Wisatawan Di Bali (Shutterstock.com)
Dream - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Badung, Bali, I Gusti Agung Ketut Suryanegara, banyak menerima keluhan dari para pengusaha restoran dan bar di wilayah mereka, khususnya di Kuta.
Banyak pengelola resto mengaku sulit menertibkan wisatawan asing untuk mentaati protokol kesehatan. Bahkan kadang-kadang pelancong asing malah marah dan ngamuk saat diingatkan untuk menjaga protokol kesehatan.
" Marah-marah, makannya itu kadang-kadang dilema pengusaha. Padahal, begitu masuk mereka semua rata-rata taat. Tapi setelah di dalam sudah mulai (melanggar protokol kesehatan)," kata Suryanegara saat dihubungi, Rabu 6 Januari 2021.
Dia bersama petugas lainnya sering datang ke tempat-tempat usaha seperti restoran dan bar yang banyak dikunjungi para bule untuk memastikan protokol kesehatan.
" Pertama kesulitan menertibkan masalah tamu. Kadang-kadang mereka kesusahan meminta tamu untuk menaati protokol kesehatan. Kadang-kadang tamunya marah-marah. Iya itu, resiko seorang pengusaha, mau mengusir susah, mau didiamkan mereka tidak mentaati protokol kesehatan. Seperti itulah," imbuhnya.
Selain itu, banyak pengusaha mengeluhkan para turis yang masuk ke restoran dan bar hanya beli bir, air putih, dan kopi saja. Tetapi di sana mereka nongkrong sampai lima jam.
" Mereka curhat kepada kita, orangnya banyak tapi yang belanja sedikit. Kadang-kadang, mereka masuk ke tempat hanya beli bir dan air putih saja, bisa lima jam di tempat itu. Sering pengusaha itu mengadu ke kita, tempatnya memang penuh tapi pendapatan sedikit. Iya, itu rata-rata pengusaha-pengusaha yang kita kunjungi dan kedapatan ramai itu," jelasnya.
Ia juga menyampaikan, malah ketika liburan tahun baru 2021 banyak wisatawan domestik yang berani beli banyak dan mereka mematuhi protokol kesehatan selama liburan di Bali.
" Malah orang yang Indonesia yang sudah balik (liburan) itu kebanyakan mereka yang lebih berani beli ini, beli itu. Lebih loyal tamu Indonesia malahan, lebih gampang komunikasinya dan mereka menyadari situasi dan kondisi. Tapi, kalau bule itu sepertinya tidak percaya adanya Covid-19," jelasnya.
" (Bule) itu beli air putih, bisa sekian jam di tempat itu (nongkrong). Ini kenyataan dan keluhan dari pengusaha-pengusaha memang ramai kelihatan orangnya tapi yang belanja sedikit, paling beli kopi bisa lima jam di tempat sana. (Ada) yang ngamuk lagi. Artinya, rata-rata keluhan pengusaha seperti itu. Setiap pengusaha yang ramai kita kunjungi rata-rata keluhannya sama," ujarnya.
Namun Suryanegara juga memahami bahwa para warga asing itu berbelanja sedikit karena berhemat selama Pandemi Covid-19 karena masih belum bisa pulang ke negaranya.
" Mereka mungkin berhemat, punya uang tapi berhemat karena belum bisa pulang," ujarnya.
Suryanegara meminta para bule tersebut untuk mentaati protokol kesehatan. Karena, selama ini mereka bandel dan pihaknya sudah meminta dukungan kepada para konsulat warga asing itu agar disampaikan untuk taad protokol kesehatan.
" Mungkin ancamannya kalau tidak (mentaati protokol kesehatan) tidak bisa diperpanjang visanya. Dukungan dari konsulat juga artinya sangat penting, karena untuk mengingatkan warga-warganya yang masih ada di Bali ini," ujarnya.
Sumber: merdeka.com
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik