Gus Sholah Atau KH Shalahuddin Wahid (Foto: Johan Tallo/Liputan6)
Dream - KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah telah meninggalkan kita semua. Adik KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu dimakamkan di kompleks pemakaman Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada Senin, 3 Februari 2020 sore.
Sejumlah tokoh melepaskan kepergiannya. Tak terkecuali Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dalam prosesi pemakaman, Khofifah menceritakan pernah diberi pesan khusus oleh Gus Sholah.
Pesan yang diamanatkan tersebut adalah pendidikan, kesehatan dan perbankan.
" Gus Sholah ingin pendidikannya berkembang, rumah sakit yang sedang dibangun sebagai rumah sakit yang modern dan bercita-cita akan bisa dilanjutkan bank syariah dari Ponpes Tebuireng," ujar Khofifah dikutip dari Merdeka.com, Selasa 4 Februari 2020.
Menurutnya, cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini dikenal sebagai sosok yang dicintai oleh semua kalangan. Almarhum juga tak sungkan bergaul dengan siapa saja, mulai dari kalangan bawah hingga atas.
Dengan bercucur air mata, mantan Menteri Sosial Kabinet Kerja ini mendoakan semoga seluruh amal ibadah Gus Sholah diterima Allah SWT.
" Kita lepas bapak bangsa ini, semoga kita semua dapat mengikuti jejak-jejak beliau," kata dia.
(Sumber: Merdeka.com/ Erwin Yohanes)
Dream - Innalillahi wainnailaihi raaji'un. Indonesia berduka karena kehilang salah satu tokoh bangsa, Salahuddin Wahid.
Pria yang karib disapa Gus Sholah itu wafat dalam usia 77 tahun pada Minggu 2 Februari 2020. Sehari sebelumnya, dia menjalani bedah jantung di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita.
Gus Sholah terlahir di Jombang, Jawa Timur, 11 September 1942. Dia merupakan putra mantan Menteri Agama, Wahid Hasyim. Adik kandung presiden ke empat Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari.
Lahir di lingkungan pesantren membentuk Gus Sholah sebagai sosok yang sederhana. Status sebagai keturunan pendiri NU tak lantas membuat Gus Sholah hidup mewah seperti ningrat. Gus Sholah merupakan sosok yang bersahaja.
" Gus Sholah pribadi yang sangat sederhana. Enggak glamor, enggak mewah, sangat sederhana," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siradj, seikutip dari nu.or.id, Senin 3 Februari 2020.
Menurut Laduni.id, Gus Sholah mulai hidup di Pesantren Tebu Ireng pada awal 1947. Kala itu, sang ayah menjadi pengasuh pesantren, menyusul wafatnya Kh Hasyim Asy'ari.
Pada awal tahun 1950, dia pindah ke Jakarta, mengikuti sang ayah yang diangkat menjadi menteri agama. Sejak itulah masa sekolahnya dilewatkan di ibu kota. Dia mencecap pendidikan dasar di SD KRIS (Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi). Kemudian pindah ke SD Perwari saat duduk di bangku kelas IV.
Lepas SD, Gus Sholah bersekolah di SMP Negeri 1 Cikini. Dia mengambil jurusan ilmu pasti. Dia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Jakarta. Di sekolah yang dikenal dengan SMA Budut itu, Gus Sholah mulai mengenal organisasi. Dia sangat aktif dalam kepanduan Ansor dan OSIS.
Sebagai keluarga kiai, Gus Sholah tak lupa mengaji. Ilmu-ilmu agama dia cecap langsung dari sang ayah. Saban hari wajib mengaji. Selain Alquran, Gus Sholah juga belajar fikih, nahwu, sorof, dan tarikh.
Pada 1962, Gus Sholah meneruskan pendidikan formalnya ke Institut Teknologi Bandung. Dia memilih jurusan arsitektur. Saat kuliah itu pula dia terus mengembangkan bakat berorganisasinya.
Enam tahun berselang, Gus Sholah menikahi Farida, putri mantan Menteri Agama, KH, Syaifuddin Zuhri. Pasangan ini dikaruniai tiga anak, yaitu Irfan Asy’ari Sudirman (Ipang Wahid), Iqbal Billy, dan Arina Saraswati. Setelah pernikahan itu, dia kembali menyelesaikan kuliahnya yang sempat lama terbengkalai, hingga lulus pada 1979.
Bapak tiga anak ini merupakan sosok komplit. Dia merupakan aktivis, ulama, politisi, sekaligus tokoh hak asasi manusia.
Gus Solah bergabung dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), berbeda dengan Gus Dur yang dikenal kerap mengkritik lembaga tersebut. Gus Sholah bahkan terpilih menjadi Anggota Dewan Penasihat ICMI periode 1995 hingga 2005.
Pada tahun 2000, Gus Sholah bahkan menjadi Ketua MPP ICMI. Dari organisasi itulah Gus Sholah semakin dekat dengan dunia politik.
Kiprah Gus Sholah di dunia politik sejatinya sudah intens sejak reformasi 1998. Pada mulanya, dia bergabung dengan Partai Kebangkitan Umat (PKU). Di partai yang didirikan Kiai Yusuf Hasyim itu, dia menjadi Dewan Pimpinan Pusat serta Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu. Namun dia mundur pada 1999.
Gus Sholah juga terlibat aktif dalam organisasi NU. Pada 1999 pula dia maju sebagai salah satu kandidat Ketua Umum PBNU dalam muktamar NU ke-30 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Dia terpilih sebagai salah satu ketua PBNU periode 1999-2004. Pada muktamar NU tahun 2004 di Solo, Gus Solah menolak saat kembali dicalonkan menjadi ketua PBNU.
Pada 2001, Gus Sholah mendaftar sebagai anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manuasia (Komnas HAM). Dia menjabat sejak 2002 hingga 2007 sebagai Wakil Ketua II Komnas HAM.
Di Komnas HAM, Gus Sholah sempat memimpin Tim Gabungan Pencari Fakta untuk menyelidiki kasus Kerusuhan Mei 1998. Dia juga menjadi Ketua Tim Penyelidik Adhoc Pelanggaran HAM Berat kasus Mei 1998, dan Ketua Tim Penyelidikan Kasus Pulau Buru.
Gus Sholah juga terjun di dunia politik. pada 2004, dia dipinang oleh Partai Golkar untuk maju dalam Pemilihan Presiden. Gus Sholah didapuk sebagai calon wakil presiden mendampingi Wiranto. Saat itu pula Gus Sholah mengundurkan diri dari Komnas HAM dan PBNU.
Pada 2006, Gus Sholah kembali ke Tebuireng. Dia membangun fisik dan sistem pendidikan di pesantren leluhurnya itu. Gus Sholah menjadi nahkoda Pesantren Tebuireng sampai akhir hayatnya.
Menurut KH Said Aqil Siradj, kemajuan Pesantren Tebuireng Jombang tidak bisa dilepaskan dari Gus Sholah. Dalam hidupnya, Gus Sholah memiliki perhatian mengembangkan pesantren yang didirikan oleh Kakeknya tersebut.
" Semua perjuangannya, pemikirannya, upayanya untuk Pesantren Tebuireng, bukan untuk pribadinya," ucap KH Said Aqil Siradj.
Selamat jalan Gus Sholah. Semoga khusnul khotimah.
Dream - Salahuddin Wahid atau Gus Sholah kini sudah tutup usia. Namun, perjalanan dan kisah hidupnya banyak dikagumi.
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi mengenang kisah mengenai keinginan Gus Solah. Keinginan itu disampaikan oleh Billy Wahid, salah satu putra Gus Sholah melalui pesan WhatsApp (WA).
" Pesan terakhir beliau kepada saya disampaikan oleh putra beliau Gus Billy Wahid melalui pesan WA pada tanggal 30 Januari 2020, terkait dengan rencana pemutaran film Jejak Langkah 2 Ulama KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy'ari," ujar Zainut dalam keterangan tertulisnya, Senin, 3 Februari 2020.
Namun, tak lama setelah mendapat pesan itu, kondisi Gus Sholah semakin memburuk pasca menjalani operasi jantung di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta Barat.
" Belum sempat saya sowan beliau ternyata Allah Yang Maha Pengasih berkehendak lain," ucap dia.
Dalam ingatannya, Gus Sholah merupakan sosok kiyai besar yang dapat mengayomi semua orang. Tanpa membedakan ras, etnik, suku dan agamanya.
" Beliau adalah tokoh NU yang berpikiran terbuka, demokratis, dan jernih dalam melihat masalah," kata dia.
Gus Sholah, kenang Zainut, selalu memberikan solusi kebangsaan dengan tidak memikirkan satu golongan saja. Tak segan, adik Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sering mengkritik kepada tokoh bangsa apabila dianggap salah.
Namun, cucu pendiri NU ini juga tak segan memberi pujian apabila ada orang yang dianggapnya melakukan kebenaran.
" Beliau menjadi jembatan yang mengbubungkan semua golongan. Jembatan yang menghubungkan tokoh-tokoh agama, pemerintah dan masyarakat," kata dia.
Tokoh yang selalu memberikan pernyataan yang teduh, damai itu kini sudah berpulang ke pangkuan Ilahi. Semoga, seluruh amal ibadahnya diterima Allah SWT.
" Selamat jalan Gus Sholah, guru bangsa yang mulia, pintu-pintu langit terbuka lebar dan para malaikat menyambutmu dengan hamparan surga. Amin," ujar Zainut.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN