Buaya (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Seorang pria asal Balabac, Palawan, Filipina, Tejada Abulhasan, rela menantang bahaya demi menyelamatkan anaknya. Dia terlibat duel maut dengan seekor buaya raksasa.
Dikutip dari Tempo.com.ph, Rabu 30 Januari 2019, peristiwa ini bermula ketika anak Tejada, Diego Abulhasan (12), bersama adiknya sedang mandi dan bermain air di sungai. Namun tiba-tiba muncul seekor buaya dan menggigit Diego dan menarik bocah itu ke dalam air.
Diego sempat menjerit dan didengat Tejada. Seketika, Tejada langsung lari dan menceburkan diri ke sungai sembari membawa papan sebagai senjata untuk menyelamatkan Diego.
Tejada sempat memukul buaya tersebut beberapa kali agar melepaskan Diego. Usahanya gagal, reptil itu tidak merespon.
Dalam kondisi terdesak, Tejada kembali menyerang buaya dari jarak lebih dekat. Tejada sampai menggigit kaki buaya tersebut beberapa kali.
Rupanya, buaya itu merasa terdesak. Hewan itu lalu melepas gigitannya dan masuk ke bagian sungai yang lebih dalam untuk menyelamatkan diri.
Tejada segera menyelamatkan Diego. Bocah itu segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Juru bicara Kepolisian Nasional Filipina Kawasan 4-B, Supt. Socrates Faltado, mengatakan, Tejada tampaknya menggunakan senjata seadanya untuk menyelamatkan Diego.
" Karena keberanian dari ayahnya, korban (Diego) tidak tenggelam dan hanya menderita beberapa luka akibat gigitan buaya," kata Faltado.
Diego harus menginap di rumah sakit selama dua hari. Dia menjalani perawatan hingga lukanya dinyatakan sembuh.
Dream - Kematian wanita cantik, Deasy Tuwo, yang diduga akibat terkaman buaya hingga kini masih menyorot perhatian. Polisi terus menyelidiki kasus tersebut.
Sementara buaya bernama Merry yang diduga menerkam Deasy, mati saat dititipkan di Pusat Penyelamatan Satwa Tasik Oki pada Minggu, 20 Januari 2019. Tim dokter PPS Tasik Oki kemudian membedah perut Merry untuk mengetahui penyebab kematian buaya itu.
Mereka dibuat terkejut begitu melihat isi perut Merry. Ada organ manusia dalam perut buaya itu, diduga merupakan bagian tubuh milik Deasy.
Ketua Tim Dokter PPS Tasik Oki, drh. Dwielma Nubatonis, mengatakan proses nekropsi atau pemeriksaan kematian dimulai pada Rabu, 23 Januari 2019 pukul 13.00 WITA. Nekropsi berlangsung selama 2 jam dan dinyatakan selesai sekitar pukul 16.00 WITA.
" Dari hasil penelitian lewat mekanisme pembedahan, kami mendapati ada organ tubuh manusia mulai dari lengan hingga jari-jari yang masih bertautan dengan pakaian milik korban," ujar Dwielma, dikutip dari Fajaronline.co.id, Kamis 24 Januari 2019.
Dwielma mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, buaya Merry diduga mati pada Minggu dini hari. Penyebab kematian yaitu kondisi drop atau menurut akibat heatstrock.
Gejala tersebut diduga disebabkan faktor awal rescue yang dijalankan terhadap buaya dengan bobot 800 kilogram tersebut. Hal ini membuat kondisi Merry semakin parah ketika tiba di kawasan konservasi.
" Artinya, kondisi hewan ini mengalami panas hebat akibat terpapar sinar matahari dalam rentang waktu lama," kata Dwielma.
Selain itu, kata Dwielma, ditemukan akumulasi gas sangat banyak di bagian lambung. " Kondisi buaya ini juga mengalami obesitas," ucap Dwielma.
Sumber: Fajaronline.com
Dream - Tewasnya Deasy Tuwo, 44 tahun, akibat dimakan buaya menimbulkan tanda tanya. Banyak kejanggalan muncul terkait kasus kematian ini.
Wanita cantik ini ditemukan tewas secara mengenaskan di kolam kandang buaya di Tomohon. Warga sempat mengira jenazah Deasy adalah boneka.
Sahabat Deasy, Merry Supit, menilai kematian itu tidak wajar. Sebab, menurut Merry buaya tersebut sudah jinak.
" Saya sendiri sering melihat cara korban memberi makan buaya itu," ujar Merry, dikutip dari Pojoksatu.id.
Deasy, kata dia, selalu berinteraksi dengan buaya tersebut sebelum memberi makan. Seolah antara Deasy dan buaya itu sudah saling kenal.
" Sebelum diberi makan justri korban sering berinteraksi dengan buaya, menepuk-nepuk punggung lantas mulut buaya terbuka. Di saat itulah korban melemparkan makanan," kata Merry.
Kapolres Tomohon, AKBP Raswin Bachtiar Sirait melalui Kapolsek Tombariri, Iptu Jantje Untu, memgatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan atas kasus ini. Sehingga, dia belum bisa memberikan jawaban terkait penyebab kematian Deasy.
" Ini kan masih dilidik, belum bisalah kita berasumsi yang lain-lain," kata dia.
Jantje membantah kematian Deasy termasuk tidak wajar. Apalagi jika ditautkan dengan kabar yang menyebut properti seperti sandal ditemukan jauh dari lokasi kematian Deasy.
" Siapa yang bilang sandal korban ditemukan beda tempat? Cerita karangan itu," kata Jantje.
Dia juga menjelaskan terdapat sejumlah fakta baru dalam kasus ini namun tidak bisa diungkapkan ke publik. Alasannya, Jantje menyebut dapat berpengaruh pada penyidikan.
" Intinya kita terus bekerja, mencari bukti-bukti dan fakta baru, saat ini berkas penyidikan sudah kita limpahkan ke Satreskrim Polres Tomohon," kata dia.
Jantje berharap segera mendapatkan hal yang mendukung. " Guna menyimpulkan sebenar-benarnya kematian korban," ucap dia.
Sumber: Pojoksatu.id
Dream - Deasy Tuwo, 44 tahun, wanita ditemukan tewas di kolam berisi buaya di Ranowangko, Tombariri, Minahasa, Sulawesi Utara. Diduga, Deasy diterkam buaya peliharaan berukuran besar.
Dikutip dari Fajar Online, petugas kepolisian menemukan sejumlah petunjuk di lapangan. Namun demikian, terdapat sejumlah kejanggalan terkait peristiwa kematian Deasy.
Kejanggalan pertama, alas kaki yang biasa dipakai Deasy ditemukan jauh dari titik tewasnya korban. Mayat korban ditemukan di kolam kandang buaya.
Kejanggalan kedua, tiga saksi menyebut saat ditemukan, tubuh bagian atas korban tidak menggunakan pakaian. Padahal, sebagian tubuh korban masih dalam keadaan utuh.
Secara terpisah, Kapolsek Tombariri, Iptu Jantje Untu, mengatakan kepolisian berusaha memanggil pemilik tempat pemeliharaan buaya sekaligus bos Deasy, Mr. Ochiai. Tetapi, hingga saat ini belum membuahkan hasil.
Diketahui, wanita cantik itu bekerja di perusahaan pembibitan mutiara, CV Yosiki milik Ochiai yang merupakan Warga Negara Jepang.
Jantje mengatakan penyidikan masih difokuskan ke tiga objek yaitu pemilik perusahaan, pemilik hewan, dan pemilik lahan. Menurut dia, hal ini sesuai instruksi pimpinan.
" (Penyidikan) masih terus berproses, belum bisa kami simpulkan apakah benar-benar murni kecelakaan atau tidak, karena ada fakta-fakta baru di lapangan yang janggal," kata dia.
Sumber: Fajar Online.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati