Di hutan sub-benua India, terjadi kejadian menakjubkan yang dikenal sebagai fenomena " berjalan" pada pohon.
Di hutan sub-benua India, terjadi kejadian menakjubkan yang dikenal sebagai fenomena " berjalan" pada pohon.
Di hutan sub-benua India, terjadi kejadian menakjubkan yang dikenal sebagai fenomena " berjalan" pada pohon.
Secara spesifik, pohon banyan, yang dianggap suci dalam Hinduisme, mengembangkan akar-akarnya menjadi cabang-cabang baru.
Akar-akar tersebut lentur dan dapat " merayap" untuk menyesuaikan posisi agar mendapatkan cahaya matahari dan nutrisi yang optimal, menciptakan ilusi seolah-olah mereka sedang bergerak.
Sumber: IFL Science
" Sekarang, istilah ini digunakan secara umum untuk beberapa spesies Ficus yang memiliki siklus hidup yang serupa dan termasuk dalam satu kelompok spesies ara (Urostigma)."
Pohon banyan terbesar yang dikenal sebagai " Great Banyan" terletak di Taman Botani Acharya Jagadish Chandra Bose di Kolkata, India, dan memiliki kanopi yang seukuran blok kota Manhattan.
Pohon Banyan juga terkenal dengan sebutan " strangler fig" karena berasal dari biji yang jatuh di pohon lain dan kemudian mengembangkan akarnya untuk melingkupinya.
Namun, tidak seperti gerakan cepat hewan, langkah-langkah pohon ini berjalan tanpa terburu-buru.
Dengan kecepatan hampir tak terlihat oleh mata manusia, mereka menjelajahi lantai hutan, merespons lingkungan dan menyesuaikan diri dengan ekosistem.
Pohon-pohon ini juga dapat mencapai usia yang sangat tua, berkisar antara 250 hingga 500 tahun.
Selain keunikan aktivitas biologisnya, pohon ini juga memiliki makna simbolis. Di India, dikenal sebagai " Vata-vriksha" dan dihubungkan dengan Yama, dewa kematian. Karena itu, sering ditanam di dekat tempat pembakaran jenazah di beberapa desa.
Dalam ajaran Hindu, Krishna menyampaikan khotbah Bhagavad Gita di bawah pohon banyan. " Pohon dunia" Hindu menggambarkan banyan terbalik, akarnya di surga, dan pertumbuhannya meresap jauh ke dalam Bumi.
Setelah meraih kemerdekaan, masyarakat India berhasil merebut kembali pohon ini dan kini menjadikannya sebagai pohon nasional mereka.