Puluhan Warga Boyolali Positif Covid-19 Setelah Berwisata ke Yogyakarta

Reporter : Cynthia Amanda Male
Minggu, 25 April 2021 18:16
Puluhan Warga Boyolali Positif Covid-19 Setelah Berwisata ke Yogyakarta
Sebanyak 36 dari 48 orang yang ikut berwisata terpapar virus tersebut.

Dream - Walaupun sudah banyak yang divaksin Covid-19, namun semua orang harus tetap siaga terhadap penularannya. Menurunnya jumlah kasus belum juga berhasil mengatasi adanya cluster Covid-19 baru.

Termasuk cluster yang baru saja terbentuk di Boyolali, Jawa Tengah. Sebanyak 36 warga terpapar virus Covid-19 setelah berwisata ke Yogyakarta.

" Sebanyak 36 warga dua RT di Desa Candi, Kecamatan Ampel itu terkonfirmasi positif COVID-19 usai mengikuti wisata ke Yogyakarta," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina, di Boyolali, Kamis lalu dilansir dari Liputan6.com.

Sebelumnya, sejumlah 48 orang berwisata ke Yogyakarta menggunakan bus. Setelah dites usap, ternyata 36 orang dinyatakan positif Covid-19.

Dari semua orang yang dinyatakan positif, tiga di antaranya bergejala dan dirawat di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19. Sementara sisanya melakukan isolasi mandiri.

" Kasus ini, menjadi klaster baru penyebaran COVID-19 di Boyolali," kata Ratri.

1 dari 8 halaman

Sebanyak 32 WN India Dideportasi, Imbas Corona?

Dream - Kasus Covid-19 di India saat ini dalam fase yang sangat mengkhawatirkan dan termasuk gelombang dua atau second wave. Kondisinya lebih para dan membuat fasilitas kesehatan di negara tersebut kolaps.

Kabarnya, penularan Covid-19 lebih agresif dan massif lantaran virus di India sudah bermutasi. Sementara, beberapa waktu lalu sejumlah warganegara India masuk ke Indonesia dan dikhawatirkan membawa virus tersebut.

Akun Instagram @humaspolrestabandarasoetta baru saja mengunggah foto proses deportasi warganegara India yang masuk ke Indonesia. Sebanyak 32 orang tersebut akan dikembalikan ke negaranya.

Unggahan Polsek Bandara Soetta© © Instagram Polsek Bandara Soetta

" Satuan RESKRIM Polresta Bandara Soekarno Hatta Memonitoring Keberangkatan WARGA NEGARA ASING ASAL INDIA Yang Akan DIDEPORTASI KE NEGARA ASALNYA Sebanyak 32 Orang Dengan Menggunakqn Pesawat EMIRATES ( EK.359 ) Melalui Terminal 3 Bandara Soetta,"  tulis akun tersebut.

Tak ada keterangan lebih detail soal penyebab deportasi tersebut. Saat ini memang pihak imigrasi Indonesia lebih ketat dalam menerima kedatangan orang dari India, terkait kasus Covid-19 di negara tersebut yang sedang memuncak.

2 dari 8 halaman

Lonjakan Kasus Covid-19 di India Mengkhawatirkan

Dream – Pemerintah mewaspadai lonjakan kasus COVID-19 di India. Pemerintah menilai lonjakan kasus di sana mengkhawatirkan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan di sana sudah ada 15 juta kasus positif COVID-19 di India serta angka kematian dan kasus baru sebanyak 300 ribu lebih.

“ Lonjakan kasus ini mengkhawatirkan,” kata Airlangga dalam “ Media Gathering Perkembangan Perekonomian Terkini serta Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN)”, Jumat 23 April 2021.

Apalagi, kata dia, mutasi virus COVID-19 pun bermunculan, terutama yang menjadi perhatian World Health Organization (WHO). Ada tiga mutasi yang berada diawasi WHO, yaitu B.177 di Inggris, B1351 di Afrika Selatan, dan P1 di Brasil.

3 dari 8 halaman

Karena Dua Faktor

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, menambahkan. Ada dua faktor yang membuat kasus COVID-19 meledak di India.

Pertama, ada mutasi-mutasi virus di sana. Kemudian, yang kedua adalah penurunan drastis kasus COVID-19 dan berujung kepada pelonggaran protokol kesehatan.

“ Protokol kesehatan dilonggarkan cepat. Festival agama besar-besar diizinkan,” kata dia.

Budi Gunadi mengatakan bahwa penularan pun menjadi sangat tinggi. “ Ini pelajaran bagi kita semua agar hati-hati,” kata dia.

 

4 dari 8 halaman

B117, Momok Virus yang Bikin WNI dari India Wajib Tes Genome Sequencing

Dream - Virus corona B117 menjadi salah satu variant of concern atau mutasi yang penyebarannya cukup cepat di dunia. Melalui tes Whole Genome Sequencing pada Januari 2021, mutasi jenis ini diketahui telah masuk ke Indonesia.

Hal tersebut memicu terjadinya perubahan varian virus yang dominan di Indonesia, di mana B117 termasuk dalam variant of concern dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Varian ini digolongkan sebagai jenis virus yang berbahaya.

" Ini yang menyebabkan penularan di Eropa dan India naik, oleh karena itu kita harus selalu hati-hati, kita harus mempercepat program vaksinasi, menjalankan protokol kesehatan, untuk memastikan bahwa pada saat nanti variant of concern B117 ini makin besar porsinya, kita siap," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.

Budi menjelaskan variant of concern dari B117 juga menandakan masih banyaknya orang yang masuk ke Indonesia dari luar negeri. Terlebih pulangnya pekerja migran Indonesia dari Arab Saudi pada dua bulan terakhir, dengan jumlah sekitar 9.913 WNI.

" Tugas kami di karantina adalah memastikan kalau yang WNA kemudian tidak bisa masuk karena visanya tidak diterbitkan, WNI tetap boleh masuk. Cuma kalau bapak atau ibu pernah mengunjungi India dalam 14 hari terakhir, bapak ibu juga harus dikarantina 14 hari," kata Budi.

5 dari 8 halaman

Penghentian Penerbangan dari India

Selain karantina, bagi WNI yang kembali ke Indonesia dengan riwayat pernah mengunjungi wilayah India dalam waktu 14 terakhir juga harus melakukan tes PCR sebanyak dua kali. Masing-masing pada awal dan akhir karantina.

" Kemudian bapak ibu juga akan kita sample genome sequencing-nya untuk melihat virus yang bapak itu kena apa, supaya kita bisa tahu," terang Budi.

Titik kedatangan Internasional untuk jalur udara terdapat di Bandara Soekarno Hatta, Bandara Juanda, Bandara Kuala Namu dan Bandara Sam Ratulangi. Untuk jalur laut bisa melalui Pelabuhan Batam, Pelabuhan Tanjung Pinang dan Pelabuhan Dumai.

Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi juga menyatakan segera membatasi penerbangan dari India. Penerbangan kargo masih diperbolehkan namun tidak dengan penerbangan reguler.

" Kargo dimungkinkan, itu juga kita akan lakukan secara selektif, kita tahu kita juga membutuhkan pergerakan kargo dari India ke Indonesia diantaranya vaksin, saya pikir ini juga menjadi satu prioritas” ujar Budi pada kesempatan yang sama.

Reporter: Yuni Puspita Dewi

6 dari 8 halaman

Heboh 127 Warga India Masuk Indonesia Saat `Tsunami` Covid-19 di Negeri Asalnya

Dream - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendapati data sebanyak 127 warga India masuk ke Indonesia. Kedatangan warga dari negeri Bollywood itu cukup mencemaskan karena India tengah menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tinggi saat terjadi penambahan 300 ribu kasus dalam sehari.

Kasubdit Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Benget Saragih, mengatakan seluruh warga India tersebut masuk melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Mereka tiba di Indonesia menggunakan pesawat charter langsung dari India.

" (Total) penumpangnya sebanyak 132 orang, 127 itu adalah WNA India. Nah, 5 Warga Negara Indonesia. Semua (warga India) masuk ke Indonesa dengan ada KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas)," ujar Benget.

KITAS memungkinkan warga asing untuk masuk Indonesia di tengah pandemi Covid-19. Pemerintah sendiri masih membolehkan pemegang KITAS untuk melakukan mobilitas menuju Indonesia.

7 dari 8 halaman

Diawasi Secara Ketat

Benget memastikan seluruh warga India tersebut juga membawa hasil negatif RT-PCR valid dari negara asalnya. Meski demikian, 127 warga India ini tetap perlu diwaspadai.

Ini karena India mencatat lonjakan kasus sangat tinggi akibat pelonggaran aturan berkerumun serta munculnya varian baru B1617. Sementara Pemerintah tengah memberlakukan pembatasan mobilitas jelang larangan mudik Lebaran 2021.

" Ini menjadi perhatian kami, sehingga kami kemarin memberlakukan semua warga negara yang datang dari India mendapat pengawasan tanda gejala dan pengukuran suhu dengan ketat di bandara, termasuk mengisi kartu kewaspadaan kesehatan," kata dia.

Benget melanjutnya para warga India tersebut saat ini menjalani karantina di 23 hotel di Jakarta sesuai prosedur perjalanan luar negeri yang ditetapkan Pemerintah. Selain itu, mereka juga telah menjalani tes RT-PCR pada Kamis, 22 April 2021.

" Jika hasil tes PCR kedua negatif, mereka diperbolehkan melanjutkan perjalanan," kata Benget.

Sumber: Liputan6.com

8 dari 8 halaman

Beri Komentar