Ayah Tega Nikahkan Anaknya yang Masih di Bawah Umur

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 20 September 2018 12:01
Ayah Tega Nikahkan Anaknya yang Masih di Bawah Umur
Si anak masih berusia 15 tahun menjadi istri kedua pria 44 tahun.

Dream - Kasus pernikahan anak di bawah umur kembali mengguncang Malaysia. Kali ini terjadi di Kota Baru.

Seorang ayah tega menikahkan anak gadisnya yang masih di bawah umur dengan pria 44 tahun. Alasannya, dia ingin hidup yang lebih baik.

Che Rahim Che Deraman, 60 tahun, mengatakan dia dan istrinya bersedia menyerahkan anaknya yang masih berusia 15 tahun untuk menjadi istri kedua dari seorang anggota Rela. Dia tidak ingin anak bungsunya terus hidup dalam kemiskinan.

" Selama anak kami bahagia, kami turut senang," ujar Che Rahim, dikutip dari Straits Times, Kamis 20 September 2018.

Pria yang berprofesi sebagai sopir itu mengatakan pernikahan anaknya telah berlangsung pada Juli lalu di Tumpat, Kelantan, atas persetujuan Pengadilan Syariah. Menurut dia, pria yang menikahi putrinya harus mengajukan izin poligami lebih dulu ke pengadilan.

1 dari 2 halaman

Punya 13 Anak

Che Rahim mengaku kehidupan keluarganya sangat sulit. Dia harus membesarkan 13 orang anak dengan penghasilan yang sedikit dari tokonya.

" Saya hampir tidak bisa menghasilkan 300 ringgit (setara Rp1 juta) sebulan," kata dia.

Meski begitu, Che Rahim bangga bisa membesarkan 13 anaknya. Seluruhnya kini telah menikah, termasuk si bungsu.

" Bungsu saya juga menikah dengan bahagia meskipun masih di bawah umur," ucap dia.

 

2 dari 2 halaman

Si Anak Mengaku Bahagia

Bungsu dari Che Rahim membenarkan perkataan ayahnya. Dia mengaku mau dinikahkan meskipun baru beberapa bulan kenal dengan pria yang menjadi calon suaminya.

Wanita yang tidak disebutkan namanya itu mengaku tidak peduli dengan perkataan orang. Menurut dia, orang bisa sesukanya bicara mengenai orang lain.

" Aku bahagia dan terus berusaha membuat suami saya bahagia, itu yang terpenting bagi saya," kata wanita itu.

Dia mengatakan sebagian orang dengan bebas mengutuk orang lain. " Kita tidak bisa terus dibuat khawatir tentang apa yang orang pikirkan," tegas dia. (ism)

Beri Komentar