Ilmuwan LIPI Sebut Serangga di Dunia Sedang Hadapi Kiamat

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 9 Juni 2020 07:00
Ilmuwan LIPI Sebut Serangga di Dunia Sedang Hadapi Kiamat
Dari 5,5 juta serangga di dunia, hanya sekitar 20 persen serangga yang teridentifikasi.

Dream - Penurunan angka populasi serangga menjadi pertanda sudah dekatnya kiamat bagi kehidupan serangga di alam. Saat ini jumlah serangka yang ada di dunia berjumlah 5,5 juta ekor dan baru 20 persen yang telah teridentifikasi.. 

Pada 2017, laporan Caspar Hallman dari Radboud University, Belanda menemukan bahwa populasi serangga terbang di cagar alam Jerman menurun lebih dari 75 persen selama 27 tahun terakhir. Bahkan Bayo dan Wyckhuys melaporkan penurunan serangga tetap terjadi meskipun di kawasan cagar alam yang masih belum terjamah.

Peneliti bidang Entomologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Djunijanti Peggie mengungkapkan bahwa fenomena berkurangnya populasi serangka ini disebut dengan status kiamat dan sangat mengkhawatirkan.

" Status kiamat serangga saya setuju dan sangat menghawatirkan," ungkap Peggie dalam situs resmi LIPI, Senin 8 Juni 2020.

Menurut Peggie, di Indonesia pendataan terhadap serangga masih terus dilakukan oleh Kehati dan LIPI yang diperkirakan jumlahnya terus menurun.

 

1 dari 2 halaman

Pendataan Serangga

Peggie mengatakan untuk menemukan serangga yang tidak masuk dalam kategori hampir punah dan langka serta bukan endemi suatu wilayah di saat seperti ini cukup sulit.

Apalagi mencari jenis serangga yang memang sudah masuk dalam katergori dilindungi karena hampir punah, langka, atau endemik suatu wilayah.

Namun saat ini LIPI mendapatkan dana dari Global Biodiversity Infomation Facility untuk melakukan pendataan dan digitalisasi spesimen kupu-kupu. Tak hanya itu LIPI juga membuka kesempatan bagi publik untuk berkontribusi dalam pendataan serangga.

Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI lainnya, Cahyo Rahmadi menyatakan, negara maju sudah memiliki perbandingan data serangga dari tahun ke tahun. Sedangkan di Indonesia baru sebatas memiliki koleksi spesimen.

" Inilah yang dianggap sebagai kondisi kritis eksistensi serangga," terang Cahyo. 

Ilustrasi Kupu-Kupu

 

2 dari 2 halaman

Dampak Berkurangnya Populasi Serangga

Ilustrasi Serangga

Jika penurunan jumlah populasi serangga di alam semakin berkurang secara global, hal ini beresiko tinggi terhadap keberlangsungan ekosistem makhluk hidup di muka bumi.

Serangga dan tumbuhan adalah penyusun dasar kehidupan. Mereka adalah penyerbuk, pengontrol hama, pengelola limbah dan pengurai jasad. Selain itu, serangga adalah makanan bagi hewan lain. Peran serangga sangat vital dalam ekosistem.

" Jadi bayangkan jika serangga punah akan banyak jasad yang menumpuk dan tidak terurai," ungkap Peggie.

(Sah, Sumber: LIPI)

Beri Komentar