Salahuddin Wahid Atau Gus Solah Memberi Keterangan Pers Ketika Tim Jelajah Kebangsaan Berkunjung Ke Pesantren Tebuireng Dan Ziarah Makam Gus Dur Di Jombang, Jawa Timur, Rabu (20/2). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Dream - Salahuddin Wahid atau Gus Sholah kini sudah tutup usia. Namun, perjalanan dan kisah hidupnya banyak dikagumi.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi mengenang kisah mengenai keinginan Gus Solah. Keinginan itu disampaikan oleh Billy Wahid, salah satu putra Gus Sholah melalui pesan WhatsApp (WA).
" Pesan terakhir beliau kepada saya disampaikan oleh putra beliau Gus Billy Wahid melalui pesan WA pada tanggal 30 Januari 2020, terkait dengan rencana pemutaran film Jejak Langkah 2 Ulama KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy'ari," ujar Zainut dalam keterangan tertulisnya, Senin, 3 Februari 2020.
Namun, tak lama setelah mendapat pesan itu, kondisi Gus Sholah semakin memburuk pasca menjalani operasi jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat.
" Belum sempat saya sowan beliau ternyata Allah Yang Maha Pengasih berkehendak lain," ucap dia.
Dalam ingatannya, Gus Sholah merupakan sosok kiyai besar yang dapat mengayomi semua orang. Tanpa membedakan ras, etnik, suku dan agamanya.
" Beliau adalah tokoh NU yang berpikiran terbuka, demokratis, dan jernih dalam melihat masalah," kata dia.
Gus Sholah, kenang Zainut, selalu memberikan solusi kebangsaan dengan tidak memikirkan satu golongan saja. Tak segan, adik Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sering mengkritik kepada tokoh bangsa apabila dianggap salah.
Namun, cucu pendiri NU ini juga tak segan memberi pujian apabila ada orang yang dianggapnya melakukan kebenaran.
" Beliau menjadi jembatan yang mengbubungkan semua golongan. Jembatan yang menghubungkan tokoh-tokoh agama, pemerintah dan masyarakat," kata dia.
Tokoh yang selalu memberikan pernyataan yang teduh, damai itu kini sudah berpulang ke pangkuan Ilahi. Semoga, seluruh amal ibadahnya diterima Allah SWT.
" Selamat jalan Gus Sholah, guru bangsa yang mulia, pintu-pintu langit terbuka lebar dan para malaikat menyambutmu dengan hamparan surga. Amin," ujar Zainut.
Dream - Kisah hidup pendiri Nahdlatul Ulama, KH Hasyim As'ari, dan pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, diangkat dalam satu layar. Dua ulama besar ini memang punya rekam jejak cemerlang dalam perjalanan sejarah Indonesia.
" Film ini berisi perjuangan kedua ulama dalam menyebarkan agama Islam, dalam mendirkan lembaga pendidikan, kemudian dalam mendirikan organisasi Muhammadiyah dan NU. Intinya itu," ujar Pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid, dikutip dari NU Online, Selasa 30 Juli 2019.
Film ini digarap atas kerja sama Pondok Pesantren Tebuireng dengan Lembaga Seni, Budaya, dan Olahraga, Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Film ini nantinya dirilis dengan judul Jejak Langkah 2 Ulama. Saat ini, kedua belah pihak masih mencari lokasi syuting yang cocok.
Gus Sholah menambahkan, proses casting pemain juga sedang berjalan. Proses syuting akan berlangsung bulan depan. " Insyaallah minggu ke tiga Agustus mulai syuting," kata Gus Sholah.
Adik Presiden ke empat, Abdurrahman Wahid, ini mengatakan, dua dzurriyah (keturunan) KH Hasyim Asy'ari ikut berperan dalam film ini. Mereka akan memerankan KH Hasyim dan Kiai Soleh Darat Semarang, guru Kiai Hasyim dan Kiai Dahlan.
" Yang menjadi pemain sebagai Mbah Hasyim itu namanya Riza, putranya Pak Yusuf Hasyim, yang satu lagi namanya Fahmi Amrullah cucunya Mbah Hasyim juga yang memerankan Kiai Soleh Darat," kata ulama yang juga cucu Kiai Hasyim ini.
Nantinya, film ini akan diputar di seluruh lembaga pendidikan dan pesantren, juga dalam keorganisasian NU serta Muhammadiyah hingga tingkat bawah. Film ini tidak akan diputar di bioskop.
Ada pertimbangan tersendiri mengapa film ini tidak tayang di bioskop. Menurut Gus Sholah, pemutaran di bioskop butuh biaya besar dan tidak bisa menyentuh masyarakat hingga kelas bawah sehingga pesan yang terkandung tidak tersampaikan.
" Karena bioskop mahal biayanya. Bioskop kan hanya di kota-kota besar, di kota-kota kecil enggak ada. (Jadi film) Itu hanya bisa dijangkau melalui jangkauan Muhammadiyah dan pesantren. Kita ingin menyampaikan informasi ini kepada masyarakat sampai ke bawah," ucap Gus Sholah.
Dia berharap, tim dapat menghasilkan film yang baik. Film yang menggambarkan perjuangan dua tokoh ini dengan baik dan tepat, sehingga bisa menjadi bahan pelajaran bagi banyak orang.
" Kita (masyarakat) bisa belajar banyak dari tokoh-tokoh itu dalam menyebarkan agama, dalam menggerakan masyarakat di dalam berdakwah. Itu menjadi sesuatu yang perlu disampaikan kepada masyarakat. Islam Indonesia ya Muhammadiyah dan NU ditambah ormas-ormas yang lain," kata dia.
Dream - KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah meninggal dunia pada Minggu malam, 2 Februari 2020 pukul 20.59 WIB di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat. Keluarga memutuskan membawa jenazah Gus Sholah dibawa ke rumah duka di Jalan Bangka Raya, Mampang, Jakarta Selatan.
Irfan Asy'ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid, putra dari Gus Sholah, mengungkap kalau pihak keluarga berencana akan memakamkan sang kyai tepat di samping makam KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
" Rencana dimakamkan di Tebuireng jam 4 sore," ujar putra almarhum, Irfan Asy'ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid.
Ipang menjelaskan, jenazah ayahnya akan diterbangkan pagi hari ini, 3 Februari 2020 di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Ipang mengaku, berbagai prosedur keberangkatan sudah dilakukan.
" Jam 9 pagi akan di berangkatkan ke Halim," ucap dia.
Gus Sholah merupakan putra ketiga dari Wahid Hasyim, mantan Menteri Agama pertama Indonesia. Selain itu, Gus Sholah juga merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Syekh Hasyim Asy'ari.
Gus Sholah di akhir hayatnya dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng dan juga aktivis hak asasi manusia (HAM).
Dream - Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah meninggal dunia di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Minggu 2 Februari 2020.
Kabar itu disampaikan putra Gus Sholah, Irfan As'ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid dalam akun twitternya @ipangwahid.
" Gus Sholah baru saja wafat, pada pukul 20:55. Mohon dimaafkan seluruh kesalahan. Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu," tulis Ipang Wahid.
Gus Sholah wafat diusia ke-77 tahun. Sebelumnya Gus Solah pada 2018 sempat dirawat di RSUD Jombang, Jawa Timur karena penyakit lambung.
Ia kemudian dirujuk ke RSCM Jakarta. Pada awal tahun ini, Gus Sholah dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta.
Rencananya, Gus Sholah akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Semoga Almarhum Khusnul Khotimah, Amin.
Beberapa hari lalu tepatnya pada 13 Januari, seperti dikutip dari Liputan6, Gus Sholah mengeluh detak jantung yang tidak beraturan. Akhirnya beliau dilarikan ke ke rumah sakit.
" Dokter menyarankan tindakan ablasi. Ablasi itu semacam kateter yang dimasukkan ke melalui kaki ke arah jantung," ungkap Ipang.