Polisi Bertugas Mengamankan Kantor Bawaslu (Liputan6.com/ Helmi Fitriansyah)
Dream - Polisi menyebut bahwa informasi di media sosial yang menyebut adanya pasukan asing dalam pengamanan pemilu sebagai kabar hoaks. Polisi memastikan polisi dalam foto yang menjadi viral itu sebagai anggota mereka.
" Banyak foto-foto, kebetulan Brimob yang di-framing, bahwa itu pasukan dari negeri seberang yang sipit-sipit," kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol M. Iqbal, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu 22 Mei 2019.
Menurut Iqbal, tidak ada pasukan asing. Dia menegaskan bahwa polisi dalam foto yang menjadi viral di media sosial itu sebagai anggota mereka.
" Tidak ada, kami bantah, murni itu personel Brimob, warga negara Indonesia," tegas Iqbal.
Dia menambahkan, memang ada beberapa akun yang terindikasi terkait kelompok tertentu. Polisi, kata Iqbal, sudah mengidentifikasi sejumlah akun yang diduga sengaja menyebarkan informasi tidak benar.
" Kami sudah tahu, kami punya ahli siber, patroli siber kita 24 jam. Kami tahu akun-akun yang viralkan terkonek," tambah Iqbal.
Dream - Polisi mengatakan bahwa massa yang membuat rusuh di sejumlah wilayah ibu kota berasal dari luar Jakarta. Polisi mengaku sudah menemukan sejumlah fakta setelah memeriksa sejumlah orang yang ditangkap dalam kerusuhan tersebut.
" Dari hasil pemeriksaan sementara bahwa mayoritas massa dari luar Jakarta. Dari Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol M. Iqbal, di Jakarta, Rabu 22 Mei 2019.
Tidak hanya asal massa yang membuat rusuh, polisi juga menemukan fakta lain. Menurut Iqbal, polisi juga menemukan sejumlah bukti lain.
" Ada satu ambulans ada partainya, penuh dengan batu dan alat-alat. Sudah kami amankan," tambah Iqbal.
Massa yang bertindak brutal ini merusak sejumlah benda. Di Asrama Brimob, mereka membakar sejumlah mobil pribadi dan kendaraan operasional polisi.
" Dengan strategi kami, kami amankan sebelas orang diduga orovokator. Saat ini sedang didalami," tutur Iqbal.
Dream - Kadiv Humas Polri, Irjen M Iqbal mengatakan kerusuhan yang terjadi di Jalan KS Tubun sudah dirancang. Sebanyak 200 massa yang berkumpul melakukan pengrusakan sejumlah fasilitas umum.
Iqbal mengatakan polisi melakukan langkah persuasif untuk meredam massa. Langkah tersebut mendapat bantuan dari beberapa ulama petinggi Front Pembela Islam (FPI).
" Kapolres Metro Jakarta Barat dibantu tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh FPI karena di situ ada markas FPI, Alhamdulillah ada komunikasi," ujar Iqbal dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu 22 Mei 2019.
Menurut Iqbal, massa yang diduga berasal dari luar daerah itu kemudian bergerak ke asrama Polri di Petamburan. Mereka justru menyerang Asrama Brimob dengan batu, molotov dan melakukan pengrusakan.
Polisi sempat menghalau massa dengan tembakan gas air mata. Tetapi, massa justru bergerak maju dan menyerang asrama.
" Yang brutal lagi, membakar beberapa kendaraan yang parkir di sana baik itu milik pribadi maupun dinas," ucap Iqbal.
Lebih lanjut, Iqbal mengatakan terdapat sejumlah mobil yang dirusak massa. 14 unit mobil terbakar, 11 unit mengalami kerusakan bervariasi, 1 unit truk dalmas, 2 unit bus dalmas, 3 unit mobil dinas K9.
" Kami mengamankan 11 orang dari ratusan massa yang diduga provokator, saat ini sedang di dalam Polda Metro Jaya," ucap dia.(Sah)