahan bakar dan jauh lebih berat dari biasanya selama pendaratan, petugas pemadam kebakaran dipanggil untuk memeriksa rem untuk memastikan mesin tidak terlalu panas atau terbakar. Setelah dilakukan pemeriksaan, pesawat pun diperbolehkan terbang kembali ke tujuannya.
(Sumber: Popular Mechanics)
Advertisement
Kenapa Seseorang Bisa Terkena Cacingan? Ini Kata Dokter
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`