Gambar Ilustrasi/shutterstock.com
Dream - Hujan meteor merupakan salah satu fenomena alam langka yang dinantikan oleh banyak orang. Pada Agustus lalu, NASA mengumumkan bahwa puncak hujan meteor perseid diperkirakan akan terjadi pada 12 Agustus malam sampai 13 Agustus dini hari.
Namun, apakah fenomena langka yang menarik atensi pecinta astronomi ini berbahaya?
Menurut situs resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan meteor adalah fenomena yang terjadi ketika bebatuan meteor melintas menuju ke atmosfer bumi di antariksa.
Meteor disebabkan oleh orbit bumi yang beririsan dengan orbit benda antariksa lainnya seperti komet ataupun asteroid. Pada saat bumi melewati orbit benda langit, maka akan menghasilkan batuan yang jatuh ke atmosfer bumi.
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin, menjelaskan bahwa hujan meteor tidak memiliki dampak negatif bagi masyarakat dan tidak mengakibatkan lapisan ozon menipis.
Dengan kata lain, fenomena yang biasa disebut bintang jatuh ini tidak berbahaya. Sebab, beberapa meteor akan habis terbakar oleh atmosfer bumi.
Sehingga masyarakat dapat melihat fenomena indah ini tanpa khawatir dan cemas, karena hujan meteor cenderung aman dan tidak berbahaya.
Andi menerangkan, Agar dapat mengamati hujan meteor atau fenomena antariksa lainnya secara efektif, diperlukan cuaca yang cerah dan mendukung serta bebas dari tutupan awan.
Selain itu, fenomena ini bisa dilihat saat langit bebas dari polusi cahaya atau gangguan cahaya buatan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia. Medan pandang bebas dari penghalang.
“ Apabila ingin mengabadikan hujan meteor dibutuhkan kamera all sky yang diletakkan di arah zenith (arah atas) sehingga kamera akan merekam sampai malam selesai, baru bisa melihat meteor melintas," ungkap Andi.

Meski begitu, ia menyampaikan bahwa ada meteor yang dianggap berpotensi berbahaya, yaitu meteor yang memiliki ukuran lebih dari 140 meter dengan jarak perpotongan orbit minimal sekitar 5 juta kilometer.
“ Hal ini perlu diwaspadai karena jika melintas dekat bumi dengan jarak kurang dari batas roche atau batas ketika benda langit berinteraksi dengan gravitasi bumi,” katanya.
Ia menerangkan, jika jaraknya sama dengan batas roche, benda langit bisa hancur berkeping-keping dan membentuk cincin di bumi. Namun, jika jaraknya kurang dari batas roche, maka akan memungkinkan jatuh ke bumi.
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
