Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pendukung Donald Trump Rusuh di Capitol, Satu Tewas

Pendukung Donald Trump Rusuh di Capitol, Satu Tewas Massa Pendukung Presiden AS Petahana Donald Trump Melakukan Kerusuhan Di Capitol (abc.news.au)

Dream - Pendukung Donald Trump menyerbu Gedung Capitol, Washington DC, di sela sidang pengesahan hasil Pemilihan Presiden. Massa merangsek masuk dan terlibat bentrok dengan polisi.

Aparat kepolisian berusaha mendorong massa keluar gedung. Mereka menembakkan granat kejut untuk menghalau perusuh.

Akibat kerusuhan tersebut, sidang senat terpaksa ditunda. Seluruh anggota kongres dan senat diungsikan untuk sementara.

Dilaporkan satu korban tewas dalam insiden tersebut. Korban tersebut diketahui seorang wanita yang meninggal akibat tertembak di lantai dua gedung Capitol.

Garda Nasional Diterjunkan

Garda Nasional Washington DC segera diterjunkan untuk mengendalikan situasi. Wali Kota Washington, Muriel Bowser, juga meminta tambahan pasukan dari negara bagian terdekat, di antaranya dari Virginia dan Maryland.

Sebelum kerusuhan, Trump sempat berpidato dan mengajak massa pendukungnya untuk menggeruduk Capitol. Presiden petahana yang kalah dalam pemilihan presiden itu meminta mereka 'bertarung'

Usai pidato itu, massa merangsek ke dalam Capitol hingga terjadi kerusuhan. Kepolisian menembakkan gas air mata ke dalam gedung.

Kepala Kepolisian Metropolitan Washington, Robert Contee, mengatakan beberapa anggota massa menggunakan cairan kimia untuk menyerang petugas. Sejumlah polisi menjadi korban, dikutip dari npr.org.

Donald Trump Kena Semprit, Akun Facebook, Twitter dan YouTube Digembok

Dream - Twitter menghapus tiga cuitan dari akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu, 6 Januari 2021 waktu setempat. Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini juga menangguhkan selama 12 jam setelah Trump terus membuat unggahan mengenai teori konspirasi seputar pemilihan umum setelah massa menyerbu Capitol, gedung Senat Amerika.

Bahkan Twitter melayangkan peringatan jika terjadi pelanggaran lebih lanjut atas aturan dari platform tersebut, akan menutup akun Trump secara permanen. Peringatan tersebut tertera pada akun Trump.

Satu dari beberapa cuitan Trump adalah videonya yang terus mengulangi klaim tanpa dasar bahwa proses pemilu telah direbut darinya dan meminta para pendukungnya untuk membubarkan diri setelah kekerasan meletus di Capitol. Dia menyatakan hukum dan ketertiban tetap dibutuhkan serta mencintai para pendukungnya.

Langkah keras juga ditempuh Facebook dan YouTube yang menghapus video dari akun Trump. Facebook menyatakan akan memblokir akun tersebut selama 24 jam karena telah melanggar dua kebijakan.

 

Cuitan Trump Tak Bisa Dibalas

Twitter menghapus unggahan Trump setelah awalnya melarangnya di-retweet atau dibalas. Itu telah menambahkan tag ke posting yang berbunyi, "Klaim penipuan pemilu ini disengketakan, dan Tweet ini tidak dapat dibalas, di-retweet, atau disukai karena risiko kekerasan."

Twitter juga menghapus tweet berikutnya oleh Trump. Lewat salah satu akunnya, Twitter menyatakan jika Trump menghapus tweet tersebut, akunnya akan terbuka.

Namun demikian, akun resmi pemerintah Trump di Twitter, yang tidak dia gunakan sesering akun pribadinya, tetap aktif.

Pencopotan tersebut merupakan langkah dramatis mengingat keraguan masa lalu untuk mengekang pidato tokoh politik, seperti presiden. Twitter dan Facebook telah menempatkan label verifikasi fakta pada beberapa unggahan Trump di masa lalu ketika mereka memasukkan informasi pelanggaran.

 

Melanggar Kebijakan Penghapusan Kekerasan

Dalam sebuah pernyataan, YouTube mengatakan video Trump melanggar kebijakan mengenai konten yang menuduh penipuan atau kesalahan yang meluas mengubah hasilnya. Sementara Facebook menyatakan, "Protes kekerasan di Capitol hari ini adalah aib. Kami melarang hasutan dan seruan untuk kekerasan di platform kami. Kami secara aktif meninjau dan menghapus konten yang melanggar aturan ini."

Vice President of Integrity Facebook, Guy Rosen, membuat cuitan terkait kebijakan Facebook. Dia menyebut situasi saat ini adalah darurat.

"Ini adalah situasi darurat dan kami mengambil tindakan darurat yang sesuai, termasuk menghapus video Presiden Trump. Kami menghapusnya karena kami yakin hal itu berkontribusi, alih-alih mengurangi risiko kekerasan yang sedang berlangsung," cuit dia.

Tim keamanan Twitter mengeluarkan peringatan yang menyatakan seruan untuk melakukan kekerasan adalah pelanggaran terhadap aturan mereka.

"Sehubungan dengan situasi yang sedang berlangsung di Washington, D.C., kami bekerja secara proaktif untuk melindungi kesehatan percakapan publik yang terjadi di layanan tersebut dan akan mengambil tindakan terhadap konten apa pun yang melanggar Peraturan Twitter," demikian pernyataan itu.

Sumber: CNBC

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP