Dream - Video penganiayaan yang dilakukan oleh oknum TNI kembali ramai diperbincangkan warganet. Dalam video yang banyak beredar di media sosial, memperlihatkan sopir taksi online dianiaya beberapa orang berseragam TNI. Dalam video itu, prajurit TNI tampak menginterogasi, mencekik, dan menampar sopir itu.
Awalnya, beberapa orang prajurit TNI berusaha menginterogasi sopir di luar kendaraan yang berada di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.
Selama dinterogasi, sopir itu enggan keluar dari mobil. Akhirnya seorang prajurit mencekik sopir itu dan beberapa saat kemudian, pintu mobilnya terbuka setelah dibuka paksa.
Sopir masih enggan turun sambil terus memegang ponselnya. Prajurit pun berusaha mencabut kunci mobil itu meski sopirnya memberontak. Kemudian, prajurit berusaha menarik keluar sopir itu.
Enggan dipaksa keluar dari mobil, sopir itu pun meminta tolong. Aksi itu dibalas dengan tamparan di bibir sopir hingga dia berhenti meminta tolong.
Kejadian itu pun ditanggapi oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma), Ardi Syahri.
“Betul (personel) TNI AU, yang bertugas sebagai Pam Bandara. Sudah Kapuspen TNI sudah mendelegasikan ke kami TNI AU untuk menyelesaikan,” tutur Ardi dilansir dari Merdeka.com
Walau tempat kejadiannya sudah dikonfirmasi, tapi waktunya belum diketahui. Sementara itu, tidak ada hukuman bagi sopir taksi online maupun tiga personel TNI AU karena keduanya berakhir damai. Tiga prajurit itu pun belum menerima hukuman atas apa yang dilakukannya.
jelasnya.
Kedua belah pihak sama-sama memberikan permohonan maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.
“Saya atas nama Agusli menerangkan bahwa pada hari Jumat tanggal 28 Juni 2024 sekitar jam 15.00 WITA di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin telah terjadi kesalahpahaman antara saya dengan beberapa anggota TNI Angkatan Udara di mana video kejadian tersebut sempat viral,” tutur sopir taksi online.
Dia pun mengajukan permohonan maaf agar kejadian itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
Sopir taksi online itu pun meminta maaf atas kesalahpahaman serta viralnya video itu. Hal itu juga diungkapkan oleh tiga prajurit TNI AU, Udding, Mustakin, dan Dzakwan.