Dream - Setahun jelang masa jabatannya berakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai sering membuka cerita masa lalunya.
Sosok presiden ini dikenal sebagai pria yang tenang namun nisa menyerang di momen tak terduga. Tak jarang ia mendapatkan gertakan dari warganya, namun diladeninya tanpa emosional.
Ternyata di balik sikap wibawa presiden ketujuh Indonesia ini, ia menyimpan masa lalu yang menggertarkan hati.
Rupanya nama Joko Widodo yang digunakan saat ini bukanlah nama yang diberikan orangtuanya ketika lahir.
Kedua orangtuanya awalnya memberikan nama Mulyono untuk presiden yang memiliki tiga orang anak itu. Namun dikarenakan sering sakit di masa kecil, almarhum ibunya memutuskan mengganti nama Mulyono menjadi Joko Widodo.
Terkait nama lahirnya itu, , lanjut Jokowi, kedua orangtuanya tidak ingin memberi nama yang terlalu panjang.
Setelah berpikir panjang akhirnya diputuskan untuk menggunakan nama Mulyono meski pada perkembangannya diubah menjadi Joko Widodo.
Karena Jokowi tumbuh besar di Surakarta, adat dan tradisi Jawa terasa kental hingga ke keluarganya. Maka perubahan nama pada Presiden RI ini pun terjadi.
Mengganti nama memang menjadi tradisi dan kepercayaan masyarakat Jawa terhadap bayi atau anak-anak yang sakit-sakitan.
Kebanyakan didasari makna pada nama terlalu besar, sehingga anak tersebut tak kuat menanggungnya.
Meski begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini enggan menjelaskan penyakit masa kecilnya sehingga namanya diganti. Ia hanya menuturkan hidupnya yang serba kekurangan di masa lampau.
Dijelaskannya, Jokowi kecil kerap mendapati masa-masa yang sulit, tak hanya sakit-sakitan. Namun sebenarnya masa lalu Jokowi juga serba kekurangan.
Semasa kanak-kanak Jokowi tinggal di pinggiran sungai. Bahkan, saat kecil rumahnya pernah digusur.
tutur Jokowi sambil tertawa.
Ia bahkan masih mengingat jelas momen saat keluarganya tinggal di pinggir sungai yang membelah Kota Solo. Ia menjelaskan, keluarganya tinggal di bantaran sungai hingga Jokowi masuk sekolah dasar.
Menurut Jokowi, sejak kecil keluarganya hidup secara nomaden. Mereka tak bisa menetap di satu lokasi karena di pinggiran kali kena gusur.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN