Ilustrasi
Dream - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan rumus penetapan zonasi Covid-19 akan diubah. Ke depan, penetapan tidak lagi didasarkan pada jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 namun tingkat kasus positif (positivity rate).
" Kita enggak akan melihat lagi merah, kuning, hijaunya berdasarkan kasus konfirmasi tapi berbasiskan positivity rate," ujar Budi.
Budi menjelaskan perubahan ini dilakukan akibat daerah tidak menjalankan testing yang semestinya. Banyak daerah sengaja sedikit melakukan testing agar kasus Covid-19 terlihat rendah.
" Seakan-akan semua daerah berebutan agar nilainya kelihatan baik dengan cara tidak membuka semua testing yang ada di sana atau tidak melakukan testing sebesar yang seharusnya," kata dia.
Selanjutnya, Budi mengatakan testing di Indonesia sudah melampaui standar yang ditetapkan WHO yaitu 1 per 1.000 penduduk per minggu. Tetapi, standar ini berlaku untuk tingkat kasus positifnya sebesar 5 persen atau kurang.
" Beberapa provinsi yang sudah mencapai angka tersebut selalu menyampaikan ke saya, kan kita sudah lewat. Cuma saya sampaikan bahwa angka 1 per 1.000 per minggu itu adalah untuk positivity rate di bawah 5 persen," terang Budi.
Jika positivity rate di atas 5 persen atau lebih, Budi menyatakan laju penularan Covid-19 di suatu daerah sangat tinggi. Dengan begitu, tes harus lebih banyak agar tidak ada orang yang tidak teridentifikasi.
" Testing dan tracing ini kita lemah sekali, sehingga ini yang harus diperbaiki secara fundamental supaya kita bisa lebih cepat mengidentifikasi yang terkena dan mencegah penularan," ucap Budi.
Lebih lanjut, selama penerapan PPKM Darurat, Budi menyatakan target testing ditingkatkan menjadi 400 ribu per hari. Testing akan dijalankan secara lebih agresif.
" Kita sudah membuat kebijakan di PPKM Darurat bahwa testing kita akan dinaikkan secara agresif dari sekitar 100 ribu per hari sekarang menjadi 400 ribuan per hari dengan kondisi seperti ini," kata Budi, dikutip dari Merdeka.com.
Dream - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan kondisi Covid-19 saat ini sudah parah dibandingkan tahun lalu. Kasus penularan bahkan sudah terjadi pada orang-orang terdekat.
" Kalau kita simak, mungkin tahun lalu orang yang kena Covid-19 di luar lingkaran kita kebanyakan, sekarang sudah banyak di lingkaran kita," ujar Luhut di kanal Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Kasus Covid-19, kata Luhut, diperkirakan akan terus naik dalam 10 hingga 12 hari ke depan. Pada Senin kemarin, jumlah kasus harian sudah lebih dari 29 ribu dan kasus sembuh lebih dari 13 ribu.
" Walaupun tingkat kesembuhan lebih dari 13 ribu tetapi peningkatan masih tetap tinggi," kata dia.
Luhut sempat memantau pergerakan orang lewat Google Maps. Dia menyayangkan masih tingginya angka mobilitas masyarakat dalam tiga hari pelaksanaan PPKM Darurat.
" Kalau terus terjadi, saya kita akan mempersulit kita semua dan akan menyumbang orang cedera atau kena Covid-19 karena ketidakdisiplinan," kata dia.
Dia pun mengingatkan setiap orang bisa terkena Covid-19. Tidak hanya orang jauh, namun juga keluarga terdekat baik saudara, anak, istri, maupun diri sendiri.
" Saya minta kepada masyarakat untuk taat pada aturan yang sudah dikeluarkan. Anda menaati itu menyelamatkan diri Anda dan juga menyelamatkan orang di sekeliling saudara," kata dia.
Dream - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mendapatkan laporan penularan Covid-19 yang terjadi di DKI Jakarta saat ini didominasi varian Delta (B16172). Tidak main-main, dia mengatakan angkanya sudah mencapai 90 persen.
Baca Juga: Fakta-fakta Penting Terkait Mutasi Covid-19 Varian Delta
" Tadi dari data yang kami dapat bahwa 90 persen di Jakarta itu sudah varian Delta," ujar Luhut yang juga menjadi Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali dalam rapat evaluasi PPKM Darurat secara daring, disiarkan kanal Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Luhut menyatakan kondisi ini sudah sangat serius. Dia meminta semua pihak bekerja sama dalam menangani gelombang kedua Covid-19 yang memukul Indonesia saat ini, khususnya di DKI Jakarta dan Pulau Jawa-Bali.
Baca Juga: Varian Delta Menyebar di Indonesia, Kenali Gejalanya
" Saya ingin tidak boleh ada yang main-main mengenai ini. Kita harus kompak mengenai ini," kata Luhut.
Dia mengingatkan agar tidak ada lagi berita yang saling menyudutkan antar-instansi. Luhut kembali menekankan kondisi saat ini sudah menjadi masalah dunia, bukan lagi hanya Indonesia.
" Jadi kalau kita bermain-main, saya katakan tadi, pasti bisa kena siapa saja di sekeliling Anda," kata Luhut.
Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 5 Juli 2021 menunjukkan kasus Covid-19 harian meninggi sebanyak 29.745 dalam sehari. Akumulasi kasus positif menjadi 2.313.829 kasus.
Pasien sembuh bertambah 14.416 kasus sehingga total menjadi 1.942.690 kasus. Sementara kasus kematian bertambah 558 kasus, dengan akumulasi menjadi 61.140 kasus.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah