Dr Tirta Menilai Penerapan PPKM Darurat Tidak Efektif Di Lapangan
Dream - Dokter dan Relawan dr Tirta Mandira Hudi mengusulkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dihentikan jika tidak bisa memenuhi kebutuhan rakyat. Meski awalnya mendukung, dia menilai tidak ada yang bisa menjamin PPKM Darurat yang diperpanjang akan dijamin lebih efektif.
Usul Dr Tirta itu dilontarkan saat dia menjadi bintang tamu dalam program YouTube Karni Ilyas Club, Jumat, 16 Juli 2021 malam.
Pria yang akrab disapa dr Tirta itu mengaku setuju dengan kebijakan PPKM namun pemerintah harus memegang komitmen untuk menjalankan kebijakan sesuai yang direncanakan.
" Saya setuju aja PPKM, seperti yang dulu di 3 Juli, asalkan komit sesuai dengan narasi. Itu kan janjinya, sesuai dengan narasi, oke kita dukung," tuturnya.
Namun dari pengamatan yang dilihatnya selama 12 hari pemberlakuan PPKM Darurat, Dr Tirta menilai tidak ada dampak positif yang dirasakan masyarakat. Pemerintah, lanjutnya, harus mau mendengar kritik dan melakukan evaluasi untuk menemukan formula yang lebih baik.
Menurut Tirta, PPKM Darurat yang berlarut-larut berpotensi menimbulkan gesekan sosial antara warga miskin dan warga kaya.
" Yang tetap bisa makan paling PNS dan yang dapat bantuan. Selebihnya bagaimana kalau tidak bekerja?" katanya.
Lebih lanjut, Tirta menilai kondisi yang terjadi saat ini adalah buah dari kebijakan plin-plan pemerintah sejak awal Pandemi Covid-19 tahun lalu.
" Ini sudah telat ini. Apa yang terjadi Maret tahun lalu kita bayar sekarang," katanya.
Terkait pelaksanaan PPKM Darurat, Dr Tirta menilai upaya ini tidak cukup efektif menekan keramaian yang masih terjadi di beberapa wilayah.
“ Memang bener kalau di Jakarta, Jakarta pun Sudirman doang, atau mungkin Mampang prapatan hari ini macet. Tapi kalau kita ke Lenteng Agung ya tetap rame, Pasar Minggu, Pasar Rebo, Kalimalang, itu tetep aja rame,” tutur dr. Tirta.
Dia menyadari warga masih terpaksa harus keluar rumah meski tengah diberlakukan PPKM Darurat. Itu semata dilakukan karena warga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“ Jadi memang gak efektif, karena apa? Karena warga di sini keluar karena terpaksa buat kerja,” ucap dr. Tirta.
Kondisi saat ini disebut dr Tirta, berbeda dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang digelar tahun lalu, yang masih dituruti oleh warga.
“ Nah ini beda sama kaya tahun lalu, karena tahun lalu warga, Mei 2020, kan mesti bilang ‘tapi PSBB tahun lalu efektif’ karena di tahun itu warga masih percaya kalau ini PSBB Covid-nya selesai. Nyatanya enggak,” ujar dr. Tirta.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib