Dream - Bahtera Nabi Nuh dibangun untuk menyelamatkan berbagai makhluk hidup di muka Bumi saat terjadi banjir bandang.
Tuhan mengirim bencana tersebut untuk sebagian umat Nabi Nuh yang telah banyak melakukan dosa dan tidak mau beriman.
Sayangnya, tidak semua orang percaya bahwa ribuan tahun yang lalu pernah terjadi banjir bandang di permukaan Bumi.
Bahkan ada yang bilang kisah Nabi Nuh ini hanyalah sebuah legenda yang diceritakan secara turun temurun.
Namun seorang ilmuwan Amerika Serikat bernama John Bergsma mengungkapkan bahwa banjir bandang itu memang benar-benar pernah terjadi.
Hal itu dibuktikan dengan adanya lapisan batuan sedimen yang mengendap di Grand Canyon, Amerika Serikat.
Menurut John Bergsma, lapisan batuan sedimen sedalam satu mil di ngarai itu menjadi bukti seluruh benua AS pernah tertutup air.
Meski tidak tertutup seluruhnya, Bergsma yakin daratan AS setidaknya pernah jadi bagian dari banjir besar tersebut.
Selama ini, banyak para ahli yang menyatakan bahwa banjir di zaman Nabi Nuh hanya bersifat lokal, bukan global.
Meskipun kisah banjir besar tersebut telah dituturkan turun temurun, mulai dari Iran hingga suku Indian Cheyenne di AS.
Banjir besar di zaman Nuh dipercaya hanya terjadi di area sekitar Laut Hitam yang berbatasan dengan negara seperti Turkiye, Ukraina, Rusia, Bulgaria, Georgia, Bulgaria, dan Rumania.
"Selama ini ada dua pilihan terkait kisah Bahtera Nabi Nuh, yaitu banjir lokal dan banjir global," ungkap profesor Teologi ini.
Jika melihatnya sebagai banjir lokal, maka peristiwanya di Cekungan Laut Hitam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 5.000 SM.
Dalam hal ini, sebidang tanah sempit di dekat Istanbul modern diperkirakan telah runtuh sekitar 7.500 tahun yang lalu.
Hal ini memungkinkan air asin dari Laut Tengah membanjiri Laut Hitam dan Laut Kaspia, yang sebelumnya merupakan danau air tawar yang dangkal.
Peristiwa sebesar itu pasti akan sangat membekas bagi siapa pun yang tinggal di daerah tersebut pada saat itu - yang kemudian menyebarkan mitos banjir tersebut ke seluruh dunia.
Tapi Bergsma tidak yakin dengan penjelasan tersebut karena banjir lokal, bahkan yang besar sekalipun, tidak akan sampai memaksa seseorang untuk membangun bahtera yang sangat besar.
kata John Bergsma.
Jika memercayai banjir global, maka perlu mendalami tentang kolom geologi. Yaitu lapisan batuan yang bertumpuk-tumpuk di perut Bumi.
Lapisan batuan ini seperti sebuah catatan sejarah yang disusun secara kronologis, berdasarkan waktu dan zamannya.
"Saya yakin ada alasan untuk percaya bahwa banyak kolom geologi yang terbentuk dengan sangat cepat," tambahnya.
Kolom geologi adalah catatan geologis dari masa lalu. Dan Bergsma mengatakan itu juga merupakan bukti terjadinya banjir Nabi Nuh.
jelas John Bergsma.
Bergsma bahkan mengungkapkan temuan menarik di lapisan batuan Grand Canyon ini.
Dia menemukan lapisan-lapisan ini memperlihatkan makhluk-makhluk laut yang “membeku” seolah-olah mereka terkubur dalam longsoran lumpur yang tiba-tiba.
“Kami memiliki fosil seekor ikan yang sedang memakan ikan lain, dan seekor ikan yang sedang melahirkan, dan terdapat banyak sekali bukti terjadinya fosilisasi yang terbentuk seketika dalam kolom geologi," jelasnya.
Bergsma mengatakan, data yang ditemukan di Grand Canyon merupakan bukti adanya bencana banjir yang bersifat global.
Namun Bergsma menepis fakta bahwa beberapa hewan, misalnya kanguru, hanya ada di satu bagian dunia. Dia hanya mengatakan itu membutuhkan banyak penelitian lainnya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN